8

1987 Words
Malam itu Ruan menemani Belmira sampai larut, awalnya mereka hanya saling diam dan takkan ada percakapan jika bukan Ruan yang memulainya. “ Boleh aku tahu sesuatu.” Sahut Ruan lirih. “ Tahu soal apa.?” Tanya Belmira bingung. “ Tentang Joseph dan teman-temannya itu, selama hampir tiga tahun ini apa saja yang sudah mereka perbuat padamu.?” “ Sangat banyak, aku bahkan tidak ingat beraapa banyak mereka melakukan hal jahat padaku.” “ Selama mereka melakukan hal itu memangnya kau tidak pernah melawan.?” “ Aku tidak tahu mengapa, tapi setiap orang-orang melakukan hal yang tidak baik kepadaku, aku tidak tahu caranya meluapkan emosi itu seperti apa.” “ Hatimu sekeras batu apa? Kapan kau terakhir kali menangis.?” “ Aku juga tidak tahu, rasanya sudah sangat lama dan aku tidak ingat akan hal itu.” “ Bagaimana dengan orang tuamu? Apa mereka tahu kalau kau selalu mendapatkan perlakuan seperti ini? “ “ Aku anak yatim piatu, dan wanita yang membesarkanku adalah  Olivia yang tadi datang ingin membawaku pulang.” “ Siapa Olivia.?” “ Kerabat ibuku, dia sudah merawat dan membesarkan aku sejak aku berusia lima tahun.” Jelas Belmira kemudian. “ Bagaimana jadinya jika tidak ada aku waktu itu? Mungkin kau akan bernasib lebih parah dari ini.” Ujar Ruan. “ Dan soal skorsing yang mereka terima, apa itu karena kamu.?” “ Tentu saja, ayahku tidak terima jika aku di pukuli oleh mereka dan melaporkan hal itu langsung di kepala sekolah.” “ Tapi kepala sekolah adalah ayahnya Joseph, aku tidak menyangka beliau juga memberikan skorsing kepada putranya sendiri.” “ Ayahnya bukan apa-apa, dan skorsing saja sebenarnya tidak cukup.” “ Maksudnya.?” “ Sudah malam, aku harus pulang. Kau istirahat yang cukup, sampai ketemu besok.” Kata Ruan bergegas meninggalkan Belmira secepatnya.   **   Tiga hari di rawat di rumah sakit dengan kondisi yang sepenuhnya sudah pulih, kini Belmira sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Selama Belmira di rumah sakit yang selalu menemaninya adalah Ruan, dengan waktu yang mereka habiskan bersama keduanya sudah melalui proses pengenalan diri lebih dalam dari sebelumnya. Dari pengenalannya itu Ruan mengetahui karakter Belmira yang sangat pendiam dan masa bodoh akan sesuatu di sekitarnya, tak heran jika sikap kaku dan ekspresi datar yang di miliki Belmira selalu melekat pada dirinya. Dan hari ini Ruan kembali datang setelah mengetahui Belmira sudah di perbolehkan keluar dari rumah sakit, dia datang bersama seorang pria yang tak lain adalah supir pribadinya. “ Aku akan mengantarmu pulang, sekaligus ingin tahu kamu tinggal dimana.” Kata Ruan ketika mereka baru saja keluar dari gedung rumah sakit. “ Apa kau yakin ingin melihat tempat tinggalku.?” Tanya Belmira lirih. “ Tentu saja, memangnya tidak boleh.?” “ Mungkin kau akan sangat terkejut setelah melihat tempatku tinggal nanti.” “ Aku tidak akan terkejut, ayo naik.” Ajak Ruan sambil membukakan pintu mobil untuk Belmira. Gadis itu perlahan naik ke dalam mobil Bmw 320i yang pada saat itu hanya orang-orang kaya yang dapat memiliki mobil tersebut, Belmira sempat berpikir jika Ruan memanglah anak orang kaya sejak awal hanya saja penampilannya tidak begitu menunjukkan bahwa dia adalah anak orang kaya. **   Kini Belmira dan Ruan sudah berada di depan pelataran tempat tinggal Belmira, saat itu Ruan menatap tulisan yang cukup besar di depan rumah tersebut dengan tatapan bingung. Ruan sama sekali tidak mengerti arti dari tulisan itu dan bertanya pada Belmira akan artinya. “ Apa kau tinggal di sebuah penginapan.?” Tanya Ruan penasaran. “ Bukan, sebenarnya itu adalah rumah B*rdil dan pemiliknya adalah Olivia tanteku, seperti yang sudah ku jelaskan padamu kalau aku adalah anak yatim piatu yang di besarkan oleh pemilik rumah ini.” Jelas Belmira kemudian. Ruan baru paham sekarang, dan yang membuatnya lebih terkejut lagi bukan karena Belmira tinggal disana. Melainkan keadaan Belmira yang saat ini ia prihatinkan, jika tinggal di sekitar orang-orang yang bekerja seperti itu nantinya akan mempengaruhi kehidupan Belmira nantinya. “ Terima kasih karena kau sudah mengantarku.” Ucap Belmira segera turun dari mobil tersebut. “ Aku ingin sekali mampir, tapi sayangnya ada sesuatu yang ingin ku selesaikan.” “ Tidak apa-apa.” “ Sampaikan salamku pada Olivia.” “ Baiklah, hati-hati di jalan.” Belmira menatap kepergian Ruan yang perlahan menghilang di balik perumahan, setelah itu dia melangkah masuk ke dalam dimana Olivia sudah menunggunya sejak tadi. “ Jelaskan padaku, ada hubungan apa kau dengan anak laki-laki itu.?” Tanya Olivia penasaran. “ Dia hanya teman kelasku.” Jawab Belmira pelan. “ Aneh sekali, selama ini kau tidak pernah memiliki teman. Tapi sekalinya kau punya, dia adalah  anak orang kaya.” “ Aku permisi ke kamar.” Lanjut Belmira di balas anggukan pelan dari Olivia.   **   Pagi itu Belmira bergegas berangkat sekolah setelah ia selesai menyelesaikan tugasnya di rumah, ketika gadis itu baru saja keluar dari rumah tiba-tiba saja suara klakson mobil membuatnya menoleh. “ Aku datang untuk menjemputmu.” Seru Ruan dari dalam mobilnya. Belmira cukup terkejut sebab ini merupakan hal baru seseorang datang menjemputnya untuk berangkat sekolah, terpaksa Belmira menyetujui ajakan Ruan agar dapat tiba di sekolah tepat waktu mengingat jam sudah menunjukkan pukul 07:00 pagi. Setibanya di sekolah, semua mata kian tertuju pada Belmira dan Ruan yang baru saja memasuki kelas. Banyak yang terkejut dan juga membicarakan mereka sebagai sepasang kekasih yang aneh, terlebih lagi setelah mengetahui masalah yang melibatkan Joseph dan yang lain. “ Belmira sekarang memiliki teman yang menjadi tamengnya.” “ Kau benar, selama ini belum ada yang mengalahkan Joseph tapi setelah kedatangan murid baru itu semuanya berubah.” “ Entah apa jadinya jika Joseph kembali dan berhadapan dengannya lagi.” Belmira masih mendengar percakapan mereka dan seperti biasa dia tidak akan peduli apa kata orang terhadapnya, di samping itu justu Ruan yang tampak terganggu mendengar segala percakapan menyebalkan itu. Seseorang baru saja masuk ke dalam kelas yang membuat suasana di kelas hening dan semua mata tertuju kepadanya, Joseph kembali sangat cepat dari batas skorsing yang di berikan untuknya. “ Ada apa Belmira dan kau anak baru.!! Kalian terkejut melihatku kembali secepat ini.?” Sahut Joseph menatap mereka dengan senyum kemenangan. Joseph memang sudah kembali ke sekolah meski tanpa Veronika dan yang lain, entah apa yang membuat Joseph kembali lebih awal dari batas yang seharusnya dia lakukan. Percakapan mereka berakhir ketika seorang guru memasuki kelas dan meminta semua murid untuk duduk di kursinya dengan tenang.   **   Sepulang sekolah Belmira harus bergegas pergi untuk bekerja, hari ini dia sudah medndapatkan pekerjaan baru dan dia tidak ingin terlambat di hari pertamanya masuk kerja. Belmira dan Ruan harus berpisah di kelas meskipun saat itu Ruan ingin mengantarnya ke tempat kerja gadis itu, tapi sayangnya Belmira tidak ingin merepotkan supir Ruan terus menerus jika harus mengantarnya lagi. Jarak antara sekolah ke tempat kerja tidak begitu jauh sehingga bisa di tuju hanya dengan berjalan kaki, tapi siapa sangka ketika Belmira berjalan seorang diri ia merasa seseorang tengah mengikutinya dari belakang. Ketika Belmira menoleh ia tak mendapati siapapun di belakangnya, namun ketika tatapannya lurus ke depan justru yang ia rasakan seseorang itu semakin dekat dan dekat saja. Sebuah tarikan yang cukup kuat berhasil membawa Belmira menuju suatu tempat, kini dia dapat melihat seseorang yang mengikutinya adalah Joseph. Dan kini pria itu berhasil membawa Belmira ke tempat yang sunyi dan hanya ada mereka berdua. “ Kenapa? Kau terkejut karena aku membawa ke tempat ini.?” Tanya Joseph mendorong tubuh Belmira ke tembok. “ Sekarang beritahu aku, siapa Ruan sebenarnya? Kenapa orang seperti dia mampu melaporkan ku pada ayahku sendiri? “ Tanya Joseph menarik kerah seragam Belmira dengan kuat. “ Aku tidak tahu apa-apa soal dia, Ruan belum menceritakan apapun tentang dirinya padaku.” Jawab Belmira tak berani menatap wajah Joseph. “ Kau tahu aku tidak suka seseroang berbohong padaku, apa kau mau berakhir di rumah sakit dengan luka yang lebih parah dari sebelumnya.” Ancam Joseph justru membuat Belmira teringat dengan ucapan Juan. “ Terkadang kau harus terlihat berani agar seseorang merasa takut padamu, bersikap lemah dan tak berdaya hanya akan membuatmu selalu di sakiti terus menerus.” “Sudah ku katakan, aku tidak tahu.!!” Jawab Belmira ketus yang membuat Joseph terkejut mendengarnya. “ Lepaskan aku atau aku akan teriak.” Lanjut Belmira berusaha menyingkirkan tangan Joseph dan berhasil. Joseph masih sangat terkejut hingga tak bisa berkata-kata saat itu, dia melirik Belmira yang masih terlihat seperti gadis lugu yang selalu ia buly. “ Kau berani menggertak ku barusan.” Baru saja Joseph hendak menarik rambut Belmira, seseorang datang dan menahan tangan Joseph dengan kuat. Keduanya saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang serius, ketika Joseph hendak menarik tangannya kemabli, Ruan yang mencengkramnya sangat kuat seketika membuat Joseph meringis kesakitan. “ Sepertinya kau tidak kapok berurusan denganku.” Ucap Ruan menatapnya lurus. “ Aku tidak berurusan denganmu, tapi dengan gadis itu.” Lirik Joseph pada Belmira. “ Jika kau berurusan dengannya, maka kau juga akan berurusan denganku.” Balas Ruan ketus. Dan saat Ruan melepaskan tangan Joseph,dia segera membawa Belmira menjauh dari tempat itu. Terlihat jelas di raut wajah Joseph yang sangat kesal atas perlakuan yang ia dapatkan dari anak baru itu, bahkan tangannya terasa sangat sakit meski sudah di lepaskan.   **   Ruan menatap kumpulan bunga mawar yang tertata rapih di hadapannya, seeokor kupu-kupu bahkan hinggap di salah satu bunga yang indah itu. Sudah tiga puluh menit dia berada di sana dan hanya menatap bunga-bunga dengan segala pemikiran yang ada. “ Sampai kapan kau akan menatap bunga itu? Kau tidak mau pulang ke rumah ya.?” Tanya Belmira yang baru saja keluar dan menghanpirinya. “ Aku sudah bilang ingin menunggu mu selesai bekerja, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat setelah ini.” Ungkap Ruan antusias. “ Tapi tokonya tutup sekitar puku 5:00 sore, sebaiknya kau pulang saja.” “ Jadi kau tidak mau pergi denganku? Jahat sekali, padahal aku ingin sekali mengajakmu.” Ucap Ruan dengan wajah memelas. Belmira kembali memikirkan ajakan Ruan, jika ia selesai bekerja pukul 5:00 sore dan kembali sebelum jam 7:00 malam mungkin tidak akan membuat Olivia marah. Selain itu Belmira juga ingin menguapkan rasa terima kasihnya karena Ruan sudah banyak menolongnya dari Joseph akhir-akhir ini. “ Baiklah kalau begitu tunggu aku selesai bekerja.” Ujar Belmira di balas anggukan semangat dari Ruan.   **   Belmira dan Ruan tiba di Catalonia setelah toko bunga tempat Belmira bekerja tutup, di daerah tersebut atau lebih tepatnya hari ini pada tanggal 23 April sedang di meriahkan dengan perayaan festival atau biasa di sebut dengan Sant Jordi festival. Tak seperti festival pada umumnya, Sant Jordi festival di Catalonia merupakan sebuah perayaan cinta dan budaya. Bisa di katakan bahwa festival ini merupakan hari valentine kedua bagi warga Bacelona. Di hari tersebut, sepanjang jalan akan di penuhi oleh ribuan bunga mawar berbagai jenis yang memanjakan mata, tapi salah satu yang paling menonjol adalah bunga mawar berwarna merah. Ternyata ada kisah di balik bunga mawar yang di jual selama festival berlangsung, perayaan Sant Jordi festival berawal dari kisah keberanian Santo Georgius yang membunuh seeokor naga buas untuk menyelamatkan putri raja. Dalam legend ini, darah naga yang di bunuh berubah menjadi sekuntum mawar merah. Bunga ini kemudian di berikan pada sang putri, yang menandai dimulainya tradisi yang berlangsung selama ribuan tahun ini. Sejak kedatangannya bersama Ruan ke lokasi tersebut membuat Belmira akhirnya paham, kenapa di toko bunga tempatnya bekerja tadi seseorang memborong semua jenis mawar dan ternyata karena festival ini. “ Ada apa, kau tidak suka datang di tempat seperti ini.?” Tanya Ruan heran menatap Belmira sejak tadi hanya diam tanpa sepatah kata pun. “ Bukan begitu, ini pertama kalinya aku menghadiri sebuah festival jadi aku merasa sangat terkejut.” Lagi-lagi Ruan di buat terkejut atas pengakuan Belmira, ternyata masih banyak hal-hal yang sudah cukup biasa bagi Ruan namun menjadi hal baru bagi Belmira. “ Ayo kita nikmati festival ini.” Ajak Ruan meminta tangan Belmira untuk dapat bergandengan tangan dengannya. Awalnya Belmira sempat terdiam dan menatap tangan Ruan bingung, tanpa menunggu waktu lama Ruan sendiri yang meraih tangan Belmira dan mereka pun berjalan bersama di dalam keramaian pengunjung yang hadir di festival tersebut.          
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD