14

1872 Words
Belmira tampak melirik ke arah pintu kelas dengan perasaan gelisah, lima menit lagi bel akan berbunyi dan sampai saat ini Ruan tak kunjung datang. Biasanya dia akan datang bersamaan dengannya, namun pagi ini entah mengapa Ruan datang sangat telat. Padahal hari ini ada ujian dan kemarin mereka sudah belajar bersama, tidak mungkin jika Ruan tidak hadir karena takut akan ujian tersebut. Bel baru saja berdering cukup nyaring, Belmira tetap memperhatikan pintu kelas dengan harap Ruan segera muncul. Tapi tetap saja pria itu tidak muncul bahkan ketika guru sudah meneyuruh ketua kelas untuk memberi salam hormat pada sang guru. Hari itu ujian berlangsung tanpa Ruan, dan hanya Ruan yang tidak hadir di kelas tanpa keterangan apapun ketika Belmira menanyakannya pada guru tersebut. Belmira mulai khawatir jika sesuatu terjadi pada Ruan, dia sangat jarang mengkhawatirkan seseorang namun beda halnya dengan Ruan yang sudah membantunya dalam berubah dan memiliki cukup banyak teman. Seseorang tiba-tiba menghampiri Belmira dengan malu-malu, dan ketika Belmira mendongak ia mendapati Joseph kini sudah berdiri di sebelahnya. “ Aku ingin mengajakmu makan siang bersamaku.” Ucap Joseph sedikit canggung. “ Tapi aku sudah membawa bekal, bagaimana kalau kita makan bekal ku saja.?” Tawar Belmira justru membuat Joseph langsung menolak karena merasa tidak enak. “ Tidak apa-apa, biasanya aku membuat lebih untukku makan dengan Ruan. Tapi karena hari ini dia tidak masuk, aku ingin kau saja yang memakannya.” Joseph akhirnya menerima ajakan makan siang dengan Belmira, saat itu teman-teman mereka di kelas kompak menatap keduanya yang sekarang terlihat dekat. Banyak yang tak menyangka akan hal itu, begitu pun dengan Veronika yang melihat keduanya dengan tatapan tak suka.   **   Tiga hari telah berlalu sejak hari dimana Ruan tidak masuk kelas sampai saat ini, Belmira sudah sangat penasaran dengan kabar cowok itu. Ia pun memutuskan untuk meminta alamat rumah Ruan pada wali kelasnya, begitu kelas berakhir ia pun bergegas ke ruang guru. “ Permisi bu, apa boleh saya meminta alamat Ruan? Sudah tiga hari ini dia tidak masuk kelas, dan tidak ada kabar mengenai alasan dia tidak masuk. Kalau boleh saya ingin pergi menemuinya.” Jelas Belmira kemudian sang guru segera mencari alamat semua murid yang tertulis di buku data diri siswa. “ Ini alamatnya.” Wali kelas itu kemudian menyerahkan secarik kertas pada Belmira. “ Terima kasih bu.” “ Belmira tunggu.” “ Terima kasih karena telah peduli pada teman kelasmu, maafkan ibu jika tidak bisa banyak membantu.” “ Tidak masalah bu, dengan senang hati saya melakukannya.” Dan ketika Belmira meninggalkan ruangan itu, guru yang menjadi wali kelas mereka masih merasa terkejut. Sebab dari semua murid Belmira adalah satu-satunya murid pendiam bahkan tidak peduli dengan sekitarnya, tapi siapa sangka dia akan sepeduli ini terhadap Ruan yang seorang anak baru itu.   ** Gadis itu menatap sebuah rumah besar di hadapannya dengan tatapan menerka-nerka, sesuai alamat yang telah di berikan oleh wali kelasnya jika rumah tersebut adalah rumah milik keluarga Ruan. Tapi yang membuat Belmira heran ialah ketika rumah tersebut di pasangkan sebuah pembatas polisi yang melarang orang-orang untuk masuk lebih dalam. “ Apa yang sebenarnya sudah terjadi.?” Belmira kemudian mengira jika rumah itu bukanlah rumah Ruan, sehingga dia mencoba untuk mencari tahu di sekitar kompleks perumahan tersebut. Ketika Belmira berjalan seorang diri di sekitaran tempat itu, tiba-tiba saja ada beberapa pria dengan tubuh besar menghampirinya. “ Nona manis, apa yang kau lakukan di sekitar sini? Kau tahu kan ini tempat yang cukup berbahaya.?” Ucap salah satu pria itu. “ Boleh saya bertanya sesuatu.?” Tanya Belmira dengan polos. “ Silahkan.” “ Apa kalian mengenal Ruan Wellington.?” Ucap Belmira seketika membuat ketiga pria itu terdiam. “ Kau siapa mencari tuan muda.?” Tanya mereka seakan mengenal Ruan dengan baik. “ Saya teman kelasnya di sekolah, sudah tiga hari ini dia tidak masuk tanpa kabar. Saya hanya ingin menyampaikan kepadanya untuk segera masuk, akhir-akhir ini banyak ujian yang harus di lakukan di sekolah.” Jelas Belmira kemudian. Ketiga pria itu saling melempar pandangan memberikan kesempatan untuk menjawab, namun ketiganya juga terlihat bingung hingga akhirnya menyuruh Belmira untuk berhenti mencari Ruan. “ Nona kecil, sebaiknya kau pulang saja. Kami tidak tahu apa-apa soal temanmu itu, silahkan pulang.” “ Saya tidak akan pulang sampai saya bisa bertemu dengannya.” Ucap Belmira dengan ketus. “ Kalau kau tidak mau pergi, kami tidak akan segan-segan melukaimu.” Ancam salah satu pria yang ekspresi wajahnya sangat menakutkan. “ Saya tidak peduli.” Balas Belmira tak takut. Baru saja pria itu hendak melayangkan tangannya ke arah Belmira, seseorang datang dan langsung menahan tangan pria tersebut sangat kuat. Belmira membuka kedua matanya dan melihat sosok Ruan yang barusan menahan pria itu untuk tidak memukulnya. “ Jauhkan tangamu darinya.” Ucap Ruan dengan nada yang serius. Ketiga pria itu akhirnya meminta maaf dan segera meninggalkan mereka berdua, Belmira masih sangat terkejut dengan kemunculan Ruan yang tak terduga. Terlebih lagi saat ini melihat Ruan dengan tampilan yang cukup berbeda, wajah letih, dan sorot mata yang membuat Belmira benar-benar di buat penasaran. “ Kita pindah ke tempat lain.” Ajak Ruan kembali dengan senyum yang merekah di bibirnya.   **   Belmira dan Ruan tiba di sebuah taman yang memiliki danau buatan dan bunga-bunga yang bermekaran dengan cantik, keduanya duduk beralaskan rumput hijau dengan pandangan lurus ke depan. Belmira melirik Ruan yang menatap danau dengan tatapan sayu, sorot mata Ruan tampak berubah lagi kali ini. “ Kau kemana saja? Kenapa tidak masuk sekolah.?” Tanya Belmira memecah keheningan. “ Ada urusan penting yang harus ku selesaikan.” Jawabnya lirih. “ Urusan penting apa? Sejak kapan anak SMP memiliki urusan yang penting sampai tidak bisa masuk sekolah.” “ Aku tidak bisa memberitahumu, tapi urusan ini benar-benar tidak bisa ku tinggalkan.” “ Setidaknya kau harus beri keterangan pada guru kalau kau tidak bisa masuk sekolah, dengan begitu mereka akan memberikan keterangan izin nantinya.”  “ Besok aku sudah bisa kembali sekolah, terima kasih karena sudah mengingatkan.” “ Oh dan satu lagi, bagaiamana kau bisa tahu tempat tinggal ku.?” Tanya Ruan penasaran. “ Aku  menanyakannya pada wali kelas, dia memberikan alamat yang membawaku pada sebuah rumah yang di batasi pembatas polisi. Apa benar itu rumah mu.?”  “ Benar, itu rumahku. “ Jawab Ruan kemudian. “ Boleh aku tahu kenapa terdapat pembatas polisi di sana.?” “ Ayahku di bunuh oleh seseorang, itu sebabnya rumah itu di pasang pembatas polisi dan aku di pindahkan ke rumah yang saat ini ku tempati.” Belmira tidak bisa berkata-kata lagi, ia tahu betul rasanya kehilangan orang tua karena di bunuh sangatlah menyakitkan. Tapi melihat bagaimana Ruan masih dapat tersenyum kemarin membuatnya sedikit lega, itu artinya mental Ruan sangat kuat dan tidak mudah rapuh.   **   Malam ini Belmira kembali menjalankan tugasnya sebagai pelayan di El Burdel milik Olivia, sejak perubahan Belmira menjadi lebih cantik dan rapih banyak yang memujinya bahkan dari para pengunjung yang datang ke tempat tersebut. “ Belmira, katakan padaku apa anak laki-laki itu yang membuatmu terlihat seperti sekarang.?” Sahut Kylie salah satu pekerja Olivia yang cukup dekat dengannya. “ Dia membantuku berubah, dan sekarang aku memiliki cukup banyak teman karena dia.” Balas Belmira lirih. “ Sepertinya dia punya makna tersendiri melakukan hal ini.” “ Apa maksudnya?” “ Nanti kau akan paham, mungkin sekarang belum waktunya.” “ Kylie, Belmira. Hentikan percakapan kalian dan mulai lah bekerja.” Titah Olivia yang baru saja muncul di tengah-tengah mereka. Karena perintah Olivia keduanya segera kembali bekerja, Belmira yang saat itu harus melayani tamu di kamar 04 segera membawa pesanan yang di pesan olehnya. Sebelum memasuki kamar tersebut ia di cegat oleh seorang pria steengah baya yang memuji kecantikan Belmira, dia bahkan menawarkan harga tinggi untuk Belmira saat itu. “ Maaf tuan, saya hanya seorang pelayan di sini.” Ucap Belmira berusaha tetap menjaga sikapnya. “ Tidak apa-apa, aku tidak peduli dengan pekerjaanmu asal kau gadis yang cantik.” Akibat tarikan paksa dari pria itu nampan yang di pegang oleh Belmira terjatuh hingga gelas kaca tersebut pecah beserta wine yang di bawanya, mendengar kekacaun tersebut Olivia pun muncul dan meredakan suasana. “ Ada apa ini tuan?” Tanya Olivia pada pria yang ternyata menjadi tamu VIP baginya. “ Aku ingin gadis ini yang menemaniku malam ini.” Pintanya dengan nada yang serius. “ Maafkan aku tuan, tapi dia pelayan yang ku kerjakan dan dia masih SMP. Aku punya gadis-gadis cantik yang mungkin bisa kau pilih.” “ Aku tidak mau, aku hanya ingin dia. Aku akan memberika 80 juta Euro untuk gadis ini.” Lanjutnya membuat Olivia terkejut. Olivia mulai kebingungan di buatnya, tarif untuk pekerjanya biasa mencapai 10 juta Euro saja dan sekarang pria itu menawarkan dengan harga yang sangat fantastis. Olivia melirik Belmira yang ketakutan, lalu wanita itu menarik Belmira sebentar untuk bicara dengannya dan meminta pria itu menunggu di kamar yang telah ia pesan. “ Belmira dengarkan aku, kau dengar sendiri pria tadi menawarkan harga yang sangat tinggi.  Kau tidak perlu melakukan apapun, hanya membuatnya mabuk dan dia akan lupa segalanya. Kau mau kan melakukannya? Akan ku pastikan dia tidak akan berbuat yang tidak-tidak.” Pinta Olivia dengan sangat. “ Aku tidak bisa Olivia, aku sangat takut.” “ Jangan khawatir percaya padaku, oke.” Belmira tidak bisa menolaknya lagi jika Olivia sudah memintanya seperti itu, sekalipun ia menolak hal itu tidak akan di dengarkan olehnya. Dan sekarang Olivia sedang mendandani Belmira untuk melayani pria tersebut, dan setelah semua beres ia pun di bawa ke dalam kamar pria itu.   **   Saat ini di dalam kamar itu tak hanya ada Belmira seorang saja, ada tiga wanita lainnya yang bersama pria itu dimana mereka duduk saling berdekatan. Ketika Belmira masuk dengan pakaian yang cukup minim tersebut, pria itu menyingkirkan ketiga wanita lain dan menyuruh Belmira duduk di sebelahnya. Tubuh Belmira bergetar hebat di buatnya, dia sangat takut ketika pria itu merangkulnya sehingga tercium aroma alkohol yang sangat menyengat. Meskipun dia tinggal di tempat yang memiliki stok alkohol yang banyak tetap membuat Belmira pusing jika mencium aromanya. “ Minum ini untukku.” Pinta pria itu menyodorkan segelas wine kepada Belmira. Belmira tidak bisa bilang tidak karena hal itu di larang dalam peraturan yang di buat oleh Olivia, dia menerima gelas itu meski tidak meminumnya. Belmira kemudian tanpa sengaja menumpahkannya, bukannya mendapat amatah justru pria itu menarik wajah Belmira seakan hendak menciumnya. Tok..tok..tok... Suara ketukan pintu baru saja membuat mereka yang berada di dalam menoleh dan membuat pria itu kesal karena telah mengganggu waktunya, ketika pintu terkuak seseorang memberitahu kalau EL Burdel mengalami kebakaran dan membuat semua orang harus menyalamatkan diri. Belmira merasa terselamatkan dengan kejadian itu sehingga ia bisa pergi dari tangan pria tersebut, ketika semua orang berlarian keluar dari rumah tersebut Belmira justru pergi ke kamarnya untuk menyelamatkan barang-barangnya. Api sudah merembet hampir sepenuhnya di bagian depan, Belmira yang berada di belakang bergegas mencari jalan keluar setelah berhasil menyelamatkan barang berharga miliknya. Beruntung Belmira berhasil keluar dari rumah melalui pintu samping, dan ketika ia bergabung dengan yang lainnya terlihat bagian depan El Burdel hampir terbakar habis jika saja pemadam kebakaran tidak cepat datang mengatasinya. Olivia tampak kebingungan dan mulai stress melihat lahan uangnya terbakar tanpa ia tahu penyebabnya, di balik kerugian yang diperoleh Olivia ada keberuntungan yang di dapatkan oleh Belmira. Entah apa jadinya jika hal ini tidak terjadi, mungkin pria itu akan melakukan hal yang terduga padanya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD