5

1672 Words
Anak perempuan itu terbangun ketika mendengar suara tembakan yang berasal dari luar kamarnya, ia melirik kesana-kemari dengan menarik selimutnya karena ketakutan. Tiba-tiba saja sesorang masuk ke dalam kamarnya dengan panik, dia adalah ibu dari anak itu yang dimana ibunya langsung menarik anak itu keluar dari kamarnya. “ Ada apa mama.?” Tanya Belmira menatap wanita yang menariknya dengan cepat. “ Rumah kita di serang, kita harus segera melarikan diri dari sini.” Katanya masih mencari jalan tercepat untuk keluar dari rumah itu. Ketika mereka berhasil keluar dari ruangan tersebut, sebuah senjata berhasil membuat wanita itu diam membeku dengan tubuh yang gemetar namun masih menggengam tangan putrinya dengan erat. “ Jangan melawan atau pelatuknya akan ku lepas.” Kata pria yang menodongkan senjata di kepalanya itu. Belmira dan mamanya di bawa ke ruang tengah dimana saat ini papa Belmira dan beberapa bawahan papanya berhasil di bekuk, sekarang mereka duduk tak berdaya dengan beberapa orang yang memegang senjata api mengelilinginya. Kini Belmira dan mamanya juga bergabung di sana, salah satu pria yang memimpin aksi tersebut merupakan orang kepercayaan papa Belmira sendiri. Papa Belmira merupakan pemimpin dari sebuah perusahaan terbesar di Barcelona, namun siapa sangka orang terdekatnya menyewa sekempulan mafia untuk melakukan kejatan tersebut. “ Kau boleh mengambil semuanya, tapi jangan melukai keluarga dan orang-orang ku.” Ucap Papa Belmira penuh percaya diri. Tanpa ampun pria itu menodongkan senjata tepat di kepala papa Belmira, dan suara tembakan yang keras membuat suasana hening begitu mencekam. Papa Belmira tewas di tempat setelah mendapatkan lima tembakan di area vitalnya, menyusul para bawahan Papanya yang juga di bunuh dengan tragis. Kini menyisakan Belmira dan Mamanya, sebelum meninggal Mama Belmira di perkosa oleh para bawahan pria itu. Belmira yang masih berusia 5 tahun tidak mengerti dengan kejadian yang di lihatnya saat ini, dia hanya diam melihat bagaimana orang tuanya di perakukan sangat kejam dan di bunuh tepat di depan matanya. “ Halo Belmira, paman akan berbaik hati untuk tidak membunuhmu. Tapi jika kau memberitahu semua orang tentang kejadian ini, maka paman tidak akan segan-segan membuangmu ke laut.” Ancam pria itu dan hanya membuat Belmira diam tanpa kata. Semua orang meninggalkan lokasi kejadian, dan tiba saatnya untuk Belmira beranjak dari tempatnya menghampiri kedua orang tuanya yang sudah tidak bernafas. “ Selamat tidur Papa Mama.” Ucap Belmira sambil menggengam kedua tangan orang tuanya dengan erat.   **   Satu kota di buat heboh dengan berita meninggalnya Giorgino dan Helena yang merupakan orang tua dari Belmira, kedunya di kenal baik dan suka menolong orang-orang yang tidak mampu. Pihak kepolisian tekah melacak kejadian tersebut dan sementara mencari pelaku pembunuhan tersbeut. Belmira yang saat ini di amankan oleh kepolisian berusaha mencari keluarganya yang lain untuk mengurus dan menjaga Belmira setelah orang tuanya meninggal dunia, saat itu polisi yang tengah bersamanya mencoba untuk bertanya tentang kejadian yang menimpa orang tuanya. Namun jawaban Belmira terus melenceng, di usianya yang sangat muda tentu dia tidak bisa menjelaskan kronologi yang sebenarnya. “ Permisi, saya olivia keluarga dari anak yang bernama Belmira Glaucia.” Ucap seorang wanita dewasa yang baru saja memasuki kantor polisi. “ Dia ada di sana.” Tunjuk seorang petugas pada Belmira yang sedang duduk di temani polisi lain. “ Belmira.” Seru wanita yang bernama Olivia itu. Olivia mememul Belmira dengan erat, dan dia terlihat sangat mengkhawatirkan anak itu. Setelah pertemuannya dengan Olivia, semua persuratan pun di lakukan dimana mulai hari ini Belmira akan tinggal bersama Olivia.   **   Terpampang tulisan besar EL BURDEL di depan pintu masuk dimana Olivia dan Belmira baru saja memasuki tempat tersebut, Belmira terlihat kebingungan melihat semua orang di dalam sana terlihat memakai pakaian sangat terbuka. “ Dia siapa Olivia.?” Tanya seseorang yang menahan langkah Olivia. “ Aset berharga.” Katanya lirih dan kembali masuk ke bagian dalam tempat tersebut. Belmira kemudian di bawa ke sebuah kamar yang terdapat di loteng, kamar yang sempit dan begitu banyak barang-barang bekas akan menjadi kamar Belmira di rumah tersebut. “ Dengarkan aku, jangan pernah mengeluh untuk tinggal di sini. Aku sudah baik hati ingin merawatmu jika bukan karena mama mu pernah menolongku, lakukan semua yang ku perintah dan jangan pernah membantahnya, paham.!!” Belmira hanya mengangguk pelan, setelah itu dia di tinggalkan seorang diri di dalam kamar tersebut. Di lihat dari kamar yang dapat di katakan tidak layak sangatlah berbeda dari kamarnya yang dulu, bahkan sepuluh kali lipat lebih besar dari ini.   **   Waktu berganti dan sekarang usia Belmira sudah menginjak 15 tahun, dia sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama, dan semua itu merupakan beasiswa yang ia dapat karena kepintarannya sendiri. Selama sebelas tahun tinggal di El Burdel tak membuat Belmira memiliki prilaku yang menyimpang, dia masih sama dengan Belmira yang terkenal pendiam dan sangat patuh jika di suruh-suruh. Dan untuk memperoleh uang, Belmira bekerja di El Burdel sebagai pelayan dan tukang cuci piring. Biasanya dia akan di gaji sebesar 10 euro perhari oleh Olivia, dan sisanya dia akan bekerja paruh waktu sepulang sekolah yang membuatnya bisa mendapat 5 euro dari bekerja paruh waktu tersebut. “ Aku berangkat.” Ucap Belmira pamit pada Olivia. “ Tunggu dulu.” Cegahnya membuat Belmira menoleh dengan cepat. “ Ingat untuk belanja bahan makanan sepulang sekolah nanti, ini uangnya dan jika ada sisanya kau bisa mengambilnya untuk uang jajanmu.” “ Terima kasih.” Ucap Belmira lirih. Untuk tiba di sekolah Belmira harus berjalan kaki sekitar 2 km, setelah itu dia akan naik bus menuju sekolahnya yang memakan waktu 20 menit untuk sampai di sana. Untuk menghemat uangnya, jika pulang sekolah dia akan berjalan kaki hal itu sudah di lakukannya selama ini dan dia tidak pernah mengeluh akan hal tersebut.   **   Mungkin ketika di rumah Belmira akan merasa tenang tanpa ada yang menggangunya, namun lain cerita jika dia berada di sekolah. Satu kelas tidak menyukainya karena terlihat aneh dan membosankan, dia selalu mendapatkan perlakuan tidak baik mulai dari teman sekelas hingga gurunya sendiri. Ketika Belmira tiba di kelas, semua mata tertuju padanya dan bukan tatapan yang menyenangkan namun tatapan penuh kecurgiaan. Kali ini apa lagi yang akan mereka perbuat padanya, meski begitu Belmira tidak pernah melawan atau melaporkan kejahatan temannya selama hampir tiga tahun terakhir ini. Tepat saat Belmira berjalan menuju kursinya dengan lantang seseorang memanggil namanya, hal itu membuat Belmira menoleh dan seseorang lainnya menarik pundak Belmira untuk segera duduk di kursinya tanpa mengizinkannya melihat ada apa di tempat duduk tersebut. Belmira berusaha untuk mengangkat tubuhnya dari kursi yang sengaja di lumuri lem perekat oleh teman kelasnya, hal itu membuat Belmira kesulitan untuk bergerak. Dan semua orang kompak menertawakannya, seakan tak ada yang peduli dan hal itu di jadikan bahan hiburan oleh teman-teman kelasnya. “ Semuanya kembali ke tempat duduk masing-masing.” Guru sudah memasuki ruang kelas, Belmira hanya dapat pasrah dengan yang terjadi padanya saat ini.   **   Bisa bayangkan bagaimana Belmira melewati harinya dengan tetap berada di kursinya hingga jam terakhir usai? Gadis itu tidak mengeluh atau melaporkan semuanya kepada guru, terakhir kali dia melakukan hal itu justru kembali berimbas kepadanya dan sejak saat itu dia lebih memilih untuk pasrah. Bel tanda jam sekolah telah usai baru saja bebrunyi, semua murid terlihat kehirangan mengemas barang-barang mereka. Seorang anak laki-laki yang memimpin kelas itu menghampiri Belmira dengan di ikuti oleh teman-temannya yang lain. “ Apa kau butuh bantuan kami Belmira.?” Seru anak laki-laki bernama Joseph itu. “ Atau kau ingin duduk di sana sampai besok.?” Sahut Gustavo. “ Dia benar-benar pasrah, itu sebabnya sangat seru melakukan hal ini padanya.” Sambung Kiel. Ketiga anak laki-laki itu lah yang selalu melakukan perundungan pada Belmira, anak yang bernama Joseph merupakan anak dari kepala sekolah di sana sehingga banyak yang takut berusuan dengannya. “ Biarkan saja, ayo kita pergi.” Ajak Joseph pada teman-temannya. Kini di ruangan itu hanya ada Belmira seorang, dia terpaksa mengangkat kursi yang menempel dengannnya menuju toilet. Di sana Berlmira melepaskan roknya dan menggantinya dengan celana olahraga yang sengaja dia bawa, lagi-lagi dia harus merelakan seragamnya yang rusak karena ulah Joseph dan kawan-kawan. Belmira menatap roknya yang sobek akibat lem perekat yang begitu kuat, terpaksa dia harus mencari rok pengganti untuk di pakai besok. Uang sakunya tidak cukup untuk membeli rok sekolah, biasanya dia akan mencari rok bekas di gudang sekolah dimana biasanya para murid perempuan akan menyimpan rok bekas mereka disana.   ** Malamnya seperti biasa, Belmira akan bekerja sebagai pelayan di El Burdel milik Olivia. Biasanya dia akan melayani para tamu yang datang, dan hanya Belmira satu-satunya gadis yang memakai pakaian tertutup dan kerap kali mendapat permintaan dari lelaki hidung belang untuk menggunakan pakaian yang terbuka. “ Olivia.” Seru seorang pria yang menghampiri wanita pemilik El Burdel tersebut. “ Ada apa?” Balas Olivia terdengar ketus. “ Apa kau tidak ingin membuat anakmu itu sebagai salah satu wanita yang ada di sini.?” “ Apa kau gila? Dia bahkan masih sangat muda, kau ingin aku di penjara karena menyuruhnya menjadi wanita penghibur.?” “ Apa itu artinya kau berniat melakukannya jika gadis itu sudah dewasa.?” “ Bukan urusanmu, kau selalu saja datang kemari tanpa memesan wanitaku. Sebagaiknya kau pergi, aku tidak suka orang-orang sepertimu.” Usir Olivia pada Carlo salah satu temannya. “ Kau sangat jahat, aku hanya ingin datang mengobrol denganmu.” Balas Carlo menatap Olivia yang mondar-mandir mengurus bisnisnya itu. Sementara itu di lain tempat, Belmira telah menyelesaikan tugasnya dan bergegas ke kamar untuk belajar. Tanpa sengaja dia bertemu seorang pria yang merupakan pelanggann El Burdel tengah mabuk, Belmira yang berusaha menghindar tiba-tiba di tarik secara paksa ke dinding dan di tahan oleh pria itu agar tidak pergi. “ Lepaskan aku tuan.” Ucap Belmira berusaha menghindar. “ Bermain bersamaku sebentar, ayolah.” Pria itu berusaha menarik kancing baju Belmira dan tetap mendapatkan perlawanan dari gadis itu. “ Tuan, apa yang kau lakukan? Aku sudah menunggu mu di kamar.” Seseroang datang menarik pria itu dari Belmira dengan cepat. “ Serahkan dia padaku, kau kembali saja ke kamar.” Bisik wanita yang berhasil menyelamatkan Belmira. Beruntung pria itu dalam keadaan mabuk sehingga wanita yang menyelamatkan Belmira dapat menanganinya dengan mudah, Belmira sendiri sudah pergi meninggalkan tempat itu dan kini sudah berada di kamar mengunci pintu dengan sangat rapat.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD