"Sekarang di hadapan kalian sudah ada pasien yang menderita kanker esofagus. Pembuluh darahnya pecah, kalian hanya punya waktu tiga puluh menit untuk melakukan tracheostomy. Mengerti?!" Seto berkeliling untuk melihat persiapan ketiga kelompok yang masing-masing sudah mendapat bagian. Ketika berada di samping meja operasi kelompok tiga, kelompok Sherly dan Dimas, pandangannya kembali tertuju pada gadis itu. Namun tak bertahan lama karena Seto segera mengalihkan perhatiannya dan berjalan ke meja operasi kelompok lain. "Jika ada pertanyaan, ini adalah kesempatan bagi kalian. Karena setelah simulasi dimulai, kalian dilarang bicara kecuali sesama rekan kelompok." "Prof!" Raisa mengangkat tangan. "Ya. Ada pertanyaan apa?" "Boleh tambahkan sedikit waktunya? Tiga puluh menit terlalu sin