kami sudah menyelesaikan makan malam kami dalam diam
selesai makan alvin mengajakku berbicara ,dia menatapku
" rii.... apa kamu menerima perjodohan ini,apa kamu sudah memutuskan" kata mas alvin
kuhirup udara dalam sebelum menjawab pertanyaan dari mas alvin
"sejujurnya aku nggak tau mas ,ini semua diluar rencanaku,mas kan tau aku baru selesai kuliah,aku juga punya keinginan menjadi wanita karir sebelum menikah "
"begitu banyak angan angan ku yang belum terlaksana,tapi disisi lain aku ingin berbakti kepada ayah dan ibuku"
"harapanku hanya bergantung kepadamu mas..., kalau memang kita ditakdirkan berjodoh aku berharap kamu bisa menjadi imamku,bersedia membimbingku kelak dalam berumah tangga" akhirnya aku beranikan diri mengeluarkan semua unek unek ku
tentang cita citaku yang belum tercapai,aku ingin bekerja berkarir sebagaimana teman teman ku yang lain.
mas alvin terus mendengarkan semua ucapanku ,aku yakin dia telah memikirkan semuanya
hingga kemudian dia berkata
" aku tidak akan mengekangmu nanti,kamu boleh bekerja jika kamu mau,dan misal nya tidak pun tak apa,aku yakin ,penghasilanku cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kita nanti"
" untuk tempat tinggal ,aku berharap kamu mau tinggal bersamaku dirumah papa,rumah kami cukup besar dan papa hanya tinggal sendiri bersama ART ,kalau pun kamu mau tinggal terpisah aku punya apartemen untuk ditinggali"
"tapi aku rasa papa menginginkan kita menetap dikediaman beliau,kasian papa sering kesepian "
betul juga yang diucapkan si alvin ini ,aku gak tega jika om faisal nanti tinggal sendiri,sedang dirumahku ayah dan ibuku masih ada adek ku arman yang menemani
.....
alvin pov
entah bagaimana tadi mulutku dengan lancangnya merencanakan masa depanku dan riri,dan sedikitpun aku bahkan tak membahas tentang ana
kami sudah dimobil menuju jalan pulag mengantar riri,dijalan kami masih canggung seperti semula .
aku bahkan tak tau lagi bagaimana harus berkata jujur kepada riri tentang statusku yang masih pacar orang
aku juga tak kuasa berkata jujur pada ana sekalipun .
.......
masih " alvin pov"
aku sudah mengatakan kepada papa ku tentang persetujuanku menikah dengan riri,kurasa riripun demikian berkata kepada kedua orang tuanya
semburat bahagia jelas terlihat diwajah teduh papaku ,aku sungguh belum pernah melihat wajah beliau berseri seri seperti ini semenjak kepergian mama.
aku lega bisa membuat papaku bahagia , aku berharap keputusanku ini tepat
hinggal hari itu menjelang ,disaat lamaran diadakan dikediaman om hendro ayah riri...