Bagian kedua

1002 Words
PART 2| ULAH VISEL . Semenjak kejadian kemarin'Avril selalu berceloteh dan bersungut-sungut. Tidak ada penjelasan satupun yang bisa dia terima sekalipun Abel bicara dengan tegas. Namun gadis pencicilan  itu tetap tidak percaya, jika dia bertemu dengan siapa pun baik Abel dia selalu menyindir. Melihat akan hal itu'Skan putra sulung tidak tega melihat Avril adiknya dan diri nya sendiri tidak baikan. Skan pun merencanakan agar bertualang ke sebuah hutan yang sangat indah dan yang belum pernah di jelajahi mereka. Avril sedikit jengkel dengan ajakan Skan yang tiba-tiba. Dia pun akhirnya mengangguk setuju dan mulai berkemas menyiapkan sedikit bekal untuk mengisi tenaga di perjalanan dan Avril mulai memakan buah di luar rumah'menunggu Visel super lambat. "Ohh..Visel ayolah'kau tidak akan membiarkan kami menunggu mu lama kan? Nanti kita akan lama berangkat! Jangan lamban'Sel!Tegor Skan sedikit kikuk kepada adiknya yang sedang makan dengan santai nya. "Baiklah, kalian selalu saja memaksaku agar cepat. Santai saja bung' emang kenapa kalau sedikit makan sambil menikmati nya? Visel sedikit menoleh ke arah gadis pencicilan itu'yakni Avril. "Okey,semuanya sudah beres kan? Kami akan berangkat Bu'jaga diri Ibu baik-baik sebelum kami pulang! Skan mulai pamit begitu juga dengan ke-dua adik perempuannya. "Ya. Kalian harus pulang sebelum matahari tenggelam' jika ada sesuatu yang membahayakan kalian cepatlah pulang dan jaga nyawa kalian denagn baik. "Ingat nyawa tidak bisa dibeli" nasehat Abel dan mengibaskan sebilas senyum dibibirnya. Skan dan ke-dua adiknya tersenyum mengangguk dan mulai naik ke kelana masing-masing. Mereke pun berlalu di antara semak-semak yang sangat rimbun' di sekitar gubuk rumah yang peyot itu dan di antara semak-semak belukar hutan. "Kira-kira jarak hutan yang kau bilang itu bagaimana Skan? Apakah itu panjang? Avril menoleh ke arah Skan yang ada di belakangnya dan mulai melambatkan laju kudanya menyejajari Skan dan Visel. "Hm...kira-kira ada lima kilo. Mungkin sangat panjang' bagaimana kalau kita membatalkan rute perjalanan kita dan kita kembali menuju kolam "Cilin" yang luas itu? Kalian sudah pernah pergi ke sana belum? Skan melirik ke arah Avril. "Apa tidak ada tempat selain hutan dan kolam'Skan? Aku sudah bosan hanya menjelajahi tempat seperti itu! Cetus Visel sedikit kesal dan menoleh ke arah Skan. "Oh...ya? Bagaimana kalau ke sungai? Kita kan bisa sekaligus menangkap ikan buat sarapan nanti malam. Sebaiknya kita harus memanfaatkan petualangan kita dengan berharga! Saran Skan. "Baik,aku setuju mungkin itu ide yang bagus! Aku juga ingin menangkap ikan. Avril berseru riang.Sementara Visel mengangguk asal. "Sekarang sudah jam berapa'Skan? Nyaris perutku sangat lapar. Apa kita bisa berhenti sejenak untuk memakan bekal siang kita? Tanya Visel dengan arwah menggoda selera makan. "Nope ! mungkin itu bukan ide yang baik,kita tidak boleh berhenti disini. Lebih baik sesampai disana kita kan berhenti! Ucap Skan tegas. Visel menangguk kesal. Tidak lama kemudian............ "Baik sekarang kita sudah sampai'ayo kita makan! Skan turun dari kelana nya dan menambatkan nya di salah satu pohon dekat sungai yang menjadi tempat memakan bekal mereka yang di susul oleh ke -dua saudarinya. Visel mulai melahap jatah makanan nya yang tersedia dari roti gandum kering dan air biasa. Skan muali memeperingatkan kepada ke-dua saudarinya agar cepat makan untuk menangkap ikan. Usai mengahabiskan jatah makanan masing-masing, Skan dengan sigap menghampiri Sungai dan menaburkan sebauh jala tua yang dia dapatkan di pinggir Sungai. Avril mendekati Skan begitu juga denagn Visel yang terlebih dahulu menghela nafas panjang. Ikan salmon yang sedang ingin melakukan reproduksi atau bertelur di sungai mulai meloncat-loncat untuk bergerak sebagian lagi ada yang bergerak santai mengikuti aliran arus sungai yang tiba-tiba sangat curam dan cocok untuk melakukan kegiatan olahraga "arung jeram". Dan yang paling keberuntungan adalah beberapa ikan salmon yang sudah memasuki jala. Skan mengangkat jala tua itu dengan hati-hati agar tidak robek dan ikannya akan kabur."Avril'tolong bawakan kemarisebuah wadah yang cocok tempat ikan ini! Ucap Skan menoleh kearah Avril. Avril segera mengangguk dan dengan cepat membawakan ember kecil yangjuga sudah tua.Viselyang melihat hal itu seperti tertantang dan mulai menangkap ikan salmon dengan tanagn kosong namun tetap saja nihil. "Kau tidak boleh melakukannya"Sel dengan tangan kosong! iseng Avril."Baiklah...aku menyerah,kala begitu bagaimana jika kita bermain air saja? Tawar Visel. Avril dan Skan saling tatap dan saling menunduk.Mereka masuk ke air dan mulaimenyiram satu samalain.Gemercikan air yang membuat pakaian basah bukan menjadi persoalan bagi mereka. Sesekali mereka tertawa dan suara mereka bergema oleh adanya tebing di depan samping. Tidak terasa hari sudah sore,perlahan langit mulai berwarna orange'suara derikan serangga sesekali terdengar. Para burung kembali ke sarang masing-masing. Rerumputan mulai basah karena embun mulai turun.Skan memutuskan agar segera pulang. Avril dan Visel mengangguk sembari keluar dari dalam air'mereka mulai berkemas."Ayo bawa ikannya kemari! Seru Skan. "Skan akan kita apakan nanti ikan ini? Rempah di rumah kan sudah habis'mungkin di sekitar sini ada sesuatu! Saran Visel dan mulai melirik ke sana kemari. "Ayolah' kita cukup hanya membakar ikan ini saja! hari sudah mulai larut! Lantas Skan mulai memasukkan semua perlengkapan ke  dalam tas kecilnya. "Tunggu'Avril apa kau belum percaya akan hal itu? Lekas Visel mengangkat sebelah alisnya.Skan yang seolah tau tentang hal apa yang akan di katakan Visel segera menatap tajam Visel dan menyikut lengannya.  Namun Visel mengabaikan tatapan Skan dan tetap melanjutkan ucapannya. Skan yang melihatnya segera frustasi. "Apa kau belum percaya'bahwa kau itu anak Raja? Ayolah jangan keras kepala! Cepat utarakan kebenaran dan isi hati mu tentang hal itu. Visel senyum iseng. Sementara Skan menutupi wajahnya dengan ke-dua tangannya menghela nafas dengan panjangdan setelah itu menatap Visel dan seloah tatapannya mengartikan"kau terlalu keras kepala' Sel! Kau berpikir terlalu pendek'bagaikan otak udang! "Eh...hah? ekspresi wajah Avril seketika buram dan mulai pergi ke kelananya naik tanpa mengajak yang lainnya. "Sell...kau dasar bodoh! Apa kau masih mau keluarga kita tetap"broken home" Skan kini mulai meninggalkan Visel dan mendekati Avril. "Avril,tunggu kenapa kau selalu berpikiran sensitif sih? Sejak dulu kau pasti tau seperti apa Visel kan?Dia seperti udang! Skan berusaha menenangkan Avril dan menatap tajam Visel yang mendekati nya. "Apa lagi yang akan kalian katakan lagi? Kumohon jauhi lah aku dan jangan ajak lagi aku berbicara! Dasar menyebalkan! Avril meronta saat Visel memegang lenagnnya dan langsung pulang. Skan dan Visel menyusul dari belakang'agar tidak terlalu jauh dari adik nya yang sudah duluan pergi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD