Kecurangan memang sudah biasa dalam kompetisi, tetapi tidak ada yang menduga bahwa kompetisi terbuka seperti ini pun masih saja menganut sistem tersebut. Membuat para jajaran guru merasa terkejut dengan hasil yang sudah berada di depan matanya.
Memang dari dua kelompok tersebut tidak ada yang mau mengalah. Sebab, mereka berdua mendapatkan bendera yang sama sehingga siapa pun pasti akan sulit menerima hal tersebut secara bersamaan.
Bahkan Guru Xuaming pun ikut tidak menduga bahwa akan ada dua kelompok yang memenangkan bendera berwarna merah. Meskipun benar-benar tersembunyi, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada seseorang yang mengenalinya.
“Shifu, bagaimana ini? Mengapa ada dua bendera yang sama?” tanya salah satu murid yang terlihat tidak suka pada Xuan Yi. Sebab, pemuda itu terus saja berdekatan dengan Shen Jia sehingga banyak sekali murid laki-laki yang merasa iri.
Guru Xuaming mengusap jenggotnya perlahan, lalu menjawab, “Sepertinya kita perlu membandingkan yang mana terkena tembakan panah bayangan dan bukan. Lalu, akan ada pemilihan bendera pemilihan antara asli dan bukan.”
Sejenak Xuan Yi pun merasa cemas kalau ini hanya akal bulusnya kelompok lain yang sengaja memasang bendera duplikat hanya untuk mengecoh lawan. Sedangkan kelompok pemenang bendera yang sama seperti Xuan Yi itu pun merasa panik.
Kejadian langka tersebut benar-benar terjadi pada saat latihan panah membuat para jajaran guru yang melihatnya langsung menghela napas panjang. Mereka semua tidak ada yang menyangka kalau hal kotor seperti ini akan terjadi lagi.
Untuk sementara waktu demi melancarkan pemeriksaan, para murid Akademi Tangyi pun dipersilakan beristirahat bersama kelompoknya masing-masing. Tentu saja dengan kelompok Xuan Yi memutuskan untuk duduk tidak terlalu jauh dari tenda.
“Apa kau yakin itu bukan bendera duplikat yang sengaja ditaruh kelompok lain untuk mengecohmu?” tanya Xiao Pingjing mendadak cemas.
“Aku tidak tahum, tapi kita semua harus optimis apa pun bendera yang asli nanti,” jawab Xuan Yi tegas.
Sontak mendengar hal tersebut membuat Shen Jia sedikit merasa bersalah. “Salahku. Kenapa harus menemui pelayan yang hanya menjadi pengecoh saja.”
Chang Qi menoleh sesaat membuat Xuan Yi tersenyum tipis. Dalam hal kelompok memang tidak ada yang bisa disalahkan. Karena solidaritas persatuan dilandaskan melalui saling percaya satu sama lain.
“Jangan menyalahkan diri sendiri. Ini bukan salahmu,” sanggah Xuan Yi tersenyum tipis, lalu memberikan tiga botol minuman ke arah anggota kelompoknya, termasuk Shen Jia.
Jelas pikiran mereka semua sedang kalut, tetapi memang tidak ada gunanya kalau hanya memikirkan hal tersebut. Sebab, apa pun hasilnya nanti, sudah dipastikan Xuan Yi tidak akan menyalahkan anggota kelompok. Karena ini bukanlah salah mereka, melainkan permainan kotor dari para murid yang membuatnya mendadak jijik.
Sebenarnya, para murid lain pun merasa tidak percaya bahwa Xuan Yi akan melakukan hal kotor hanya untuk memenangkan kompetisi hari ini. Sebab, tidak sedikit dari mereka mengenal pemuda tersebut sebagai pribadi yang ramah, meskipun tetap menyebalkan ketika dalam waktu tertentu.
Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa Xuan Yi akan menghalalkan berbagai cara agar bisa menjadi yang terbaik. Walaupun akan ada hadiah di belakangnya.
Tak lama kemudian, Guru Xuaming pun keluar dari tenda pemburuan. Ia terlihat memasang wajah kekecewaan yang tercetak begitu jelas membuat semua murid di sana mendadak khawatir, termasuk Shen Jia.
Gadis itu benar-benar sangat merasa bersalah ketika Xuan Yi dijatuhkan hukuman nanti. Apalagi ini kesalahan sepenuhnya ada di dirinya membuat Shen Jia sudah tidak mempunyai alasan untuk mengelak.
“Sebelum mengumumkan bendera yang asli, Shifu ingin memberikan sanksi tegas pada kelompok yang curang untuk segera mengundurkan diri dari Akademi Tangyi. Karena semua jajaran guru merasa tidak nyaman kalau ada seseorang yang berbuat curang hanya untuk kemenangan,” ucap Guru Xuaming membuat semuanya semakin terasa mencekam.
Akan tetapi, Xuan Yi menyadari sebuah keanehan di sana. Tampaknya seseorang yang curang sudah ditandai oleh Guru Xuaming sehingga ia terus menatapnya dengan raut kekecewaan begitu jelas.
“Baiklah, silakan ketua kelompok untuk maju ke depan,” sambung Guru Xuaming membuat Xuan Yi membelah barisan kelompoknya sendiri guna mempertanggung jawabkan apa yang sudah terjadi.
Sejenak dua pemuda tampan dengan pakaian yang sedikit berbeda itu saling melemparkan pandangan satu sama lain. Akan tetapi, Xuan Yi sama sekali tidak memberikan keramahannya pada pemuda tersebut. Ia menatap tajam seakan-akan hendak menelannya dalam sekali tarikan napas.
“Maaf dengan sangat berat hati, untuk kelompok Murid Li dipersilakan keluar dari barisan. Karena kalian semua sudah berbuat curang pada bendera yang menjadi pengukur tingkat kejujuran,” ucap Guru Xuaming bak malaikat pencabut nyawa sedang melakukan check sound.
Sontak semua yang ada di sana langsung menatap kelompok Murid Li dengan pandangan mengejek. Dan ternyata kelompok pemenang dalam pemburuan hari ini adalah Xuan Yi.
Tentu saja hal tersebut membuat Shen Jia senang bukan main. Ia hampir saja menjadi patah semangat saat mendengar bahwa bendera incarannya malah hampir membuat bencana.
“Kerja bagus, Shen Jia’er!!!” teriak Xiao Pingjing merangkul pundak gadis itu dan melompat-lompat ringan bersama Chang Qi yang tersenyum tipis. Sedangkan Xuan Yi tertawa pelan melihat keakraban dari kelompoknya.
Guru Xuaming tertawa pelan, lalu menatap kelompok tersebut dengan rasa penuh bangga. Padahal yang paling panik tadi adalah Xuan Yi. Akan tetapi, kecurigaannya yang tidak berdasar itu membuat kelompok kejujuran hampir tertimpa masalah.
“Baiklah. Acara pelatihan panah hari ini telah selesai. Silakan kalian semua untuk kembali ke Akademi Tangyi membersihkan tubuh sekaligus makan malam,” pungkas Guru Xuaming membuat sorakan riang gembira terdengar begitu jelas.
Memang hal yang paling ditunggu-tunggu adalah selesainya acara. Bahkan Xuan Yi langsung berlari cepat menyusul kelompoknya yang sudah berlari cukup jauh. Tentu saja mereka semua terlihat bahagia karena sudah lepas dari permasalahan yang hampir saja mengalami kerugian.
“Kau benar-benar hampir membunuhku, Shen Jia’er,” ucap Xiao Pingjing serius.
“Tentu saja aku tidak akan menjadikan masalah untuk kalian. Karena aku ikut kelompok ini berdasarkan pemahamanku terhadap Xuan Yi. Meskipun terkadang dia sangat menyebalkan, tetapi menurutku dia cukup menjadi orang yang bisa mempertanggung jawabkan apa pun,” balas Shen Jia tersenyum lebar ke arah Xuan Yi.
Kini mereka berempat tengah melangkah menuju kamar kediaman dengan Xiao Pingjing yang berpisah paling pertama. Sebab, pemuda tampan tersebut mendapatkan tempat yang bisa ditakan tidak terlalu strategis dan menyenangkan.
Karena Xiao Pingjing mendapatkan kamar yang bertada tidak jauh dari ruang jajaran guru hingga membuat siapa pun berisik di dalamnya akan terkena tegur. Mengingat posisi yang begitu terbuka dan sering kali banyak pelancong datang hanya untuk menyaksikan betapa hebatnya boneka tersebut tanpa diberikan kecerdasan apa pun.