GARIS LURUS TENGAH MALAM

1113 Words

“Iya aku dengan dia seperti teman saja. Aku malah tidak nganggap Lingga teman dekat seperti adik. Banyak orang jadian karena ADIK KETEMU GEDE. Tapi aku tak merasakan itu. Enggak. Makanya aku bingung begitu dia kemarin kritis aku seperti kehilangan nyawa. Terlebih waktu dia teriak dan aku mendengar benturan mobilnya lalu senyap. Itu sepertinya nyawaku yang melayang. Bahkan aku tidak tahu apa dia sadar dia telepon aku.” “Pokoknya dia hanya teriak tolong … tolong, rem ku blong. Dia tidak menyebutkan Kak, atau Bu, atau Pak. Jadi aku yakin dia tidak sadar siapa yang dia hubungi.” Adit bisa membayangkan apa yang Hessa alami ketika sedang bertelepon dengan Lingga lalu terdengar benturan. Benar seperti yang Hessa katakan serasa nyawanya lah yang ikut terbang. “Sekarang kamu tidur, kan giliran

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD