Chateau Eza

1116 Words

Raven sendiri setelah memakai topi hitam dan kacamata, wajahnya menjadi sedikit normal. Tidak lagi terlalu menarik banyak perhatian, dari wanita terutama. "Kita menyamar untuk apa?" Ellie masih tak mengerti. "Kau menurut sajalah." Raven lalu menariknya menyusuri jalan batu Eze Semua jalanan di desa itu sedikit sempit, karena memang hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki. Dan karena itu juga, jalanan di sana berkelok-kelok seperti labirin. Tapi Ellie tidak mengeluh, pemandangan sederhana jalan berbatu itu masih tetap indah di matanya. Semua jalanan Eze terbuat dari batu, seperti tembok rumah di sekitarnya. Sinar matahari sore yang menyapu tembok rumah-rumah indah itu, membuat pemandangan menjadi kemerahan nan eksotik. Ellie sebenarnya masih ingin menikmati semua itu, tapi dirinya juga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD