When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
AYANA POV Gue nggak peduli dan nggak mau tahu ke mana om-om yang duduk di samping gue sambil fokus mengemudikan mobil ini membawa gue pergi. Gue bodo amat, sama sekali nggak takut apabila dia nyulik gue sekalipun. Lagipula, dia sepertinya sudah menjadi lelaki yang sangar disayangi oleh mama, menyingkirkan posisi gue. Jadi, hal-hal buruk semacam menculik atau menganiaya gue adalah sesuatu yang mustahil om-om nyebelin ini bakal lakuin ke gue. Mobil sudah berjalan cukup lama, kira-kira sudah dua puluh menitan kita sama-sama terjebak dalam keheningan. Gue sih nggak masalah, malah lebih baik kayak gini. Lagian nih ya, kalau ngobrol sekalipun, gue nggak minat nanggepin dia. Ingat, gue kesel setengah mati sama om-om nyebelin di samping gue yang kebetulan sedikit ketolong sama mukanya yang cuku