Belmira berlari dengan sekuat tenaga mengejar waktu yang sebentar lagi akan tiba waktunya untuk Lily dan Austin kembali ke Barcelona, dari galeri ia langsung menuju bandara setelah pekerjaanya selesai. Hari ini Lily dan Austin akan pulang ke Barcelona, sebenarnya mereka tidak ingin mengganggu Belmira tapi wanita itu ingin melihat kepergian sahabatnya apapun yang terjadi.
Kini Belmira sudah tiba di bandara, dan ia beruntung sebab Lily dan Austin belum masuk ke dalam. Sambil tersengal-sengal dengan tangan yang bertumpuh pada kedua lututnya ia mulai mengatur nafasnya.
“ Aku sudah bilang kau tidak perlu datang menemui kami.” Ucap Lily menyodorkan sebotol air pada Belmira.
“ Aku ingin melihat kalian pulang, kita tidak tahu kapan kita bisa bertemu seperti ini lagi.” Lontar Belmira setelah ia meneguk botol air pemberian Lily.
“ Bagaimana dengan pekerjaanmu? Apa tidak masalah jika kau meninggalkannya.?” Tanya Austin kemudian.
“ Madam Audry sangat baik padaku, dia mengizinkan aku untuk menemui kalian dan dapat kembali kapanpun aku mau.”
Sudah waktunya untuk Lily dan Austin berangkat, mereka saling berpelukan melepas rindu yang nanti akan kembali terbendung. Setelah semua selesai kini Belmira hanya dapat melihat dua sahabatnya memasuki bandara dengan mata yang berkaca-kaca.
“ Mereka kembali sangat cepat.” Ucap Belmira dengan nada pelan.
Ketika Belmira hendak pergi dari tempat itu tiba-tiba saja seseorang menariknya dan menodongkan senjata api tepat di kepala Belmira. Sontak hal itu membuatnya sangat terkejut, ia melihat banyak orang-orang yang berlarian dan juga beberapa polisi yang mengepung pria yang mengaku akan membunuh Belmira jika polisi itu berani mendekatinya.
“ Jangan mendekat atau wanita ini akan menjadi korbannya.” Ucap pria itu menggertak.
Belmira tidak mengerti apa yang terjadi saat ini dan siapa pria yang menyandranya, melihat senjata api menempel di kepalanya membuat Belmira takut dan teringat kejadian saat orang tuanya meninggal karena di tembak.
“ Turunkan senjatamu, kami akan memberikan apa yang kau inginkan asal lepaskann wanita itu.” Seorang polisi dengan berani mengajak pria itu bernegosiasi.
“ Ku bilang jangan mendekat.” Ancamnya semakin membuat Belmira dalam bahaya.
suara tembakan berhasil melesat mengenai lengan pria itu yang membuatnya berhasil di jatuhkan, Belmira terjatuh dengan perasaan yang sulit di artikan. Suara tembakan itu mengembalikan traumanya akan senjata api, dia bahkan tidak merespon ketika polisi mengajaknya bicara.
“ Kau baik-baik saja.” Ucap pria itu berhasil mengembalikan kesadaran Belmira.
“ Ruan.” Belmira memeluk pria itu sambil menangis ketakutan.
Pria yang berhasil di ringkus oleh polisi itu segera di amankan, dia adalah salah satu anggota kelompok kejahatan di Madrid dan selalu menyandra seseorang jika dia mengalami kegagalan dalam misinya. Beruntung seseorang melumpuhkannya dengan sekali tembak yang bahkan para polisi itu tidak melihat pelakunya namun merasa tertolong karena Belmira selaku sandera berhasil di selamatkan.
**
Perlahan tapi pasti Belmira pun membuka kedua matanya, di lihatnya langit-langit kamar yang tampak asing dan seketika membuat wanita itu bangkit melihat sekitar ruangan yang di tempatinya.
“ Kau sudah bangun.” Seseorang membuatnya menoleh dengan cepat.
“ Aku dimana? Kenapa aku bisa tertidur di sini.?” Tanya Belmira masih belum mengingat apa yang telah terjadi padanya.
“ Kau tidak ingat sama sekali.?” Ruan kemudian duduk di sebelah Belmira dan menatapnya lekat.
Belmira mulai menunduk dan mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi, ingatannya tertuju pada kejadian di bandara siang ini dimana ketika ia mendengar suara pistol dan seseorang menghampirinya setelah itu ia tidak mengingat apapun lagi.
“ Kau jatuh pingsan setelah kejadian itu.” Ucap Ruan lirih.
“ Bagaimana kau bisa menolong ku.?” Tanya Belmira penasaran.
“ Kebetulan saja aku sedang berada di bandara untuk menjemput temanku, tapi siapa sangka aku melihatmu dalam masalah dan segera membawa mu pergi dari sana.” Jelas Ruan kemudian.
“ Apa kau baik-baik saja sekarang? Kau tidak terluka kan? Aku khawatir karena kau sampai jatuh pingsan.”
“ Aku trauma dengan suara tembakan, hal itu mengingatkan aku saat kedua orang tuaku di bunuh.”
“ Syukurlah jika kau tidak terluka, lain kali berhati-hatilah dan jangan pergi seorang diri karena di kota ini begitu banyak orang-orang jahat.”
“ Aku akan berhati-hati, terima kasih karena telah menolongku.”
**
Malam ini langit terlihat begitu gelap hingga tak memunculkan satu pun bintang, bahkan cahaya rembulan pun di tutupi oleh kegelapan serta angin yang berhembus sangat kencang menerbangkan segala sesuatu yang ringan.
Suara petir menyambar terdengar sangat jelas dan cukup menakutkan, Belmira paling tidak bisa mendengar suara seperti itu hingga ia hanya bisa meringkuk di tempat tidur sembari menutup kedua telinganya.
Biasanya jika terjadi badai petir seperti ini dia akan di temani oleh Lily dan Austin, namun kali ini dia harus mengatasinya seorang diri. Waktu sudah menunjukkan pukul 10:00 malam, dua jam yang lalu dia kembali dari rumah Ruan dengan di antar oleh pria itu.
Lampu di apartemen tiba-tiba mati dan membuatnnya semakin takut, dan ketika Belmira hendak mencari ponselnya di dalam tas untuk menghubungi pelayan apartemen ternyata dia tidak menemukannya, dan ia baru ingat kalau ponselnya tertinggal di kamar Ruan.
Lengkap sudah penderitaanya kali ini, Belmira terpaksa beranjak dari tempat tidur untuk segera menemui pelayan apartemen. Dan ketika ia hendak melangkah ke pintu keluar suara petir di susul gemuruh yang dahsyat seketika membuatnya teriak menutup kedua telinganya.
“ Belmira.” Suara seseorang berhasil membuatnya menoleh ke arah pintu dan segera membukanya.
Belmira terkejut melihat kehadiran Ruan yang datang malam itu, rupanya Ruan datang untuk mengembalikan ponselnya setelah ia tahu kalau ponsel Belmira ketinggalaan ia pun langsung melesat meski cuaca di luar sedang tidak mendukung.
“ Tolong jangan pergi dulu, aku sangat takut.” Pinta Belmira dan di balas anggukan setuju oleh Ruan.
Malam itu mereka menunggu sampai lampu benar-benar menyalah, mereka hanya menggunakan flashlight ponsel masing-masing untuk penerangan di kamar tersebut. Cuaca di luar semakin memburuk, hujan sudah turun mengguyur kota dengan suara petir yang msih membuat orang-orang ketakutan tiap mendengarnya.
Melihat Belmira yang sejak tadi menutup telinga dengan rasa takut membuat Ruan mulai berpikir untuk membuatnya terbiasa dengan suara petir tersebut, kemudian Ruan mendekat dan mengajak Belmira bercerita sehingga fokusnya hanya tertuju pada Ruan saja.
Ruan berhasil membuat ketakutan Belmira berubah menjadi tawa saat dia menceritakan hal yang lucu pada wanita itu, alhasil setelah mendengar cerita Ruan kini Belmira mulai mengantuk.
“ Kamu tidur duluan, aku akan pergi setelah kau tertidur.” Ucap Ruan di balas anggukan pelan dari Belmira.
Perlahan tapi pasti Belmira semakin mengantuk hingga akhirnya menutup kedua matanya, kehadiran Ruan di sisinya seakan menjadi obat tidur yang ampuh meski di luar masih terdengar suara petir dan gemuruh yang menakutkan.
Ruan menatap wajah pulas Belmira yang terlelap, di luar hujan belum reda sedangkan dia menggunakan sepeda motor untuk sampai di tempat itu. Pulang sekarang akan membuatnya basah kuyup, namun Ruan sudah berjanji akan pergi jika Belmira tertidur tapi siapa sangka dia ketiduran setelah menunggu hujan reda.
**
Belmira terbangun dari tidurnya dalam keadaan segar, dan ia menyadari seseorang tertidur di atas sofa dengan posisi yang kurang nyaman. Belmira tidak tahu kalau semalam Ruan tidak pulang, dia pun merasa bersalah karena dirinya yang sangat penakut hingga melibatkan Ruan seperti itu.
Untuk itu Belmira segera keluar dari kamarnya menuju dapur, sebelum Ruan bangun ia ingin membuatkan sarapan. Senyuman simpul terukir di wajahnya, entah mengapa ia juga merasa sangat senang dengan kehadiran Ruan pagi ini
Pagi ini Belmira kembali membuat Fabada Asturina yang merupakan makanan kesukaan Ruan, terakhir kali ia membuatnya dan itu langsung di habiskan oleh Ruan tanpa sisa. Selain itu Belmira juga membuat menu lainnya yaitu Gazpacho, menu yang satu ini baru pertama kali di buat Belmira setelah ia mempeljari resepnya.
Setelah beberapa saat akhirnya Ruan terbangun dan mendatangi Belmira sambil meminta maaf karena telah lancang tidur di kamarnya, Belmira kemudian menghampiri Ruan dan berkata.
“ Aku yang seharusnya minta maaf, karena aku kamu jadi tidak bisa pulang.”
“ Oh iya, aku sudah membuat sarapan dengan menu kesukaanmu. Sebelum pulang kita sarapan ya.” Ajak Belmira lantas membuat Ruan menatap menu yang ada di atas meja.
Dan pagi itu mereka pun menikmati sarapan bersama dengan obrolan ringan di pagi hari, Ruan memberitahu Belmira jika hari ini kedainya akan launching menu baru dan mengundang Belmira jika ada waktu.
“ Aku akan mampir setelah pekerjaanku selesai.” Ungkapnya sambil tersenyum manis.
**