Bagian 70

507 Words

“Mbak Karin.” Bu Asih memanggil perempuan itu. Dalam hati, Pratamada mengukir dengan sangat tebal nama perempuan memesona itu. Karin. Karin. Karin. Hatinya terus merapalkan nama Karin. Terdengar sangat indah dan memikat, seperti sang pemilik. Perempuan itu mendongak, kemudian berdiri dengan cepat saat melihat ada seorang Pratamada di belakang Bu Asih. “Tolong buatkan minum untuk Pak Mada, ya, Nak. Apa aja, asal jangan air keran.” Bu Asih melontarkan jokes yang diucapkan Mada di luar tadi. Mata perempuan itu melirik laki-laki yang berdiri di belakang. Mada terkekeh pelan. Karin tersenyum simpul menanggapi candaan perempuan paruh baya yang selalu menjadi ibunya sejak datang ke panti ini, dua puluh tahunan lalu. “Baik, Bu.” Karin menoleh pada Mada. “Duduk dulu, Pak.” Perempuan i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD