Ruby berjalan cepat menuju sebuah ruangan milik seorang petinggi sebuah perusahaan, sebuah amplop berwarna putih berada di genggamannya. Walaupun hatinya tengah terluka tetapi senyum tetap terlihat menghiasi wajah cantiknya. "Bu, Pak Dimas se—." Kalimat sekertaris pribadi Dimas menggantung karena yang di ajak bicara sama sekali tidak memperhatikannya. Dengan penuh semangat dia membuka pintu dan tanpa permisi memasuki ruang kerja suaminya. "Sayang, kok kamu ke sini?" tanya Dimas yang sedang membaca sebuah file, tangannya memegang sebuah map berwarna biru yang terbuka, sementara di hadapannya ada beberapa map yang tertumpuk. "Kamu enggak seneng aku ke sini?" tanya Ruby kecewa, senyum yang semula menghiasi wajahnya perlahan mulai menguap. "Bukan begitu, aku cuma lagi banyak kerjaan,"