25. Tiba-Tiba Tersungkur

1681 Words
“Wow Baroth, bagaimana kau bisa melakukan itu?” meskipun menakutkan, Gavin merasa hal yang dilakukan Baroth barusan sangatlah keren. Dia beruntung bisa memiliki Baroth yang berada di sisinya “Bagaimana pak apakah semuanya baik-baik saja? Kau tidak seharusnya berhenti mendadak seperti itu, kau bisa memanggil kami dan membereskan sisanya” Baroth berkata kepada pak kusir yang masih ngeri dan bergidik ketakutan itu.  “Ini sempurna” Neville berjalan ke sisi kereta yang lain dan melihat percikan darah menempel di sekitar. Gavin yang mengikuti Neville dari belakang bingung apa maksud perkataan Neville “Apa maksudmu” Kata Gavin bingung. Neville masih tak menjawab apa-apa, dia malah mendekati bercak darah itu dan menyentuhnya dengan ujung jari telunjuk miliknya “Kental sekali. Sebaiknya kita harus segera bergegas dan kembali masuk”  “Apa kondisi kereta ini masih aman untuk berjalan 4 jam lagi?” Tanya Neville kepada pak kusir itu. Dalam perjalanan ini mereka tidak memakai pengawal atau prajurit atau semacamnya. Hal itu tentu saja akan menarik perhatian dan bisa saja menggagalkan misi. Jika memang kondisi kereta sudah tidak bisa berjalan, tidak ada jalan lain bagi kawanan itu untuk berjalan kaki menuju hutan Izia meskipun membutuhkan waktu dua kali lipat. Jika dilihat dari luar, kereta ini tampak seperti kereta kuda biasa, jadi wajar bila bandit nekat mencoba merampok. Mungkin para bandit itu memang sedang mengalami hari yang sial “Masih baik Tuan. Sebaiknya kita harus segera pergi” Jawab pak kusir itu. “Baiklah, semuanya, ayo masuk” Neville berkata kepada Baroth dan Gavin untuk kembali melakukan perjalanan Baroth menutup pedangnya dan menaruhnya kembali  ke sampingnya. seperti tak memiliki rasa kapok, dia kembali menaruh anggur di gelas kayu miliknya untuk kemudian diminum dengan lahap. Baroth yang melihat Neville menatapnya mencoba menawarinya dengan seteguk anggur manis itu. Namun Neville menolak, Baroth berganti menawarkannya kepada Gavin “Jangan bodoh” umpat Neville kesal dengan kelakuan panglimanya Itu. Baroth hanya tertawa dan meminum anggurnya kembali. Gavin sesungguhnya masih tak berani meminum anggur merah, ia mendengar kalau rasanya sungguh pahit hingga menempel ke tenggorokan berjam-jam. Jika memilih antara disuguhkan anggur atau s**u, dia akan selalu memilih s**u. Walaupun dia juga sebenarnya sedikit penasaran dengan bagaimana rasa anggur tersebut “Apakah kau benar-benar seorang darah campuran barbarian dan Izia Baroth?” tanya Gavin yang masih penasaran. Walaupun kereta baru saja berjalan, dengan mudah Baroth mulai kehilangan setengah kesadarannya “Entahlah yang mulia, aku tidak bisa mendengar Anda” Baroth benar-benar teler saat ini. Gavin kesal, omongannya tak dihiraukan, ia berbalik menatap Neville “Apa yang kau maksud dengan ‘aman’ tadi Neville”  “Ini berhubungan dengan rencana kita nanti Tuan. Aku ingin bertanya kepada Anda, apa Anda mengetahui rencana kita saat sudah sampai di Hutan Izia?” Tanya Neville dengan jari telunjuknya ke atas memberi isyarat “Kau belum berkata apa-apa soal rencana kita. Kita bisa saja langsung ke gerbang mereka dan meminta salam untuk masuk kan?” Tebak Gavin dengan polos. Jalan masuk untuk ke Hutan Izia sedikit unik. Tidak ada gerbang atau gapura yang menjadi penanda seseorang bisa masuk ke hutan itu. Sebenarnya bisa saja orang tersebut masuk lewat jalur mana saja, namun yang perlu diingat adalah Hutan Izia sangat luas, sedangkan Kaum Izia bermukim jauh di dalamnya. Hanya ada satu penanda yang menjadi bantuan bagi pelancong dari luar untuk bisa masuk ke pemukiman Hutan Izia, namun dikabarkan penanda yang menempel di pohon itu sudah dicabut oleh Kaum Izia itu sendiri. Jadi tidak ada cara lain saat ini selain meminta bantuan kepada prajurit yang berjaga di pos di sana untuk mengantarkan mereka ke pemukiman kaum Izia. Ada satu pos menara yang sebelumnya menjadi target p*********n. Saat ini pos itu dijaga dengan ketat menghindari p*********n brutal yang lain  “Baiklah begini Tuan” Neville menggeser tubuhnya ke kanan mencoba lebih dekat dengan Gavin. Walaupun ia tahu tidak ada orang yang mungkin bisa menguping pembicaraan mereka selain pak kusir dan Baroth yang sedang tertidur. Alangkah lebih baik bila dia mencegah kemungkinan terburuk untuk terjadi “Saat kita tiba di pos penjagaan prajurit Izia, prajurit yang menjaga disana akan mengantarkan kita ke jalan untuk masuk pemukiman Izia. Namun kita tidak akan masuk ke dalam begitu saja dengan mulus. Harus ada yang dikorbankan” bisik Neville dengan pelan ke telinga Gavin “Oke-oke. Teruskan” “Penjaga Izia tidak akan bisa memperbolehkan kita memasuki pemukiman dengan mudah. Apalagi bila mengetahui kalau kita adalah perwakilan dari istana. Kita akan melakukan penyamaran. Namun aku tidak akan terlalu mengharapkannya, karena ini semua bergantung kepada Anda Tuan Gavin!” Neville memegang pundak Gavin, tampak berlebihan memang, tapi hal itu membuat Gavin menjadi cukup percaya diri “Eh... Aku tidak tahu maksudmu Neville. Tolong jelaskan lagi.” “Anda tahu apa prinsip paling utama dalam teknik negosiasi” Neville menunjuk jarinya ke atas mengisyaratkan sesuatu, Gavin hanya terperangah menggeleng-geleng “Jika kau memberikan sesuatu kepada orang lain, maka orang lain akan memberikan sesuatu kembali kepadamu. Hukum itu selalu berlaku pada semua hal. Mulai dari dendam, kebaikan, amarah, semuanya. Termasuk dalam berkomunikasi” Gavin menopang dagunya sendiri masih bingung dengan penjelasan Neville. “Bila seseorang mencoba berkata kepada orang lain bahwa dia mempunyai rahasia yang tidak boleh disebarkan. Orang itu akan merasa bahwa lawan bicaranya merupakan orang yang aman untuk menyalurkan rahasia dan dia yakin tak membocorkannya ke siapa-siapa. Agak beresiko memang memberikan rahasia kita agar mendapat imbalan rahasia dari orang yang kita inginkan. Namun hal itu terbukti sangat efektif. Aku sendiri sudah sangat sering menerapkannya selama hidupku” Gavin sudah mendapat sedikit gambaran. Dia menoleh ke arah lain mencoba berpikir apa mungkin itu metode yang digunakan Marioth untuk mendapat rumor selama ini? “Namun teknik ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Perlu waktu dan kondisi yang tepat untuk melakukannya. Teknik ini perlu dilatih agar lawan bicara kita tidak menyadari bahwa kita sedang mengorek informasi darinya, akan berakibat fatal nantinya. Aku sendiri pun tidak menyarankan Anda untuk melakukan teknik itu dalam misi ini Tuan” “Lalu apa gunanya kau menjelaskan kepadaku tentang hal itu secara panjang lebar?” Neville menarik kain yang panjang sampai ke bawah lengannya. Dia menaikkan bibirnya mulai tertarik membahas sesuatu yang akan ia katakan “Jadi begini Tuan, sebelum kita sampai ke pos. Aku ingin Anda berpura-pura menjadi anak biasa yang cedera” Gavin bingung. Apakah rencananya ini memang dia pikirkan jauh-jauh hari atau baru saja ia pikirkan? “Kita akan menipu Kusir, Prajurit, Bahkan Baroth. Mereka semua akan mengira Anda terkena luka karena hasil bandit yang datang tadi. Anda akan berpura-pura terkena luka parah yang menyayat punggung Anda membuat tubuh Anda menjadi demam sangat tinggi. Alhasil Prajurit itu akan panik dan akan dengan cepat mengantar Anda ke pemukiman Izia karena tempat itu satu-satunya tempat terdekat yang memiliki peralatan obat. Baik para Prajurit maupun kusir tidak akan mempunyai waktu untuk memberitahu penjaga Hutan Izia kalau Anda adalah seorang Raja. Mereka akan buru-buru mengantar Anda ke gerbang Izia. Sementara itu, para penjaga tidak akan tega membiarkan anak-anak seperti Anda sakit tak terurus. Meskipun mereka berselisih dengan Yagonia, Kaum Izia masih memiliki hati nurani untuk anak kecil. Aku yakin mereka tidak akan tega untuk membiarkan Anda menderita” sekilas, rencana Neville memang cukup meyakinkan, Gavin masih belum memiliki celah untuk kaum Izia agar bisa membongkar penyamaran mereka “Lalu bagaimana dengan Baroth” tanya Gavin kebingungan menyamarkan manusia berbobot besar ini Dengan pelan, Neville mencoba mengambil pedang Baroth yang bersandar di jendela dengan anteng. Baroth juga terlihat bergeming dengan mengeluarkan dengkuran yang sangat berisik. Neville membuka pedang itu, walaupun tubuh Neville lebih kecil dari Baroth, namun ia tak terlihat kesulitan untuk mengeluarkannya. Sesaat, darah yang menggumpal muncul dari dalam sarung pedang itu. Neville sudah mengetahui kebiasaan Baroth, bukannya dia adalah orang yang s***s dan haus darah, namun dia memang seorang yang sangat pemalas dan jarang bersih. Membersihkan sarung pedang yang penuh darah pun dia enggan “Aku sebenarnya sudah mencampurkan obat tidur dengan porsi 12 orang di dalam anggurnya, karena aku tahu, Gorila bodoh ini akan sangat sulit untuk ditidurkan” Tetesan darah itu mengalir ke lantai. Neville menyentuh darah utu, mengusapkannya ke kedua tangannya  Gavin berteriak, dia kaget, tak menyangka Neville akan berbuat semenjijikkan itu. Namun Neville menaruh telunjuknya di antara bibirnya mengisyaratkan Gavin untuk tenang. Telapak tangannya penuh darah, Neville berdiri jongkok menghindari terkena atap-atap kereta yang  pendek mendekati Baroth. Dia mengusap-usap tangannya membuatnya penuh dengan darah dan meluberkannya ke seluruh tubuh Baroth. Entah dari sana memang seperti itu atau memang darah itu tak berbau amis sama sekali. Gavin menduga ada semacam trik khusus yang Neville lakukan untuk menyembunyikan bau darah itu. Setelah dilumuri, badan Baroth sekarang penuh dengan darah. Ia tampak aneh dan mengerikan, benar-benar seperti korban perang. Gavin menyadari sesuatu, apakah mungkin yang dilakukan Neville adalah bagian dari permainan sandiwaranya? “Sekarang giliran Anda Tuan, angkat bajumu dan hadapkan punggungmu padaku” pinta Neville. Walaupun tangannya sudah bersih tak tersisa darah sedikitpun, Gavin masih merasa jijik. Ia tak tahu apa yang pengawalnya itu lakukan “Cepatlah Tuan, ini tidak lama dan tidak sakit” Gavin pun akhirnya menuruti Neville. Karena menghadap berlawanan arah, Gavin tak tahu apa yang Neville sedang lakukan. Dia mengira Neville sedang melakukan sihir cahaya atau semacamnya karena sinar yang sangat terang memenuhi seluruh bagian dalam kereta hingga tercerai berai keluar jendela. Namun meskipun begitu, Neville tak merasakan apa-apa, tak ada hawa panas ataupun semacamnya, benar-benar normal “Sudah Tuan, sekarang balik badan Anda dan pakailah pakaian Anda kembali” hal yang keluar dari mulut Gavin adalah sungguh sangat cepat, dia tak mengira Neville sedang mengeluarkan sihir. Kekompleksan sihir Neville benar-benar diluar nalar bocah berusia 12 tahun itu “Lalu apa yang harus kulakukan” Tanya Gavin menunggu arahan selanjutnya “Tidak ada Tuan, anda seharusnya akan tidur sekarang” Tiba-tiba mata Gavin sangat berat. Mulutnya juga terasa mengganjal sangat sulit untuk dikeluarkan. Tubuhnya lemas terbungkuk ke samping. Dengan sekuat tenaga ia mencoba melawan, namun ini sepertinya adalah efek dari sihir Neville barusan. Tanpa sempat berpikir untuk merespon kata-kata Neville. Gavin akhirnya tertidur dengan lelap menyender di samping kiri jendela dengan rambut yang acak-acakan. Melihat wajah Gavin yang tertidur seperti itu membuat hati Neville menjadi sangat damai dan tenang “Sekarang, rencana selanjutnya dimulai”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD