Membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai di Guangzhou dengan selamat. Mereka berdua terlihat memisahkan diri dengan Shen Jia yang mampir ke salah satu rumah pedagang kantung dompet. Membuat gadis itu masuk, sedangkan Xuan Yi memutuskan untuk pergi.
Sebab, mereka berdua memang sudah memiliki perjanjian bahwa akan bertemu di salah satu penginapan yang sudah ditentukan. Xuan Yi melakukan hal tersebut semata-mata hanya untuk memastikan bahwa Shen Jia baik-baik saja ketika berpisah seperti ini.
“Hati-hati, Xuan Yi,” ucap Shen Jia tersenyum manis pada seorang pemuda yang mengangguk singkat.
Kemudian, pemuda tampan yang bernama Xuan Yi itu pun melenggang pergi dengan santai tanpa menunggangi kuda seperti tadi. Karena hewan yang sejak kemarin dipakai untuk bepergian terlihat sedikit lelah membuat Xuan Yi merasa kasihan dan memutuskan menggunakan kedua kakinya saja.
Xuan Yi menyusuri banyak rumah penduduk yang sedikit berbeda daripada Chang’an membuat pemuda itu menikmati keadaan ramai tanpa ada perkelahian. Mereka semua terlihat hidup berdampingan dengan segala kesederhanaannya.
“Tuan Muda, apa kau bisa membantuku membawakan semua barang ini?” celetuk salah satu gadis berpakaian lusuh yang sederhana. Ia terlihat kesusahan membawa banyak sekali barang di tangannya.
“Baik, aku akan membantumu,” balas Xuan Yi mengambil beberapa kotak di tangan gadis itu, lalu mengangkatnya dengan susah payah.
“Terima kasih, Tuan Muda. Aku ingin membawa semua barang ini ke Sungai Han untuk diberikan pada pemerintah yang ada di Chang’an,” ucap gadis itu memulai percakapan.
Xuan Yi mengernyit penasaran mendengar penuturan seorang gadis yang tidak diketahui asalnya. Akan tetapi, ia yakin bahwa gadis itu pasti seorang pengrajin atau pedagang yang biasa melakukan transaksi ke Chang’an.
“Apa yang kau buat, Nona?” tanya Xuan Yi membuat gadis itu langsung menggeleng keras.
“Jangan panggil aku dengan sebutan ‘Nona’, Tuan Muda. Namaku Tian Mi,” jawab gadis itu menolak sebuatan yang terlalu menghormatinya.
“Kenapa? Bukankah sebutan itu sudah lumrah di sini?” Xuan Yi tampak kebingungan melihat gadis yang bernama Tian Mi menolak sebutan umum tersebut.
“Tidak, Tuan Muda. Chang’an dan Guangzhou sangat berbeda. Karena di sini masih banyak yang namanya kelaparan tidak seperti di ibukota,” sanggah Tian Mi tersenyum miris.
“Maafkan aku. Padahal di Chang’an banyak sekali berita yang beredar tentang perekonomian Guangzhou terlihat sangat baik,” sesal Xuan Yi meringis pelan.
Sedangkan Tian Mi terlihat menggeleng sembari tertawa sinis. Entah kenapa emosinya mendadak bergemuruh ketika mengetahui bahwa Guangzhou memiliki ekonomi yang cukup baik. Padahal tidak sama sekali.
“Kau salah besar, Tuan Muda. Di sini untuk mencari makan saja kami harus menjual murah barang dagangan pada saudagar kaya yang bisa menjual berbagai jenis barang ke Chang’an,” balas Tian Mi menghela napas panjang.
“Apa ini yang seperti kau lakukan sekarang?” tanya Xuan Yi menoleh sesaat.
Sejujurnya, wajah Tian Mi sangatlah cantik. Mungkin kalau gadis itu membersihkan dirinya sedikit saja, hampir saja menyaingi kecantikan Shen Jia. Namun, Tian Mi hanyalah rakyat jelata yang terus-menerus ditinfdas oleh oknum nakal di pemerintahan.
“Iya, Tuan Muda. Aku sudah lama sekali mengirim banyak pakaian untuk di jual oleh para saudagar kaya ke Chang’an,” jawab Tian Mi tersenyum senang. Sebab, salah satu pakaiannya pasti akan dikenakan oleh Xuan Yi. Meskipun bukan pakaian yang berasal dari Keluarga Gu.
“Wah, kau sangat hebat, Tian Mi!” puji Xuan Yi tulus.
“Oh ya, aku belum mengetahui namamu, Tuan Muda,” sela Tian Mi teringat bahwa ia sama sekali belum berkenalan dengan seorang pemuda tampan di sampingnya.
Xuan Yi tersenyum tipis. “Panggil namaku Xuan Yi.”
“Apa nama marga keluargamu?” tanya Tian Mi penasaran.
“Keluarga Gu,” jawab Xuan Yi jujur.
Setelah itu, Tian Mi pun tersenyum senang. Mereka berdua tampak sesekali berbincang demi mencairkan suasana. Meskipun awalnya Tian Mi merasa tidak enak ketika meminta bantuan Xuan Yi sampai pemuda itu melupakan urusannya sendiri.
Akan tetapi, ketika ia mengetahui bahwa maksud kedatangan Xuan Yi ke sini hanya untuk mengantar seseorang membuat Tian Mi merasa senang sekaligus bahagia. Karena ini kali pertama dirinya menemukan orang dari Chang’an yang begitu baik.
Tak lama kemudian, mereka berdua pun sampai di sebuah jembatan kayu dengan sebuah kapal pengangkut dipenuhi oleh banyak orang. Membuat Tian Mi sedikit mempercepat langkah kakinya.
Sedangkan Xuan Yi terkejut melihat seseorang yang sangat ia kenali. Tentu saja hal tersebut membuat pemuda itu membalikkan tubuhnya dengan cepat. Sebelum lelaki yang tidak jauh dari dirinya itu tersadar.
Sontak hal tersebut membuat Tian Mi merasa penasaran, lalu membalikkan tubuh menatap Xuan Yi malah membelakangi dirinya.
“Xuan Yi, ayo cepatlah ke sini! Mengapa kau berbalik seperti itu?” seru Tian Mi cukup keras.
Untung saja sesosok pemuda yang berada di kapal pengangkut itu tidak menyadari mereka berdua membuat Xuan Yi menghela napas panjang, lalu menurunkan barang bawaannya sesaat.
Tian Mi hanya diam saja ketika melihat pemuda yang baru saja ia kenali mengenakan sebuah penutup di wajahnya. Setelah itu, kembali mengangkat kotak berisikan pakaian mewah hasil buatan dari keluarganya.
“Mengapa kau memakai penutup itu?” tanya Tian Mi kebingungan.
“Ada seseorang yang aku kenali di sana. Sebaiknya aku harus tetap memakai ini, dan kau jangan sampai bilang mengenaliku. Karena pemuda yang ada di sana pasti akan segera mengusirmu dan tidak pernah mau mengangkut barang bawaanmu ini,” jawab Xuan Yi setengah berbisik.
Sontak Tian Mi yang mendengar perkataan Xuan Yi pun bergidik ngeri. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya ketika semua barang bawaan ini tidak diterima. Sebab, keluarganya sudah tidak memiliki persediaan makan sehingga harus bertahan hidup dengan penjualan hasil pakaian selama beberapa waktu.
Kemudian, mereka berdua pun melanjutkan langkah kakinya menuju kapal pengangkut yang hampir penuh. Tentu saja salah satu dari awak kapal melihat mereka berdua dengan alis bertaut bingung.
“Apa yang kau bawa?” tanya salah satu awak kapal dengan menatap Xuan Yi penasaran.
“Aku ingin menjual beberapa pasang pakaian yang baru saja selesai,” jawab Tian Mi meletakkan kotak tersebut di hadapan awak kapal.
“Siapa dia?” tanya pemuda yang baru saja diperingatkan oleh Xuan Yi.
Sejenak gadis itu menatap Xuan Yi dengan pandangan yang sulit diartikan membuat pemuda itu diam-diam berdua pada dewa agar Tian Mi mau membantunya. Meskipun mereka berdua baru saja berkenalan tadi.