Janji Temu dan Hal Aneh Lainnya.

2097 Words
Setelah mendengar ucapan Ajeng membuat Jun Cheol menutup panggilan telponnya dan tak lama Jin Young menatapnya penasaran dan senang sekaligus, membuat Jun Cheol mengerut kan dahinya bingung karena melihat temannya aneh seperti ini. "Lah muka anda kenapa Jin Young?" tanya Jun Cheol bingung. Mendengar pertanyaan Jun Cheol membuat Jin Young semakin melebarkan senyumannya dan tak lama ia menjawab pertanyaan Jun Cheol dengan semangat, lalu mereka berdua kembali mengobrol santai meski Jun Cheol terlihat acuh karena masih saja sibuk dengan foto-foto dihadapannya. "Emang muka saya kenapa Jun? Eh eh tadi siapa Jun? Besok mau kemana? Ikut dong ikut! Lu mau jalan-jalan ya?" tanya Jin Young semangat. "Aneh! Itu tadi gadis yang ngira saya petugas kebersihan, mau nyeledikin kasuslah Jin Young! Astaga! Ya ikut aja orang emang tugas anda bukan?" tutur Jun Cheol kesal. "Lah aneh gimana? Oh gitu, cantik gak Jun? Sambil nyelam minum air Jun Astaga! Oke saya ikut Jun tenang aja saya gak apa-apa kok jadi nyamuk," canda Jin Young menahan tawanya. "Abaikan males saya ngejelasinnya panjang-lebar, menurut anda? Minum mulu ya anda! Sakit perut baru tau rasa! Anda perlu kerja ya! Bukan jadi nyamuk!" omel Jun Cheol kesal. "Ya mana saya tau dia cantik atau gak, kan saya belum liat Jun! Ahahahaha gak apa-apa Jun namanya juga usaha ya sakit dulu baru senang gitu! Iya tau iya saya kerja kok tenang aja Choi Jun Cheol," canda Jin Young senang. "Yaudah besok liat sendiri terus lu nilai sendiri ok? Mulai gak jelasnya nih! Fokus Hong Jin Young! Nah gitu bagus," ujar Jun Cheol serius. Jin Young yang mendengar nada serius dari Jun Cheol membuatnya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti lalu tak lama mereka kembali membahas kasus yang diberikan padanya dan pembahasan pun terdengar serius. "Jin Young! Kamu ingat apa yang dikatakan Barra tadi? Dia bilang CCTV mati? Sedangkan gak semua orang bisa mengendalikan CCTV seperti itu bukan? Pelakunya jelas bukan orang sembarangan jika seperti ini," tutur Jun Cheol dingin. "Benar juga! Apa setelah bertemu gadis itu kita ke pekerjaan Barra saja Jun? Berarti dugaannya makin kuat jika benar orang yang melakukannya bukan orang sembarangan jadi bagaimana menurut anda Jun?" tanya Jin Young bingung. "Boleh saja, hm untuk kasus ini sepertinya dugaan kalian benar!" tutur Jun Cheol serius. Mendengar ucapan Jun Cheol membuat Jin Young mengangguk-anggukkan kepalanya setuju lalu tak lama Jin Young mengusulkan untuk mereka berdua makan malam karena sejak tadi perut Jin Young terus berbunyi tanda dirinya begitu kelaparan. "Jun! Saya mau pesan makan malam, anda ingin makan apa? Karena terlalu sibuk seharian ini saya jadi kelaparan sekarang," tutur Jin Young lesu. "Apapun asal jangan pedas," ucap Jun Cheol datar. Setelah mendengar ucapan Jun Cheol, tak lama Jin Young bergegas memesan makanan melalui telpon kamar hotel dan tak butuh waktu lama akhirnya makanan pun datang, dengan sigap Jin Young membawa makanannya ke dalam lalu mengingatkan Jun Cheol untuk makan malam karena sejak siang hari tadi mereka belum makan apapun. "Jun! Makan malam dulu selagi hangat, sejak tadi siang kita belum makan apapun Jun! Cepat kesini makan dulu Jun!" ujar Jin Young mengingatkan. Tak butuh waktu lama untuk Jun Cheol meletakan laporannya dan berjalan menghampiri Jin Young yang sibuk menyiapkan makanan, sedangkan Jin Young yang melihat Jun Cheol mendekati dirinya membuat Jin Young mengajak ngobrol Jun Cheol dan mereka berdua pun mengobrol santai sambil menikmati makan malam. "Tumben gak nanya nama makanannya Jun? Are you okay?" tanya Jin Young bingung. "Saya hanya harus makan saja bukan? Kenapa anda nanya?" ujar Jun Cheol ikut bingung. "Bukan begitu tapi rasanya anda seperti sedang memikirkan suatu hal, apakah saya tidak boleh bertanya Jun?" tutur Jin Young bingung. "Hm tentu, apalagi yang saya pikirkan selain kasus ini Jin Young? Boleh lagipula saya hanya bertanya saja," ujar Jun Cheol dingin. "Anda tidak memikiran gadis tadi Jun? Lalu kenapa anda tidak menjawab pertanyaan saya Jun Cheol? Sesulit itukah," tutur Jin Young kesal. "Buat apa? Perlukah saya jawab? Menurut anda saya bagaimana?" tanya Jun Cheol datar. "Ya barangkali dia adalah orang yang Tuhan kirimkan untukmu, menurutmu jika ada orang yang bertanya perlu dijawab atau tidak? Apa yang menurut saya belum tentu perasaan anda Jun makanya saya bertanya," ujar Jin Young kesal. Bukannya menjawab pertanyaan Jin Young, Jun Cheol malah mengangkat bahunya acuh lalu meletakkan piringnya di wastafel karena ia telah menyelesaikan makan malamnya dan tak lama ia berlalu pergi membuat Jin Young menghela nafasnya lelah. Jun Cheol dengan segala pemikirannya tidak pernah bisa Jin Young mengerti, mungkin gadis itu yang akan memahami dan menenangkan Jun Cheol begitu pikir Jin Young. Bulan yang bangga memancarkan cahayanya perlahan berganti posisi dengan sang surya yang kini menyinari tiap sudut kota dengan sinarnya yang hangat, semuanya terlihat baik-baik saja tapi Jin Young mengerutkan dahinya bingung saat melihat Jun Cheol sudah rapih dan terlihat siap untuk pergi. "Lah anda udah rapih aja Jun? Mau berangkat sekarang?" tanya Jin Young bingung. Mendengar pertanyaan Jin Young membuat Jun Cheol menatapnya serius dan keduanya pun mengobrol dengan wajah yang terlihat berbeda, Jin Young yang kebingungan sedangkan Jun Cheol yang terlihat serius dan seakan marah pada Jin Young. "Lah bukannya emang biasanya anda bangun pagi Jin Young? Besok! Sekaranglah masih nanya aja astaga!" ujar Jun Cheol kesal. "Emang hari ini mau kemana Jun? Ada jadwal apa sekarang Jun?" tanya Ji Young bingung. "Astaga! Anda masih bertanya mau kemana? Semalam anda habis minum-minum kah? Atau anda lupa yang semalam saya katakan?" tanya Jun Cheol kesal. "Tidak saya tidak minum-minum, saya hanya lupa Jun! Memang kita mau kemana Jun? Seingat saya Barra belum menghubungi kita bukan?" ujar Jin Young bingung. "Bagus, bagus sekali ... Astaga bukan perihal Barra kan semalam saya bilang ada janji temu dengan gadis kemarin, sudah ingat?" tanya Jun Cheol datar. Saat mendengar ucapan Jun Cheol tanpa sadar membuat Jin Young menepuk dahinya cukup keras, sementara Jun Cheol yang melihat tingkah absurd Jin Young hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tanda ia tak mengerti dengan cara berpikir Jin Young saat ini. Jin Young yang melihat Jun Cheol menahan amarahnya, membuat Jin Young segera meminta maaf kemudian ia bergegas untuk bersiap-siap sebelum Jun Cheol semakin marah lagi padanya. Sedangkan Jun Cheol yang mendengar ucapan Jin Young membuat Jun Cheol hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai tanda jika dirinya menjawab ucapan Jin Young. "Astaga! Sorry Jun, Sorry! Kalau begitu saya siap-siap dulu Jun, tidak akan lama! Tunggu! Tunggu disini sebentar," tutur Jin Young tak enak hati dengan Jun Cheol. Setelah kepergian Jin Young ke kamar mandi, tak lama ponsel Jun Cheol berdering dan saat ia melihat siapa yang menelponnya disana tertera nama Braveheart. Melihat nama aneh itu sejenak membuat Jun Cheol menghela nafasnya kasar, lalu ia mengangkat panggilan tersebut dengan nada datarnya karena Jun Cheol masih kesal dengan Jin Young. "Ada apa?" tanya Jun Cheol datar. Sementara Ajeng yang mendengar nada datar Jun Cheol yang terkesan marah membuatnya bertanya dan mereka berdua malah mengobrol, hingga Jun Cheol tak menyadari jika Jin Young telah selesai dan sedang mendengarkan dan memperhatikannya dalam diam. "Dih lu kenapa malah marah ke gue sekop? Gue mau nanya lu kesini jam berapa sekalian gue mau ngasih tau karyawan gue yang lu cari berangkatnya siang," tanya Ajeng bingung. "Siapa yang marah? Siapa sekop saya Jun Cheol! Sebentar lagi saya kesana, kenapa dia berangkat siang? Dia tidak sedang kabur bukan?" sahut Jun Cheol dingin. "Nada lu kayak marah sekop? Lu lah masa gue manggil diri gue sendiri sekop, duh ribet mending sekop aja yang gampang! Dia shift siang karena karyawan yang sakit sudah bisa berangkat pagi ini," tutur Ajeng menjelaskan. "Tidak saya marah, baiklah terserah anda saja memanggil saya apapun! Kalo begitu anda kirimkan alamat rumah karyawan anda biar saya bicara langsung dengannya," ucap Jun Cheol. "Nahkan mudah, iya saya kirimkan lewat pesan!" tutur Ajeng dingin. "Oke," sahut Jun Cheol tak kalah dingin. Lalu tak lama panggilan pun dimatikan oleh Ajeng, sementara Jun Cheol mengerutkan dahinya bingung saat mendengar tawa bahagia dari Jin Young. Melihat Jin Young yang tertawa bahagia membuat Jun Cheol menaikkan alisnya bingung. Jin Young yang sadar ditatap lekat oleh Jun Cheol membuat Jin Young menunjukkan senyuman bodohnya tapi tak lama Jun Cheol bertanya mengenai kehadiran Jin Young dan keduanya pun mengobrol sambil berjalan menuju rumah karyawan Ajeng. "Sejak kapan anda berdiri disana Jin Young?" tanya Jun Cheol dingin. "Sejak anda bilang siapa yang marah Jun ehehehe," ujar Jin Young yang tak bisa menahan suara tawa bahagianya. "Anda selama itu disana tapi tak mengatakan apapun Jin Young? Bagus sekali ya anda! Sungguh luar biasa," tutur Jun Cheol datar. "Bagaimana bisa saya bisa mengatakan apapun disaat anda sedang asik mengobrol seperti itu Jun? Saya hanya akan menjadi nyamuk disana, iya saya tau saya memang luar biasa dan bagus sekali dalam bekerja oh iya terima kasih loh Jun," canda Jin Young geli. Sementara Jun Cheol yang mendengar omong kosong Jin Young membuatnya menghela nafasnya kasar dan ia lebih memilih mendiamkan Jin Young yang mulai ngawur, sedangkan Jin Young yang didiamkan Jun Cheol membuatnya terkekeh geli dan senang disaat bersamaan. Jun Cheol tau dirinya ditertawakan tapi baginya saat ini kasusnya lebih penting untuk ia tangani dan ia perhatikan daripada ucapan konyol teman sekaligus rekannya satu ini, merasa bosan dengan suasana hening tiba-tiba saja Jin Young tak sengaja mengatakan hal konyol. "Eh Jun! Kayaknya kalo ada Xin Qian disini rame ya," ujar Jin Young asal. Namun ternyata tak jauh dari tempat Jun Cheol dan Jin Young berdiri ada Xin Qian yang terlihat sibuk dengan seseorang, melihat hal itu membuat Jin Young kembali berucap ngawur hingga membuatnya mendapat tatapan tajam menusuk dari Jun Cheol. "Lah itu orangnya Jun! Mau gue sampein perasaan kagum lu kagak? Dia cantik sih kayaknya dia cocok sama lu Jun!" ucap Jin Young asal. Sementara Jun Cheol yang tak setuju dengan ucapan ngawur Jin Young membuat Jun Cheol memarahi Jin Young, sedangkan Jin Young yang dimarahi justru terkekeh geli dan tak lama Xin Qian yang melihat kehadiran Jun Cheol dan Jin Young membuatnya menghampiri mereka berdua dan mencoba mengobrol dengan Jun Cheol. "Punya mulut direm Jin Young! Saya gak kepikiran kayak apa yang anda pikirin jadi jangan ngawur Jin Young! Belum pernah kena lemparkah?" murka Jun Cheol kesal. "Ahahahahahahahahahahahaha!" kekeh Jin Young senang. "Jun Cheol! Jin Young! Kalian mau kemana?" sapa Xin Qian senang. Mendengar pertanyaan Xin Qian membuat Jun Cheol dan Jin Young mengerutkan dahi mereka bingung, lalu tak lama Jin Young menjawabnya dengan lembut tapi tidak dengan Jun Cheol yang terlihat tak berniat menjawab ataupun perduli dengan pertanyaan Xin Qian yang sudah jelas jawabannya mereka akan kemana bukan. "Kami memiliki janji temu mengenai kasus ini, ada apa Xin Qian?" ucap Jin Young lembut. Xin Qian tersenyum lembut saat mendengar ucapan Jin Young tapi Jun Cheol dapat melihat jika senyuman Xin Qian hanya sekedar sikap formalnya saja dan Jun Cheol dapat melihat mata itu terlihat sedih tapi mau bagaimana pun sedihnya Xin Qian, Jun Cheol tak perduli karena tugasnya di Indonesia adalah berkerja bukan bersenang-bersenang. Jin Young yang merasa suasana canggung dan terasa hening membuatnya memilih berpamitan dengan Xin Qian karena Xin Qian pun tak bertanya lagi, hanya tersenyum tak jelas membuat Jin Young tak ingin berlama-lama disini. "Jika tidak apa-apa kami pergi dulu ya Xin Qian," ujar Jin Young lembut. Mendengar ucapan Jin Young sejenak membuat Xin Qian mengatakan apa yang ada di kepala nya saat ini, sedangkan Jin Young dan Jun Cheol menatap bingung ucapan aneh Xin Qian yang terdengar tak biasa untuk mereka berdua. "Kalo gue ikut kalian gimana? Boleh?" tanya Xin Qian ragu. Jin Young ingin menolaknya secara halus tapi Jun Cheol malah mendahuluinya, awalnya Xin Qian sudah senang saat melihat Jun Cheol akan menjawab ucapannya. Sayangnya ucapan Jun Cheol tak seperti apa yang Xin Qian bayangkan dan tanpa mendengar ucapan dirinya atau Jin Young Jun Cheol sudah berlalu pergi dari sana, dirinya tak ingin membuang-buang waktu untuk hal yang melelahkan. "Saya tidak merasa memerlukan anda disana lebih baik urus saja urusan anda karena apa yang saya lakukan tidak ada urusannya dengan anda," sahut Jun Cheol dingin. Mendengar ucapan Jun Cheol membuat Xin Qian dan Jin Young terpaku sejenak tapi tak lama Jin Young yang berhasil mengumpulkan fokusnya membuat dirinya segera berlari mengejar Jun Cheol, sedangkan Xin Qian mengepalkan tangannya menahan amarah yang menekan hatinya. Setelah berhasil menyusul langkah besar Jun Cheol membuat Jin Young mengatur nafasnya sejenak lalu tak lama Jin Young mendengar Jun Cheol yang mengingatkannya untuk jangan mempercayai atau terlalu dekat dengan Xin Qian, karena hati Jun Cheol merasa ada yang tidak benar dari wanita aneh itu. "Anda jangan terlalu kasihan padanya, jangan pula terlalu baik dengannya karena saat ini belum bisa mempercayai siapapun bahkan Xin Qian sekalipun! Pelakunya masih berkeliaran di sekitar kita bisa saja orang terdekat yang tak kita sangka justru terlibat di dalamnya Jin Young! Apa kamu mengerti?" tutur Jun Cheol mengingatkannya. |Bersambung|
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD