When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Little Thief's POV “Kau belum makan apa-apa dari kemarin, Darla. Apa kau tidak lapar?” Darla Jenkins tidak banyak berbicara sejak kejadian di kantor polisi kemarin—ketika mengetahui ibunya menolak untuk bertemu. Gadis kecil itu juga tidak banyak melakukan apa-apa selain termenung dan murung. Darla memberi aku gelengan sebagai jawaban sambil melirik waffle dan pancake yang aku pesankan untuknya. Makanan itu sudah terlihat dingin dan lembek, mengingat sudah tiba di meja lebih dari tiga puluh menit yang lalu. Bahkan aku dan Azrael sudah menyelesaikan sarapan kami dari lama. “Satu gigitan kecil saja.” Aku mencoba merayu, “Aku sengaja memesan rasa coklat dan strawberry karena tau kau akan menyukainya.” Darla menggeleng lagi. Gadis kecil itu mendongak padaku dengan mata biru yang berbinar