Membantunya

2969 Words
Mendengar pertanyaan Jun Cheol membuat Ajeng dan Jin Young mendengarkannya dengan serius, lalu tak lama Ajeng pun mengusulkan sebuah apartement yang tak jauh dari cafenya saat ini. "Di sekitar sini ada hotel atau apartement gak Ajeng? Rencananya saya sama Jin Young harus pindah hotel agar lebih aman," tutur Jun Cheol menjelaskan. "Seinget gue di deket sini ada apartement sekop, gimana kalo besok gue bantuin kalian nyari apartemennya? Mau?" tanya Ajeng serius. "Boleh, yaudah besok kita cari tempat tinggal baru Jin Young!" ujar Jun Cheol datar. "Oke Jun, yaudah sekarang kita balik dulu istirahat sebelum besok nyari-nyari tempat tinggal baru Jun Cheol!" tutur Jin Young semangat. Jun Cheol yang mendengar ucapan Jin Young membuatnya mengangguk-anggukkan kepalanya setuju dan setelah menghabiskan makanannya mereka berdua melambaikan tangannya pada Ajeng lalu bergegas kembali menuju hotel. Selama di perjalanan Jun Cheol lebih banyak diam seakan-akan dirinya sibuk memikirkan suatu hal yang tidak Jin Young mengerti hingga akhirnya mereka berdua sampai di hotel, Jun Cheol masih berdiam bahkan sampai memasuki kamar ia masih tetap diam saja. Jin Young tak tahan dengan tingkah absurd rekan sekaligus teman baiknya membuatnya Jin Young mengajaknya ngobrol agar Jin Young mengerti apa yang sedang di pikirkan Jun Cheol saat ini, sedangkan Jun Cheol yang diajak ngobrol pun menanggapinya dengan serius. "Jun! Anda kenapa diam terus? Ada masalah apa? Cerita aja Jun," tutur Jin Young bingung "Feeling saya kepikiran posisi Ajeng yang bisa jadi kambing hitam," sahut Jun Cheol serius. "Kambing hitam gimana? Emang posisi Ajeng gimana Jun? Di tengah-tengah musuh? Atau gi mana maksud anda Jun?" tanya Jin Young khawatir. "Kambing hitam itu dia sebenarnya tidak bersalah tetapi dipersalahkan atau dijadikan tumpuan kesalahan! Gak di tengah-tengah Jin Young, maksudnya posisi Ajeng itu rawan dalam bahaya atau Ajeng bisa saja terluka karena ulah pak tua itu!" ujar Jun Cheol kesal. "Keterlaluan banget sih kalo kayak gitu Jun! Bener juga terus kita harus gimana dong Jun? Loh kenapa anda tau musuh kita pak tua Jun?" tanya Jin Young semakin khawatir. "Jelas Jin Young! Saat ini kita juga harus jagain Ajeng dari jarak yang gak musuh sadarin, itu kenapa saya nyari tempat tinggal baru kita masih di sekitaran cafe Ajeng agar dia aman dalam pantauan kita, astaga anda lupa Jin Young? Dia pernah menelpon saya dan suaranya terdengar seperti pria tua!" tutur Jun Cheol menjelaskan. "Oke baik saya mengerti Jun! Ah jadi begitu, lalu mengapa anda berdiam terus seperti itu? Ada masalah lain?" ujar Jin Young bingung. "Saya diam bukan berarti ada masalah Jin Young! Saya hanya sedang memikirkan kasus yang kita tangani," ucap Jun Cheol datar. "Apa yang anda pikirkan Jun? Tidak biasanya anda seperti ini," tanya Jin Young khawatir. "Banyak hal Jin Young! Entah saya juga tidak mengerti mengapa rasanya ada perasaan baru yang saya sendiri saja tidak paham," tutur Jun Cheol datar. "Tenang Jun semua pasti bakal berjalan dengan baik! Jangan bilang anda jatuh hati? Sepertinya memang anda sedang kasmaran Jun," ujar Jin Younh senang. "Jangan ngawur Jin Young! Sudah-sudah kita perlu istirahat sebelum mencari tempat tinggal baru yang lebih aman," tutur Jun Cheol dingin. Mendengar ucapan Jun Cheol membuat Jin Young terkekeh geli tapi ia tetap mengikuti perintah Jun Cheol yang menyuruhnya istirahat, perlahan-lahan sinarnya rembulan pun berganti menjadi hangatnya mentari pagi yang membangunkan Jun Cheol dan Jin Young yang masih betah tidur. Namun sayangnya alarm Jin Young berdering dengan cukup keras hingga membangunkan dua pemuda ini untuk segera bersiap memulai harinya, setelah melakukan rutinitas pagi mereka seperti mandi dan sarapan akhirnya mereka berdua mencari kendaraan untuk ke cafe Ajeng. Tak butuh waktu lama Jun Cheol dan Jin Young sampai di cafe Ajeng dengan keadaan masih sepi karena sepertinya cafenya baru di buka, bahkan Ajeng belum terlihat hanya dua karyawan Ajeng yang terlihat sibuk merapihkan meja dan membersihkan lantai. Jin Young tak suka keheningan seperti ini membuatnya mengajak ngobrol salah satu karyawan Ajeng yang sedang membersihkan lantai, sedangkan Jun Cheol menatap serius pada sekeliling cafe karena siapa tau dirinya menemukan bukti lain di sini. "Hm mas! Mas tau Ajeng di mana?" tanya Jin Young lembut. "Iya? Oh bu Ajeng lagi ada di ruangannya mas! Karena emang biasanya kalo pagi bu Ajeng itu selalu sibuk di sana mas," ujar salah satu karyawan Ajeng. "Begitu ya, terus biasanya kalo dia ke lantai ini kira-kira jam berapa?" tanya Jin Young serius. "Gak tentu mas soalnya kadang banyak banget yang harus dia periksa datanya atau segala macam saya kurang paham mas tapi paling jam 10:00 an atau kurang dari jam segitulah mas, memangnya ada apa ya mas?" tanya salah satu karyawan Ajeng. "Wah dia orang sibuk ya mas, ini saya sama teman saya lagi nyari apartemen deket-deket sini terus kemarin kata dia nanti mau dibantuin gitu mas!" tutur Jin Young menjelaskan. "Oh gitu toh, mau saya panggil kan bu Ajengnya tidak mas? Eh ngomong-ngomong masnya buru-buru atau tidak nyarinya?" tanya salah satu karyawan Ajeng khawatir. "Gak usah mas saya sama temen saya nunggu aja, gak kok kami santai!" ucap Jin Young lembut. Mendengar ucapan Jin Young membuat salah satu karyawan itu mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti lalu ia kembali melanjutkan pekerjaannya, sementara Jun Cheol yang sibuk berkeliling cafe tiba-tiba di hadapannya ada Ajeng yang hampir saja membuat mereka berdua berbenturan dahi mereka tapi mereka berdua refleks memundurkan tubuh mereka. Jin Young yang melihat hal itu justru terkekeh senang karena jarang-jarang dirinya melihat Jun Cheol bersikap seperti itu, biasanya Jun Cheol akan memarahi orang yang ceroboh tapi saat ini Jun Cheol malah bersikap santai dan melanjutkan langkahnya mencari bukti yang mungkin sengaja diletakkan di cafe ini. Sementara Ajeng menatap Jun Cheol bingung karena baru pertama kali dirinya melihat orang yang bersikap santai setelah di tertawakan seperti itu, lalu Ajeng berjalan menghampiri Jin Young masih berusaha mengendalikan tawanya yang terdengar ia begitu senang. Setelah Jin Young berhasil mengendalikan dirinya, ia pun bertanya pada Ajeng mengenai perihal mencari apartemen yang mereka bahas kemarin. Sedangkan Ajeng yang mendengar pertanyaan Jin Young membuat mereka berdua mengobrol santai. "Ajeng! Anda jadi membantu saya dan Jun Cheol mencari apartemen atau hotel untuk tempat tinggal baru kami? Apa anda sedang sibuk?" tanya Jin Young serius. "Jadi dong mau kapan emang Jin Young?" ujar Ajeng bingung. "Kalo sekarang gimana Ajeng?" tanya Jin Young serius. "Boleh aja ayok," ucap Ajeng lembut. Tak butuh waktu lama Jin Young segera memanggil Jun Cheol yang memperhatikan wallpaper di dinding yang terlihat aneh di matanya, merasa diabaikan oleh Jun Cheol membuat Jin Young dan Ajeng menghampiri Jun Cheol yang masih serius memperhatikan wallpaper tak jauh dari hadapannya berdiri saat ini. "Jun Cheol!" panggil Jin Young serius. "Sekop! Sekop!!" panggil Ajeng sebal. Jun Cheol yang merasa namanya dipanggil membuat dirinya mengalihkan pandangannya dari Wallpaper yang tertempel di dinding, lalu setelah mendengar ucapan Ajeng dan Jin Young membuat Jun Cheol yang mengiyakan dan akhirnya mereka bertiga pergi berjalan dari sana karena memang tujuan mereka tidak jauh dari cafe Ajeng. Sesampainya di lokasi yang mereka cari akhirnya Ajeng dan Jin Young berdiskusi dengan orang yang Ajeng kenal karena sempat menawarkan salah satu apartemennya untuk disewakan pada Ajeng, mendengar hal ini orang itu pun setuju menyewakan apartemennya kepada Jun Cheol dan Jin Young karena orang itu cukup kenal dengan Ajeng dan salah satu pelanggan cafenya. Setelah proses diskusi yang cukup lama, akhirnya mereka bertiga sepakat untuk menyewanya selama beberapa bulan ini. Lalu Jin Young, Jun Cheol dan Ajeng berjalan kembali ke cafe Ajeng sebelum nanti malam mereka berdua pindah ke sana, mereka bertiga pun beristirahat sejenak sambil mengisi perut mereka karena sekarang sudah waktunya makan siang. Disela-sela waktu menunggu makanan yang sedang dibuat, mereka bertiga mengobrol santai membahas banyak hal yang terlintas di kepala mereka. Tiba-tiba Jin Young mengusulkan Ajeng untuk membantu mereka pindahan nanti malam, mendengar hal ini membuat Jun Cheol ingin protes tapi sebuah suara telah mendahului Jun Cheol. "Widih mantap nih Jun kita pindah ke tempat yang saya lihat tempatnya malah lebih nyaman dan aman gitu ya! Keren nih Jun," tutur Jin Young senang. "Hm baguslah selama aman sih saya gak masalah," ujar Jun Cheol dingin. "Iya enak banget sih itu tempatnya gak sempit gak terlalu luas juga," ucap Ajeng ikut senang. "Thanks loh Ajeng! Kalo bukan karena anda kita gak akan tau tempat yang aman dan keren gini oh iya gimana kalo Ajeng bantuin kita pindahan nanti malam?" tanya Jin Young semangat. "Jin Young ...," ujar Jun Cheol terhenti. "Apa-apaan Jin Young! Lu minta bantuin orang luar sedangkan ada gue?!" murka Xin Qian kesal. Suasana yang berawal santai dan hening seketika berubah jadi mencekam karena ucapan Xin Qian yang terdengar dirinya sangat marah dengan apa yang dikatakan Jin Young tadi, melihat hal ini membuat Jun Cheol malah mempertanyakan tujuan Xin Qian di sini. "Kenapa anda bisa disini Xin Qian? Apa tujuan anda kesini?" tanya Jun Cheol datar. Mendengar pertanyaan Jun Cheol membuat Xin Qian merasa senang karena kehadirannya di anggap oleh Jun Cheol tapi sayangnya tak lama Jin Young memperingati dirinya untuk tak perlu membantu mereka karena Jin Young dan Jun Cheol masih tak bisa mempercayai Xin Qian setelah apa yang dilakukan Xin Qian dikantor Barra. "Gue nyariin lu sama Jin Young, tujuan gue ya nyamperin lu! Emangnya apaan lagi Jun Cheol? Gimana kalo gue aja yang bantuin kalian pindahan?" tutur Xin Qian senang. "Ngapain anda nyariin kami berdua?! Gak boleh! Anda itu masih mencurigakan dan kami berdua masih gak percaya sama anda setelah apa yang anda lakuin kemarin!" ujar Jin Young kesal. Xin Qian yang mendengar ucapan Jin Young membuatnya memarahi Jin Young dan ia hendak menampar Jin Young tapi Jun Cheol menahan tangan Xin Qian, lalu tak lama Jun Cheol justru memarahi tindakan brutal Xin Qian yang menurut Jun Cheol cukup keterlaluan jika sampai melukai orang lain seperti ini. "Apaan sih! Kita tuh rekan ya gak usah nyari masalah deh!" maki Xin Qian kesal. "Bukankah sudah saya katakan kemarin! Anda itu harusnya melindungi bukan malah melukai seperti ini! Kenapa anda masih saja bersikap keterlaluan?!" murka Jun Cheol marah. Mendengar hal ini membuat Xin Qian ingin mencari alasan tapi Jun Cheol sudah memutuskan untuk mengikuti ucapan Jin Young yang mengusulkan dibantu Ajeng, karena Ajeng masih bisa dipercaya dibandingkan Xin Qian yang terlihat mencurigakan dan membahayakan. "Lu denger sendiri kan apa yang dia bilang?! Gimana bisa gue gak emosi setelah apa yang dia bilang tadi Jun Cheol?!" ucap Xin Qian kesal. "Gak berarti anda bisa nampar dia seenaknya Xin Qian! Tapi gue setuju sama Jin Young! Karena kita masih belum bisa percaya dengan anda jadi akan lebih jika Ajeng saja yang membantu kita untuk pindahan nanti malam," ujar Jun Cheol datar. Disaat Xin Qian hendak kembali marah-marah dan membuat keributan, dengan sigap Jin Young menarik Xin Qian menjauhi keramaian lalu tak lama Jin Young memarahi Xin Qian yang masih saja keterlaluan seperti ini. Sedangkan Xin Qian yang merasa di perlakukan dengan buruk membuatnya balik memarahi Jin Young, hingga mereka berdua berdebat lalu Xin Qian yang melihat Jun Cheol menatap tajam dirinya jauh membuat Xin Qian berlalu pergi dari sana. "Setelah apa yang terjadi kemarin anda masih saja keterlaluan seperti ini! Tidak ingin berubah kah anda Xin Qian?!" murka Jin Young kesal. "Kenapa lu gak adil banget jadi orang! Kenapa harus cewek itu yang lu mintain bantuan kenapa gak gue rekan lu! Lu gak waras ya Jin Young!!" omel Xin Qian ikut kesal. "Bukan saya yang gak adil! Anda saja yang tidak masuk akal memaksakan hal yang sudah jelas tidak mungkin terjadi! Jika saya tidak waras saya tidak mungkin berkerja dengan Jun Cheol! Anda yang tidak waras karena bertingkah seperti ini," sahut Jin Young semakin kesal. "Pada kenyataannya lu tuh memperlakukan gue dengan gak adil! Lu tuh ...," ujar Xin Qian terhenti. Jin Young yang melihat kepergian Xin Qian yang tiba-tiba membuat dirinya menatap ke arah belakang dan disana ada Jun Cheol yang berwajah dingin tetapi tersenyum tipis pada Jin Young, merasa tidak ada gunanya dirinya disini akhirnya Jin Young kembali masuk ke dalam cafe untuk mempertanyakan pertanyaannya yang belum terjawab. "Hm jadi gimana Ajeng? Anda mau bantuin saya dan Jun Cheol?" tanya Jin Young lembut. Mendengar pertanyaan Jin Young membuat Ajeng mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa dirinya setuju untuk membantu mereka berdua, lalu tak lama Jin Young dan Jun Cheol berpamitan karena nanti malam mereka berdua perlu kembali ke sini. "Ajeng! Saya dan Jun Cheol balik ke hotel dulu ya nanti malam kami berdua bakal balik lagi ke sini untuk menjemput anda, oke?" tutur Jin Young lembut. "Jangan lupa untuk berhati-hati! Baiklah kami pergi dulu," ujar Jun Cheol dingin. "Bye Jin Young! Bye Sekop! Kalian juga hati-hati pulangnya," ucap Ajeng lembut. Selama di perjalanan, lagi dan lagi Jun Cheol kembali terdiam saat kembalj hotel tapi kali ini Jin Young tak ingin menganggu waktu berpikir Jun Cheol jadi ia memilih untuk ikut berdiam, hingga akhirnya mereka berdua sampai di hotel lalu keduanya segera bergegas masuk ke dalam kamar mereka karena Jun Cheol dan Jin Young perlu merapihkan barang bawaan mereka. Setelah bermenit-menit berlalu akhirnya Jun Cheol dan Jin Young selesai merapihkan seluruh barang bawaan mereka tapi sebelum benar-benar meninggalkan kamar hotel ini, Jun Cheol dan Jin Young memeriksa kembali setiap sudut ruangan karena mereka berdua khawatir jika sampai ada barang yang tertinggal di kamar hotel ini. Merasa tak ada barang yang tertinggal, akhirnya Jun Cheol dan Jin Young pun melakukan check-out dari hotel tersebut dan tak lama mereka berdua memilih untuk menyibukkan diri mereka dengan melamun selama di perjalanan menuju cafe Ajeng. Sesampainya di cafe Ajeng, tak lama Jin Young dan Jun Cheol segera menghampiri Ajeng yang terlihat sibuk membantu baristanya. Melihat hal ini membuat Jun Cheol dan Jin Young tak ingin mengganggu Ajeng, hingga akhirnya Jun Cheol dan Jin Young memilih duduk sambil menatap wajah serius Ajeng yang belum menyadari kehadiran Jun Cheol ataupun Jin Young. Bermenit-menit telah berganti tapi Jun Cheol masih saja betah menatap wajah Ajeng yang terlihat seakan-akan menarik sudut hatinya dan mengunci dirinya agar tetap menatap Ajeng seperti ini, lalu tak lama salah satu karyawan Ajeng menepuk bahu Ajeng untuk memberitahu dirinya bahwa ada orang yang sedang menunggunya sambil menatap Ajeng lekat. "Bu Ajeng itu ada yang liatin ibu dari tadi," ujar salah satu karyawan Ajeng lembut. Mendengar ucapan salah satu karyawannya membuat Ajeng mengalihkan pandangannya dan benar saja, Ajeng melihat Jun Cheol yang menatapnya lekat lalu tak lama Jun Cheol yang sadar mereka berdua saling menatap membuatnya mengalihkan pandangannya. Melihat hal ini membuat Ajeng terkekeh geli, lalu tak lama Ajeng menyerahkan pekerjaannya pada barista sedangkan Ajeng berjalan menghampiri Jun Cheol dan Jin Young yang terlihat santai menunggu dirinya. Tak ingin membuat dua orang dihadapannya menunggu, akhirnya Ajeng segera menitipkan cafe nya pada salah satu karyawan karena dirinya ada urusan sebentar. Mendengar ucapan atasan nya membuat salah satu karyawan Ajeng menganggukkan kepalanya patuh, lalu mereka bertiga berjalan menuju tempat tinggal baru Jun Cheol dan Jin Young. "Gue titip cafe bentaran ya! Soalnya ada urusan sebentar aja kok! Nanti gue balik lagi, paham kan kalian?" ucap Ajeng lembut. "Iya bu oke paham," sahut salah satu karyawan Ajeng lembut. Sesampainya di apartemen yang Jun Cheol dan Jin Young sewa, akhirnya tak lama Jun Cheol dan Jin Young segera bergegas merapihkan barang bawaan mereka. Melihat hal ini membuat Ajeng ikut membantu merapihkan beberapa barang yang tercecer berantakan, karena barang bawaan mereka tak terlalu banyak jadi pekerjaan mereka cepat selesai. Setelah selesai merapihkan semua barang bawaan mereka, Jun Cheol dan Jin Young hendak mengajak Ajeng makan malam bersama tapi sayangnya Ajeng menolak karena dirinya harus kembali ke cafenya. "Akhirnya selesai juga eh Ajeng! Makan malam disini dulu mau gak?" tanya Jin Young semangat. "Bener! Anda mau makan malam bersama gak?" tanya Jun Cheol serius. "Duh maap banget sekop, Jin Young! Gue harus balik ke cafe nih," ujar Ajeng lembut. Mendengar hal ini membuat Jun Cheol mengajukan dirinya untuk mengantar Ajeng kembali ke cafenya karena tak baik bila Ajeng berjalan sendirian di malam hari seperti ini, tak lama Jin Young pun setuju dengan ucapan Jun Cheol hingga akhirnya Jun Cheol pergi mengantar Ajeng. "Gimana kalo saya yang antar anda balik ke cafe? Malam-malam seperti ini gak baik cewek jalan sendirian karena bahaya dijalannya, gimana Jin Young?" ucap Jun Cheol datar. "Benar juga ya Jun, yaudah sana anda antar Ajeng dan kalian berdua harus hati-hati dijalannya! Habis dari cafe langsung balik ya Jun!" ujar Jin Young tegas. "Iya Jin Young," tutur Jun Cheol datar. Perjalananan terasa hening tapi tak lama Jun Cheol mengajak ngobrol Ajeng, sedangkan Ajeng yang mendengar Jun Cheol mengajaknya ngobrol membuatnya menanggapinya dengan senang dan mereka berdua pun mengobrol santai. "Ajeng percaya pada perasaan baru?" tanya Jun Cheol datar. "Perasaan baru gimana? Jatuh cinta maksud lu sekop?" ujar Ajeng bingung. "Jatuh cinta itu terlalu bocah buat saya, anggap saja saya sedang bertanya tentang perasaan yang pernah mati lalu hidup kembali itu bagaimana? Ajeng percaya?" tanya Jun Cheol serius. "Gak gitu sekop! Jatuh cinta itu buat siapa aja kok wajar, maksudnya lu pernah dikecewain? Ya gue percaya aja sih hati siapa yang taukan? Emang kenapa?" tanya Ajeng bingung. "Meskipun keliatannya gak mungkin?" tutur Jun Cheol datar. "Apanya gak mungkin? Takdir siapa yang tau sekop," ucap Ajeng bingung. "Gak Ajeng," ujar Jun Cheol dingin. Karena terlalu asik mengobrol akhirnya Jun Cheol dan Ajeng sampai di cafe, tapi karena Ajeng masih penasaran dengan ucapan Jun Cheol membuat Ajeng kembali bertanya pada Jun Cheol mengenai pertanyaan Jun Cheol yang terasa aneh baginya. "Eh sekop! Apanya yang gak mungkin? Gue masih gak ngerti deh lu ngomong apaan? Kenapa sih ngomongnya setengah-setengah," tanya Ajeng bingung. Mendengar pertanyaan Ajeng membuat Jun Cheol menepuk-nepuk kepala Ajeng lembut dan Jun Cheol menyuruh Ajeng segera masuk ke dalam cafe, karena dirinya akan balik sesuai apa yang diucapkan Jin Young tadi. "Buruan masuk ke dalam cafe Ajeng, saya harus langsung balik kalo gak Jin Young ngomel-ngomel yang ada," tutur Jun Cheol lembut. Namun Ajeng masih menatap Jun Cheol lekat membuat Jun Cheol tak tega melihat Ajeng seperti ini akhirnya dengan terpaksa Jun Cheol berlalu dari hadapan Ajeng, karena Jun Cheol tau Ajeng akan tetap seperti itu dan malam akan semakin larut untuk itulah Jun Cheol pergi dari sana. |Bersambung|
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD