Bab 18 - Sibuknya Angin Yang Berlalu

1156 Words
Jemarinya kembali bermain lincah diatas keyboard seakan tampungan kata didalam otaknya harus segera di bebaskan. Kata demi kata sudah tersusun rapi menjadi kalimat yang cukup cantik dan unik. Sebenarnya Titania sudah lama menyukai dunia kepenulisan apalagi sadari kecil terkadang buku-lah tempatnya bercerita setiap hal yang dialaminya karena ayah dan abangnya selalu mempunyai kesibukan diluar melupakan keberadaannya. Akan tetapi terjun langsung serta mengeksposnya kedunia baru Titania lakukan saat menginjak bangku kuliah itupun Deliana menemukan buku diary hitamnya yang berisi aksara kala ia jenuh atau bosan dan mulai saat itu kedua sahabatnya menyarankan ia masuk dalam eskul sastra serta mempublish setiap syairnya. Banyak yang bilang seorang Titania itu kaku dan pasti sangat membosankan jika berbincang dengannya tetapi persepsi itu menghilang saat sebagian orang membaca tulisannya apalagi anak-anak sastra yang mengenal si penulis tersebut, awalnya sangat sulit menyalurkannya apalagi harus menyiapkan mental untuk menjadi pusat perhatian tetapi dukungan kedua sahabatnya sangatlah besar maka beginilah sekarang, setiap malam harus mempublish satu tulisan apapun itu pada blog kampus. Nama pena "semesta" sebenarnya asal ia ambil saja karena katanya setiap anak penulis harus mempunyai hal itu tapi bisa juga menggunakan nama sendiri tetapi karena Titania tidak ingin terlalu mencolok apalagi menjadi pusat perhatian maka ia lebih memilih menggunakan nama samaran asal pilihnya itu. Bukan tidak mudah menjadi seorang penulis karena harus memutar otak setiap pemilihan katanya serta hati-hati dalam menggunakan sudut pandang karena bisa saja ada seseorang yang tersinggung akan tulisan itu walaupun sebenarnya penulis tidak berniat demikian. Ketikannya terhenti, tangannya terulur mengambil gelas berisi coklat hangat kemudian meminumnya setengah gelas saja untuk merilekskan mata dan pikirannya dalam berpikir. Jangan pernah berfikir menulis itu mudah karena pada kenyatannya menjadi penulis itu sangat susah apalagi menjadi seorang motivator seperti Titania saat ini. Judul pembahasannya saat ini adalah mengenai persahabatan dan Titania cukup mengingat kebersamaannya dengan kedua sahabatnya untuk mendapatkan momen serta otaknya dapat diajak bekerja sama. Ingatannya kembali kemasa maba, Titania hanya menatap sekitar dengan pandangan malas tetapi karena adanya pembagian kelompok ia harus satu kelompok dengan maba yang lain yang katanya bernama Aloka dan Deliana Titania merasa risih saat Aloka terus saja memeriksa make-upnya dan memperbaiki kacamatanya yang Titania yakini bukanlah kacamata lensa. Itu hanyalah penghias wajah perempuan gaul itu ditambah lagi dengan Deliana yang terus saja tersenyum manis padanya seakan-akan ada yang lucu dengan mimik wajahnya. Kemudian dilanjutkan dengan sekelas bersama dan mulai saat itu mereka bertiga dekat yang didominasi pertengkaran absurd Titania dan Aloka serta Deliana yang menjadi penengah. Titania tersenyum singkat mengingat bagaimana wajah Aloka saat Marah, kesal atau memohon ingin ditemani ke Mall. Sebenarnya Aloka adalah anak pengusaha kecil-kecilan bisa dibilang tidak seperti anak lainnya tetapi neneknya-lah yang terlalu memanjakannya bahkan dalam sehari selalu dikirimkan uang jajan. Titania pernah bertanya mengenai apa pekerjaan neneknya tetapi Aloka hanya tertawa tanpa menjawabnya sama sekali. Mengenai Deliana, ia manis bahkan dalam berbicara saja sangat sopan sikapnya berbanding terbalik dengan sikap Titania dan Aloka. Deliana pernah marah bahkan tak ingin berbicara sama sekali padanya dan Aloka, inti masalahnya adalah Aloka menghilangkan n****+ kesayangan Deliana disebuah Mall. Deliana hanya tinggal dengan Bundanya mengenai Ayahnya katanya Deliana tidak tau menahu soal itu tetapi intinya Deliana hadir setelah adanya pernikahan bukan anak diluar nikah. Mereka berdua kadang menyebalkan tetapi Titania tetap bersyukur mempunyai sahabat seperti itu walaupun kadang benar-benar ingin membuang mereka di antartika. Titania kembali menatap layar komputernya disana tulisannya belum selesai bahkan baru beberapa paragraf saja. Jemarinya kembali menari diatas keyboard dengan cepat menciptakan kata demi kata yang sudah tertampung penuh dalam otaknya. Menjadi penulis memang seperti ini akan pening sendiri jika tidak segera ditulis atau diketik diwadah penulisan. Kata demi kata itu semakin bertambah bahkan kadang Titania harus berhenti sejenak kemudian melanjutkan kembali ketikannya, matanya juga sesekali menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Titania menghembuskan napasnya lega melihat ketikannya malam ini sudah selesai padahal tidak sampai beberapa lembar kertas bahkan hanya kata singkat tetapi harus menguras pikiran dalam memilah setiap kata yang ingin digunakan. *** Persahabatan **** dalam satu pekan kita harus meluangkan satu waktu dimana itu adalah kebersamaan untuk merangkai kenangan, saling menuai tawa menciptakan melodinya diantara kita. Saling mendengarkan suara satu persatu akan rumitnya takdir suguhkan. Saling mengisi kekosongan yang sempat hilang karena mungkin jatuh berserakah kemarin. Kita saling memulihkan kondisi masing-masing, menyembuhkan dan saling merangkul Indah akan persahabatan rasanya cukup mengasikkan saat kalian diam mendengarkan cerita humorku lalu setelah itu kita semua saling tertawa bersama, bahkan diam beberapa saat saling memandang satu sama lalu beberapa detik kemudian tertawa lagi. Bukankah itu keindahan dalam persahabatan. Bukankah persahabatan harus diisi dengan seperti bukan hanya tentang pertengkaran saja hidup engga selamanya harus tentang Cinta Cinta dan Cinta. Ada dunia persahabatan yang cukup Indah jika memang kita berhasil menemukan orang yang tepat untuk membangun kata itu. Persahabatan itu Indah hanya saja mungkin saat ini kamu belum menemukan seseorang atau kumpulan orang yang tepat persahabatan yang sesungguhnya takkan mementingkan ego dan keras kepala. Didalamnya harus ada si lucu, si jutek, si penengah, si tukang marah. Bukankah menyebutkan kata ini saja sudah sangat Indah bukan? kuberitahu sesuatu, didalam dunia persahabatan ada juga rasa cemburu bukan di dunia cinta-cintaan saja. Tidak percaya? Belum pernah merasakannya itu berarti kalian belum merasakan dunia persahabatan yang sesungguhnya. Coba tanyakan pada mereka? Pasti merasakannya rasanya itu sangat sulit, bahkan rasanya sangat ingin marah melihat mereka malah bersama yang lain dibandingkan kita. Tidak tidak, bukan berarti kita mencintanya tetapi..... Kenapa susah sekali ku jelaskan. Intinya yang pernah merasakannya pasti tau dan paham dengan kataku ini dan percayalah kehilangan seorang sahabat lebih sakit dan rumit daripada kehilangan seseorang yang kita cintai. Tidak percaya juga? Itu berarti kalian belum menemukannya. Ingat ya belum berarti tidak akan. Hanya saja mungkin sahabatmu itu juga bingung bagaimana caranya menemukanmu maka dari itu cobalah jelajahi dunia, aku tidak menyuruh kalian kelilingi dunia ya! Maksudku itu Coba membuka diri dan lihat apa yang tidak pernah kamu temukan salam dariku, Semesta **** Titania kembali membaca ketikannya karena bisa saja ada kata yang salah atau ejaannya yang tidak benar. Kepalanya terasa pening saat ini karena menulis dalam keadaan sudah sangat lelah seperti ini. Sebenarnya sebelum mengerjakan ini Titania mengerjakan tugas kuliah terlebih dahulu kemudian shalat isya setelahnya ia melanjutkan mengetik hal ini lagi. Titania jadi berfikir bagaimana respon kedua sahabatnya jika membaca artikelnya kali ini apakah akan terkesan biasa saja atau akan heboh seperti sebelum-sebelumnya. Ia membuka halaman blog kampus kemudian mengklik menambah entri baru. Menyalin tulisannya tadi kesana kemudian mengirimnya. Dan akhirnya selesai juga kegiatan sibuknya malam ini. "Apa saya menonton film saja malam ini? Untuk merilekskan otakku Daripada harus membuka ponsel yang pasti hanya berisi ocehan tidak jelas Aloka dan sikap pasrah Deliana?" tanyanya pada diri sendiri. "Yaudah. Saya nonton saja sepertinya kemarin saya sempet liat ada film action terbaru." jawabnya atas pertanyaannya sendiri beberapa detik lalu. "Untung ayah udah masang wifi dirumah." gumamnya sambari mengetik judul film yang akan ia nonton malam ini. Melihat film yang diinginkannya sudah ada bahkan berada di video paling atas Titania segera mengarahkan kursornya kearah sana dan mengklik film itu. "Mari kita berpetualang malam ini." gumamnya yang diiringi dengan pembukaan film tersebut. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD