Via sudah rapi dengan seragam sekolahnya yang benar-benar membuat Sinta ingin mengomel tapi karena tahu kalau Via tidka akan mendengarkannya Sinta hanya diam mengambil sarapan yang dia masak tadi untuk mereka. Hari ini adalah hari minggu Via pasti dirumah seharian maka Sinta harus memasak agar ada yang bisa dimakan anaknya itu ketika dirumah. Sinta sangat menyayangi Via meski Via tidak pernah bersikap baik kepadanya selayaknya seorang anak.
"Via yang kamu bilang semalam tentang Pita apa benar ?" tanya Sinta akhirnya yang sangat penasaran dengan apa yang anaknya itu katakan semalam. Via yang mendengar pertanyaan Sinta hanya diam tidak ingin menjawab tapi tentu Sinta kembali bertanya. Via kamu denger ibu nanya gak sih.
"Dengar buk terus kenapa kalau benar, mau jadi ibu-ibu perumahan yang suka menggosipkan anak orang lain juga ?"
"Ya enggak, sejak kapan kamu lihat ibu begitu."
"Mana ku tahu," jawab Via seadanya lalu langsung masuk kembali ke dalam kamarnya tidak memperdulikan Sinta yang masih bertanya di luar. Tidak mendapatkan jawaban apapun dari Via Sinta lalu memutuskan untuk pergi ke restoran karena dia hari ini kebagian masuk pagi jadi dia harus segera pergi.
"Via ibu pergi kerja dulu, kamu gak kemana-mana kan ?"
"Belum tahu," jawab Via seadanya dari dalam kamar yang pintunya pun tidak dia buka.
"Kalau pergi kamu gak boleh pulang lewat jam sembilan malam awas kalau sampai kamu pulang telat !" Via tidak menjawab apa yang ibunya itu katakana dia hanya membuka buku n****+ yang dibelikan Aldy semalam untuknya.
Kekasihnya itu sangat baik kepadanya bahkan ponsel yang dia miliki saat ini adalah pemberian Aldy, dia beruntung bisa berpacaran dengan Aldy karena Aldy adalah anak dari keluarga kaya raya dan tentunya saat ini semua keinginan Via dipenuhi oleh pria itu seperti setiap mereka makan di kantin dan Aldy juga membelikannya berbagai barang-barang bagus.
Banyak temannya yang iri kepadanya karena Aldy memilihnya menjadi kekasih, kepala tim basket seperti Aldy tentunya memiliki banyak penggemar wanita baik di sekolah maupun di luar sekolah namun sayangnya Aldy hanya melirik kepadanya seorang dan Via percaya hubungan mereka akan bertahan lama meski mereka sudah lulus dari bangku SMA.
Di posisi lain Sinta yang tengah berjalan kaki untuk keluar dari gang rumahnya menuju jalan besar untuk menaiki angkutan umum sepanjang jalannya dia tahu ada beberapa orang-orang sekitar yang berbisik-bisik tentangnya dan itu pasti perihal ada yang melihat Via pulang larut malam dan turun dari sebuah mobil mewah, Sinta sendiri sudah kenal dengan Aldy satu tahun yang lalu dan meski tidak pernah berbicara banyak dengan Aldy Sinta tahu pria itu baik kepada Putrinya Via.
Sebagai ibu Sinta hanya menasehati Via untuk menjaga diri dengan baik karena dia adalah wanita yang harus pintar menjaga diri. Tapi meski tahu hubungan anaknya dengan Aldy baik-baik saja omongan tetangga tetap tidak bisa dihentikan, ada saja salah dirinya dan Via dimata mereka semua dan Sinta tidak bisa berbuat apa-apa. Jika bukan karena rumah yang dia tempati sudah menjadi hak miliknya Sinta juga lebih baik membawa Via pindah dari sana. Saat sudah sampai di pinggir jalan besar Sinta bertemu dengan Tuti wanita itu terlihat tidak suka saat melihat Sinta.
"Kamu kenapa Tut ?" tanya Sinta tidak mengerti dengan wajah Tuti.
"Kamu itu bisa ya bilang sama Via kalau mau bergaul yang gak bener jangan bawa-bawa Pita anak saya, kamu tau gara-gara Via yang ngajak Pita terus kemana-mana anak ku jadi ikut gak bener. Aku itu menghargai kamu Ta tapi anak mu itu bisa bawa pengaruh buruk buat anak ku. Liar dia itu jangan bawa-bawa ke Pita." Tuti panjang lebar mengeluarkan emosinya dengan tenang Sinta menjawab.
"Oalah Tut aku pikir kenapa, nanti aku bilangin sama Via jangan ajak-ajak lagi Pita sama dia. Lagian baik buruknya perbuatan Via harusnya juga Pita kalau tahu buruk jangan di ikuti toh, jadi kita juga jangan salahkan Via aja." Sinta sebenarnya ingin memberitahu kepada Tuti perihal apa yang Via katakan kepadanya semalam namun dia menahannya karena tidak ingin Tuti menjadi semakin marah kepadanya dan juga bisa berimbas kepada Pita.
****
Sore hari yang cerah Via sudah siap menunggu Aldy menjemputnya karena mereka akan pergi menonton. Beberapa ibu-ibu yang lewat didepan rumahnya memperhatikan penampilan Pita yang saat ini tengah memakai dress berwarna biru muda yang tidak terlalu seksi karena masih menutupi lengannya hanya saja panjang dress itu sebatas lututnya saja dan dia menggunakan sneaker.
Rambutnya yang bergelombang dibiarkan terurai, dia tahu ibu-ibu itu pasti sedang menggunjingkannya dan dia sangat kesal untungnya mobil Aldy sudah sampai di depan rumahnya.
"Hai Beb," sapa Aldy dan mereka berpelukan.
"Kamu gak bawa motor tadi katanya mau naik motor aja."
"Si Roy pakai motor bentar katanya jadi ya aku bawa mobil aja dirumah juga nganggur."
Setelah mendengar itu mereka lalu masuk ke dalam mobil dan pergi, Aldy tahu Via tidak tahan dengan tetangga yang selalu membicarakannya. Pernah Aldy bertanya kenapa Via tidak mengajak ibunya untuk pindah tapi kata Via dia juga tidak ingin pindah dari rumah yang mereka tempati karena dirumah itulah dia bisa mengingat sosok ayahnya pernah ada.
Mereka sampai di sebuah Mall dan Aldy membeli tiket, selagi menunggu waktu untuk menonton Aldy mengajak Via untuk membeli makanan dan juga minuman. Via selalu bahagia bersama Aldy dan dia merasa nyaman ketika bersama pria itu.
"Beb boleh gak aku tanya sama kamu, tapi jawab jujur ya." Via menatap Aldy dengan senyuman yang dia tahan.
"Apa tanya aja dong, kapan juga aku pernah bohong sama kamu."
"Kalau nanti kita udah lulus terus kan kamu mau bilang mau kuliah ke luar Negri tuh dan aku pasti kuliah disini kamu bakal tetap setia sama aku gak sih ?" Aldy ingin menjawab namun tiba-tiba pengumuman tempat ruangan mereka menonton sudah dibuka.
Aldy mengajak Via untuk mengikutinya sambil mereka bergandengan tangan. Setelah mendapatkan tempat duduk barulah Aldy menatap wajah Via lalu menjawab pertanyaan Via tadi.
"Aku gak pernah berpikir buat cari wanita lain selain kamu lo, jadi jangan tanya hal-hal kaya gini lagi. Oke," jawab Aldy dan Via merona mendengarnya.
Lampu studio tempat mereka menonton pun di padamkan karena film akan segera di mulai tapi Aldy perlahan mendekatkan wajahnya ke Via dan saat sudah dekat dia bertanya kepada Via.
"Apa boleh ?" tanya Aldy pelan dan Via mengangguk sembari menahan napas dan ciuman mereka yang di bibir itu pertama kali terjadi setelah dua tahun lebih mereka berpacaran dan rasanya sungguh sangat manis bahkan pipi Via terasa sangat panas saat ini.
Meski ciuman itu singkat tapi sepanjang film di putar Via tidak berhenti memikirkannya.
Bersambung...