22) Scandal Andri

2227 Words

“Di sini aja. Sayangku duduk aja di meja, ya.” Aku meminta Teh Ulfa duduk di meja yang ada di depanku, sementara aku menggeser kursiku mendekatinya, menempatkan diriku di tengah pahanya yang sengaja dia lebarkam memberikan tempat padaku. Dia pun mulai membuka satu per satu kancingnya hingga kemeja berlambang Pemkab dan Kemendagri itu terbuka seutuhnya. Tanpa perlu melepaskannya, aku bergerak mengangkat kaos dalam yang dipakai Teh Ulfa, dan tampaklah perutnya yang mulus, ramping dan rata. Indah sekali. Aku segera menciumi perutnya, menjilati pusarnya. Dia melengkungkan badannya, menunduk memeluk erat kepalaku seakan semakin membenamkan ke perutnya. Kakinya bergerak gelisah, sekilas aku mencium aroma semerbak wangi dari arah kewanitaannya yang tepat berada di bawah daguku karena roknya t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD