"Apa yang ingin Profesor lakukan?!" Tanpa memberi kesempatan Seto untuk menjawab Sherly langsung mendorong Seto karena berpikir pria itu hendak melakukan sesuatu padanya. Dia bahkan tidak peduli meski mengetahui Seto meringis karena punggungnya membentur setir. Matanya menatap tajam, seperti memberi peringatan. "Saya bisa saja berteriak di sini, sekarang juga jika Profesor berniat macam-macam," ancamnya. Seto masih menggosok punggungnya yang sakit terbentur setir. Bertahap menarik nafas, lalu mengangkat wajahnya menatap Sherly dengan tatapan kesal. "Dasar gadis bar-bar! Kamu pikir apa yang akan saya lakukan? Lihat! Saya hanya membantu kamu mengenakan sabuk pengaman." Sherly sulit untuk percaya. Tetapi ketika pandangannya perlahan turun, dia tahu apa yang dikatakan Seto benar. Pria it