BAB 18

1115 Words

Happy Reading "I win again, Rifai Erlangga." Julian dengan senyum kemenangan mengejek Rifai. Rifai naik pitam, ditariknya kerah baju Julian dari dalam mobil, siap untuk mendaratkan bogem mentahnya. "Ke peringatkan kau untuk tidak menyentuhnya. " Rifai memperingati Julian. Bukan takut, Julian malah tertawa terpingkal, membuat Rifai mengerutkan keningnya bingung. "Kemarin kau melarang ku untuk tidak mendekati Elisa, sekarang kau melarang ku untuk tidak menyentuhnya? Kau benar-benar aneh, Rifai Erlangga." Kata Julian masih dengan seringai tercetak di bibirnya. Namun beberapa detik wajahnya menunjukan hal berbeda. "Aku sekarang kekasihnya. Sekarang aku lah yang memperingatimu. Jauhi Elisa, dan jangan coba-coba untuk menyentuhnya. Kau hanya sahabatnya, tidak lebih. Camkan itu." Julian

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD