“Ya udahlah, hidup itu nggak perlu dibawa beban. Nyantai aja keles. Cuma dihukum begitu aja kayak kebakaran jenggot.” Ringan sekali Aska mengatakan itu. Tapi Beby bukan tipe orang sesantai Aska yang begitu mudah menerima hukuman dengan tebal muka. “Jangan baperan!” kata Aska sambil mengulum senyum. Diam-diam, Beby membenarkan ucapan Aska, pahitnya hidup perlu dicuekin, tidak perlu terlalu dipikirkan agar otak tenang. Ya sudahlah, biarkan saja hukuman berlalu. Mulai sekarang Beby harus menjadi gadis berhati kebal, yang tidak rapuh saat ditimpa masalah, masa bodo dengan rumitnya kehidupan, seperti batu yang keras dan sulit terkikis. “Tapi lo udah ngebales gue bertubi-tubi. Cukup Aska, jangan terusin! Jangan ganggu hidup gue lagi. Gue capek.” “Bertubi-tubi memang, tapi belom setimpal.