episode 13

1020 Words
Cinta adalah anugrah Tuhan,,, Tiada salah jika seorang itu mencintai,,, Tapi, arahkanlah cinta itu pada muara yang benar,,,, "Frans, kau serius hari ini akan menikah dengan,Seiran?"tanya Ferdinan pura-pura penasaran. "Hn, "jawab Fransis singkat. Ferdinan tersenyum tipis, namun dalam hati, dia sudah merencanakan sesuatu untuk menggagalkan acara pernikahan mereka. "Baiklah, biar ku antar, Tuan, Lonenlis, "ucapnya pura-pura menawarkan jasa. "Hn, "jawab Fransis tanpa rasa curiga. Ferdinan tersenyum iblis dalam hati, ia merasa senang karena sahabatnya itu menerima tawarannya tanpa merasa curiga, setelah itu dia menyusul temannya yang sudah pergi menuju tempat parkiran mobilnya. ***** "Kau cantik sekali hari ini, Seiran, "puji Ayano sambil memperhatikan sahabatnya yang duduk di depan meja rias setelah di rias. Seiran mengenakan gaun putih dan kepalanya di beri mahkota ala Ratu, gadis itu nampak cantik dengan gaunnya, ia merasa gugup sekaligus bahagia karena sebentar lagi ia akan menjadi istri dari pria yang paling dicintainya, meski begitu, dirinya merasakan perasaan aneh dalam hatinya, dia merasa firasat buruk sebentar lagi akan terjadi, tapi di tak tau tentang apa. "Ayano, "panggilnya sambil menatap pantulan dirinya di cermin. "Ya, "Jawab Ayano yang duduk di tepi ranjang pengantin. "Apa pernikahan ku, akan berjalan dengan lancar? " tanya Seiran gelisah. Ayano langsung bangkit dari posisi duduknya, gadis itu berjalan menghampiri sahabatnya, lalu memegang bahunya, "Kenapa kau tanya begitu? Kau takut, kalau tunanganmu itu ingkar janji? "tanyanya bingung. Gadis itu menggelengkan kepalnya, dia yakin kalau kekasihnya bukan tipe orang yang suka ingkar janji, tapi hatinya tetap merasa gelisah, seakan ada yang berbisik bahwa pernikahanya tidak akan pernah terjadi, "Fransis, bukan tipe orang yang seperti itu, dia orang yang selalu menepati janji, lagi pula kami saling mencintai, "jawabnya sendu. Ayano menghela nafas bosan, dia selalu merasa heran dengan sikap sahabatnya itu, bagaimana mungkin dia bisa gelisah kalau dia sudah yakin, "Lalu kenapa kau masih ragu? "tanyanya gemas. "Aku tak tau, tapi aku sangat takut, terjadi sesuatu yang buruk padanya, "ucap Seiran. "Sudah, tak usah takut, berdoa saja semoga calon suamimu baik-baik saja, "tukas Ayano. Gadis itu mengangguk lalu memegang tangan sang sahabat yang masih berada di bahunya, dia merasa bersukur punya sahabat yang sangat perduli dan selalu bisa menenangkan hatinya. **** Diam-diam Ferdinan memperhatikan Fransis dari kaca spion mobilnya, dia mencari waktu yang tepat untuk membuat pria itu tak bisa datang di acara pernikahannya, ia melirik kapsul berisi obat bius yang berada di sampingnya,"Frans, "panggilnya. "Hn, "jawab Fransis singkat. "Apa kau baik-baik saja? "tanya Ferdinan pura-pura perduli. Fransis mengerutkan keningnya, dia merasa ada yang aneh dengan supirnya itu, tak biasanya dia menanyakan keadaannya saat melihat dirinya masih bisa berdiri, mengerti bossnya mulai curiga, Ferdinan berusaha mengalihkan pikiran buruk pada bossnya tersebut. "Kau jangan curiga begitu, aku ini sahabatmu, aku tau kau, 'kan, lagi sakit, jadi aku hanya khawatir padamu, "ucapnya berusaha membuat bossnya tak curiga akan niat buruknya. "Aku baik-baik saja, "jawab Fransis. Ferdinan masih memikirkan bagaimana cara membuat pria itu bersedia menerima obat bius yang sudah dia siapkan dalam bentuk kapsul dan menelannya. "Tapi, aku rasa kau perlu sebuah fitamin khusus agar penyakitmu tak kambuh tiba-tiba,"ucapnya. Fransis nampak berfiikir, dia merasa pria itu terlalu berlebihan,saat ia ingin mengatakan sesuatu,rasa nyeri di perutnya kembali terasa, pria itu mendesis sambil menyentuh perutnya. Ferdinan merasa Tuhan memang sayang padanya, buktinya penyakit sahabatnya itu kambuh saat dirinya ingin berbuat hal buruk, ia pun tak akan melewatkan kesempatan emas ini, "Frans, kau sakit?"tanyanya pura-pura perhatian. Fransih hanya diam sambil sedikit membungkukkan tubuhnya dan tangannya mencengkram perutnya, keringat dingin bahkan mulai menetes dari pelipisnya. Tak ada manusia yang akan hidup abadi,karena pasti semuanya akan kembali pada sang pencipta Ferdinan menyeringai dalam hati, sepertinya sahabatnya itu sedang kesakitan, bahkan menjawab pertanyaannya saja sepertinya tak mampu, pria itu segera mengambil kapsul yang ada di sampingnya, "Frans, kau tak bawa obat? "tanyanya memastikan. "Di dasbor, "jawab Fransis lemah. Kesempatan baginya untuk menukar obat milik bossnya dengan kapsul yang dia sediakan sendiri Ferdinan mengulurkan satu tangannya kebelakang, "Minumlah! "serunya sambil melirik sang sahabat yang mulai menerima kapsul darinya Tanpa pikir panjang dan rasa curiga, Fransis langsung memasukkan kapsul berisi obat bius itu kedalam mulutnya, "Istirahatlah, biar aku yang menggantikanmu, "ucap Ferdinan pelan. Setelah itu ia kembali fokus pada kemudinya. Fransis merasa kepalanya mulai pusing, pandangannya pun kabur matanya terasa berat, padahal yang dia tau obat miliknya tak memiliki efek samping seperti ini, ia menatap curiga pada sahabatnya itu, "Itu obat apa? "tanyanya curiga. Ferdinan hanya tersenyum penuh kemenangan melihat sahabatnya itu sudah mulai menunjukkan tanda obat biusnya terasa, "Itu agar kau tak merasakan sakit, sekarang tidurlah!"jawabnya. Dia semakin tersenyum saat sahabatnya itu sudah tertidur akibat pengaruh obat bius. Saat hati telah diracuni oleh ambisi,,, Maka setanpun akan itut campur didalamnya,,, Ferdinan segera mengeluarkan sebuah topeng kulit yang sengaja dia pesan, topeng itu membuat wajahnya sama persis dengan wajah Fransis, setelah memastikan topeng itu tertancap sempurna di wajahnya, dia segera mengambil ponsel sahabatnya lalu menukarnya dengan ponselnya, tak lupa dia juga mengambil dompet bossnya dan menukar dengan miliknya, setelah semua selesai,pria itu keluar dari mobil lalu membakar mobil tersebut untuk menghilangkan jejak, "Selamat tinggal, sahabatku,sekarang aku akan dikenal sebagai dirimu, lalu kau akan dikenal sebagai diriku, "ucapnya sambil melambaikan tangannya kebelakang. ***** "10 menit lagi ijab qobul akan dimulai, tapi kenapa, Fransis,belum datang? "tanya Seiran entah pada siapa. Gadis itu mondar-mandir di dalam kamar, hatinya sangat gelisah memikirkan calon suaminya yang belum ada kabar. Clek... Seiran menoleh pada pintu saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka, ia melihat Gino Hernandes yang myembulkan kepalanya,gadis itu pun menyerngit bingung, "Ada apa, CEO? "tanyanya heran. "Ah, apa,Fransis,tidak menelvonmu? "tanyanya khawatir. Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya. "Tadi, Yumico, bilang,Fransis,bersama,Ferdinan,kenapa aku jadi curiga pada supir rendahan itu? Aku takut dia akan mencelakai sepupuku, "ucapnya lagi. Seiran melangkahkan kakinya menghampiri pria itu lalu membuka lebar pintu kamarnya,dia merasa risih ada pria yang hanya menyembulkan kepalanya dari pintu, "Jangan negatig thingking begitu, CEO, "tegurnya. Hernandes menghela nafas, dia heran kenapa gadis itu masih saja membela orang yang sudah menjadi pengkhianat, "Terserah kau saja, aku akan mencari adikku, "ucapnya lalu pergi meninggalkan gadis itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD