Setelah menumpahkan semuanya Mi berangsur-angsur sadar. Dengan cepat dia berdiri dan melihat ke arah Tante Eki yang masih terbaring dan masih menikmati sisa-sisa rasa yang menderanya. Mi berniat berlari meninggalkan Eki tapi dia mendengar suara halus wanita cantik itu. "Mi, wanita itu paling rentan sehabis begituan. Jangan tinggalin mereka di saat seperti itu." Mi terpaku dan tak beranjak dari tempatnya. Setelah semuanya selesai, hanya ada dua rasa yang ada di dadanya, rasa bersalah dan ketakutan. Tapi Mi paham maksud Tante Eki. Mi memaksa dirinya berjalan kembali ke arah Tante Eki dan duduk dekatnya. Eki bangun dan dia memeluk Mi. "Maafin Mi, Tante," bisik Mi lirih. Eki hanya diam dan memegang tangan Mi lalu dia membuat Mi balas memeluknya. "Nggak pa-pa kok. Tadi yang pertama ka