Nur masuk ke kamar mandi, Wahyu memilih menyeduh kopi di dapur. Meski hatinya tengah marah pada Nur, tapi ia berusaha meredam rasa marahnya. Setelah membuat kopi, Wahyu duduk di ruang tengah, dinyalakannya televisi. Sesekali matanya melirik ke pintu kamar, menunggu Nur ke luar dari kamar, baru ia masuk untuk mandi. Tapi cukup lama ia menunggu, Nur tidak juga ke luar dari kamar. Sedang sebentar lagi waktunya maghrib tiba. Akhirnya Wahyu memilih mengalah, dibukanya pintu kamar perlahan, tapi Nur tidak ada di dalam kamar. Suara air shower yang jatuh ke lantai kamar mandi masih terdengar dari dalam kamar mandi. Wahyu mengernyitkan keningnya, jika saat datang tadi Nur sudah masuk ke dalam kamar mandi, maka ini sudah terlalu lama baginya berada di dalam sana. Tiba-tiba kecemasan menyusup di dala