Dion menggandeng tangan Alea, berjalan menuju motor Dion terparkir, mereka berniat untuk mencari restoran, maklum … Dion juga sepertinya kelaparan, apalagi Lea. Pasti lapar juga, dia cuman makan siang tadi, bersama Adel. Mungkin ini saat yang tepat untuk Dion mengungkapkan maksud dia. “Emmm … Say. Aku mulai saat ini panggil kamu Say ya …” Alea diam, hati dia masih berbunga-bunga, meskipun pacaran sama brondong, tapi sikap Dion sangat dewasa. “Eh, kok. Diam … boleh ‘kan?! panggil Say?” Dion kembali bertanya. Alea mengangguk. “Boleh … terserah aja mo panggil apa.” Dion tersenyum, ahh … pen banget nyipok Lea, apalagi suasana sangat mendukung. Eitss … tapi tunggu dulu, entar di kira Lea Dion cowok apaan, udah main sosor aja. Tahan, Bang Dion. Masih banyak hari esok! “Oke deh!” Dion terse