Terlambat

1751 Words

  Setelah membaca, jika itu surat cerai. Adel mengambil pen. Entah dengan perasaan yang bagaimana, Adel menandatangani surat perceraian. Air matanya terus berlinang, jika Alvin menganggap Adel sebagai penghalang untuk masa depannya, Adel rela, asal Alvin bahagia. Bukankah cinta tidak harus memiliki? Selamanya, nama Alvin akan terukir indah di dalam lubuk hati Adel yang paling dalam, hingga tidak ada pria manapun yang mampu mengganti posisi Alvin di hatinya. “Hiks … hiks …” Hanya isak tangisan yang Alvin dengar. Tanpa sepatah katapun, Adel pergi dari tempat itu, membawa luka yang entah sampai kapan dia bisa mengobatinya. Alvin masih diam di tempat, ada sedikit harapan, Adel menyobek kertas itu, atau dia tetap menyangkal semuanya. Entahlah, ini pemikiran konyol apa. Adel benar-benar me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD