Belum genap dua puluh empat jam ditinggal pergi oleh Evi Tania, Faiz Faisal merasakan kesepian meski ada kedua orang tuanya. Entah apa yang terjadi padanya. Selama sebulan ini ia sangat bergantung kepada sosok gadis periang itu. Ia selalu membutuhkan kehadirannya. Faiz rindu celoteh riangnya yang selalu menghibur dirinya. Meski terkadang cerewetnya itu menyebalkan. Berulang kali ia mengecek ponsel namun tetap saja belum ada jawaban atas pesan-pesan yang dikirimnya. Sebelumnya ia pun melakukan panggilan hingga lima kali. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh namun Evi belum juga memberikan kabar. Faiz mendadak khawatir terjadi hal buruk kepada gadis itu. Sejak mengetahui jika Evi bukan gadis miskin yang disangkanya, Faiz tak lagi merendahkannya. Ia bahkan menyesali perbuatannya di masa la