Mendengar nasihat Jun Cheol membuat Jin Young mengangguk-anggukkan kepalanya tanda dirinya setuju dengan apa yang dipikiran Jun Cheol saat ini, lagipula tadi dirinya ingin menolak secara halus karena bagaimana pun juga Xin Qian adalah seorang gadis pasti hatinya akan terluka jika Jin Young berkata yang kurang baik.
Melihat Jin Young yang memahami apa yang ia katakan, Jun Cheol dan Jin Young bergegas menuju rumah karyawan Ajeng. Ternyata untuk sampai di tempat tujuan mereka berdua tidak memakan waktu yang cukup lama, karena kini Jun Cheol dan Jin Young sudah sampai di rumah karyawan Ajeng.
Sejenak Jin Young dan Jun Cheol berfikir, apakah ini alamat yang benar tapi mengapa rasanya aneh. Tak ingin terlalu lama berdiam disini akhirnya Jun Cheol menghampiri pintu rumah dan mengetuknya perlahan-lahan, tak lama seseorang pun keluar dari sana.
"Iya? Nyari siapa ya?" tanya pemuda itu bingung.
Mendengar pertanyaan orang dihadapannya membuat Jun Cheol balik bertanya lalu mereka pun duduk diteras karena ada yang perlu Jun Cheol tanyakan, obrolan mereka pun terlihat serius dan tak lama Jun Cheol dan Jin Young pamit pergi dari sini.
"Anda karyawan nona Ajeng? Ada yang ingin saya tanyakan, anda keberatan jika saya minta waktu anda sebentar?" tanya Jun Cheol datar.
"Iya benar, ada apa? Boleh mau bertanya apa?" ujar pemuda itu bingung.
"Ajeng bilang kemarin anda melayani pesanan kopi seorang pria paruh baya yang membawa map? Anda kenal dia? Atau ada percakapan diantara kalian," tanya Jun Cheol serius.
"Yang jam berapa pak?" ujar pemuda itu bingung.
"Sekitar siang hari tapi menjelang sore, apa anda masih mengingatnya?" tanya Jun Cheol serius.
"Seingat saya sekitar jam segitu ada seorang pria paruh baya memesan secangkir kopi tapi saya tidak ingat dia memegang map atau tidak," ucap pemuda itu menjelaskan.
"Seperti apa penampilannya? Tapi saya menemukan mapnya di meja dekat kasir, apa ada yang kalian tanyakan?" tanya Jun Cheol serius.
"Bajunya bukan seperti baju orang-orang yang memiliki uang banyak bahkan ia terkesan seperti saya lalu wajahnya terlihat ketakutan dan ia seperti menelpon seseorang tapi saya tidak terlalu mendengar dengan jelas karena jarak kami cukup jauh," tutur pemuda itu menjelaskan.
"Apakah anda mengingat wajahnya? Menelpon? Hm menarik, tidak terdengar sedikitpun? Mungkin ada samar-samar yang anda ingat?" tanya Jun Cheol serius.
"Tidak terlalu ingat tapi dahi bagian atas kanannya ada bekas luka goresan, iya dia menelpon seseorang dan dia berlalu pergi tanpa menyentuh gelas kopinya. Kalo saya tidak salah ingat dia bilang saya akan segera pergi kesana tapi saya tidak tau dia kemana," ujar pemuda itu.
"Oke, lalu apa anda yakin dia tidak membawa map atau sesuatu?" tanya Jun Cheol serius.
"Saya tidak begitu yakin karena saya tidak terlalu melihat dia, saat itu saya sedang sibuk membersihkan meja pak. Memang map itu sangat penting?" ujar pemuda itu.
"Begitukah? Baiklah kalo begitu saya sudah selesai bertanya dan terima kasih untuk kerja samanya ya," ucap Jun Cheol lembut.
Mendengar ucapan Jun Cheol membuat pemuda itu mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti meski ia kebingungan, sementara Jin Young yang melihat Jun Cheol berjalan pergi meninggalkan rumah pemuda ini membuatnya mengikuti langkah cepat milik Jun Cheol.
Namun selama di perjalanan Jun Cheol sibuk memikirkan segala hal yang ia dengar dan segala hal yang ia temukan, rasanya ada yang aneh dengan apa yang terjadi pada kasus ini hingga semakin membuat Jun Cheol sibuk dengan pikirannya sendiri.
Sementara Jin Young yang mengira Jun Cheol melamun membuatnya menepuk bahu Jun Cheol dengan cukup keras hingga membuat Jun Cheol menatapnya tajam, tak ingin membuat Jun Cheol marah akhirnya Jin Young mengajaknya ngobrolnya santai.
"Ngelamunin apa Jun?" tanya Jin Young bingung.
"Siapa yang ngelamun? Saya lagi memikirkan kasus ini Jin Young," tutur Jun Cheol datar.
"Muka anda terlihat melamun Jun, ini kita mau kemana Jun?" tanya Jin Young bingung.
"Saya sedang berfikir buka melamun Jin Young! Hm bagaimana jika kita liat di cafe yang kemarin saya menemukan map? Atau mau ke tempat kerja Barra?" tanya Jun Cheol datar.
Jin Young yang mendengar pertanyaan Jun Cheol membuatnya merasa ini kesempatan untuk melihat gadis yang Jun Cheol temui dan meledek mereka berdua, tanpa berlama-lama Jin Young mengusulkan untuk pergi ke cafe kemarin saja.
"Ke cafe kemarin yang anda temui saja Jun," ujar Jin Young semangat.
Sedangkan Jun Cheol yang mendengar ucapan Jin Young yang terdengar semangat membuat Jun Cheol mengerutkan dahinya bingung, Jun Cheol merasa ada niat terselubung aneh dari Jin Young dan keduanya pun sibuk berdebat hingga akhirnya Jun Cheol mengalah dan mengikuti ucapan Jin Young walaupun sebenarnya saat ini Jun Cheol tak ingin bertemu dengan manusia menyebalkan itu lagi.
"Jangan bilang ada niat terselubung anda Jin Young?" ujar Jun Cheol dingin.
"Tidak, saya hanya menjawab pertanyaan anda Jun," tutur Jin Young gugup.
"Ok ... Mari pergi kesana," tutur Jun Cheol mengalah.
Mendengar jawaban Jun Cheol membuat Jin Young mengulas senyum bahagianya dan tak lama mereka berdua sampai juga di cafe milik Ajeng, walaupun sebenarnya Jun Cheol tak yakin dengan apa yang ia lakukan disini tapi Jun Cheol merasa ada sesuatu yang perlu ia selidiki di tempat ini karena Jun Cheol merasa ada yang tidak beres disini.
Dengan langkah enggan Jun Cheol memasuki cafe diikuti oleh Jin Young yang tersenyum lembut pada siapapun yang menatapnya, sedangkan Ajeng belum menyadari kehadiran Jun Cheol dan Jin Young karena ia sibuk mengobrol dengan karyawannya.
"Beneran udah gak apa-apa? Lu kan abis sakit kemarin cuy," tutur Ajeng khawatir.
"Iya gak apa apa bu lagipula masa saya gak berangkat terus," canda karyawan Ajeng santai.
"Bener sih ... Kalo cuaca lagi gini lu kudu jaga kesehatan bener-bener," ujar Ajeng menasehati.
"Iya bu iya oh iya bu ...," ucap karyawan Ajeng terhenti.
Namun disaat Ajeng dan karyawannya sibuk mengobrol tiba-tiba Jin Young menyahut hingga membuat Ajeng dan karyawannya menatap bingung pada Jin Young, sementara Jun Cheol yang melihat tingkah absurd Jin Young hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti dengan jalan pikiran temannya satu itu.
"Yang kemaren ngira teman saya petugas kebersihan yang mana ya?" tanya Jin Young lembut.
Tak lama Ajeng yang merasa dirinya seakan-akan dipanggil membuatnya balik bertanya pada pemuda di hadapannya, sedangkan Jin Young yang mendengar ucapan Ajeng justru terkekeh senang dan mereka berdua pun akhirnya mengobrol santai.
"Gue! Emang kenapa? Kalo lu kesini buat marah-marah mending lu balik dah! Noh pintu exitnya disana, keliatan bukan?" sahut Ajeng dingin.
"Ahahahahahahahahahahahahahaha ...," tawa Jin Young terhenti.
Suara tawa Jin Young tiba-tiba terhenti karena Jun Cheol menutup Jin Young dengan tangan Jin Young sendiri yang digerakkan oleh Jun Cheol, bukan tanpa alasan Jun Cheol melakukannya tapi karena Jun Cheol khawatir suara tawa Jin Young mengganggu pelanggan cafe disini.
Namun Jin Young yang tak mengerti maksud Jun Cheol membuatnya tanpa sadar memarahi Jun Cheol, sedangkan Jun Cheol menatap tajam Jin Young seakan-akan menyuruhnya berhenti marah karena mereka berdua sedang di tempat umum dan kini semua orang menatap mereka berdua dengan pandangan bertanya dan penasaran.
"Anda ngapain sih Jun! Orang lagi bahagia malah di jailin! Saya mau bahagia bentar aja malah gini ah gak asik nih!" omel Jin Young kesal.
Sadar dengan tatapan tajam Jun Cheol membuat Jin Young meminta maaf dan dibalas angguk kan kepala oleh Jun Cheol karena akhirnya temannya mengerti maksud Jun Cheol, sedangkan Ajeng masih tak mengerti dengan kedatangan dua pemuda tampan dihadapannya hingga membuat Ajeng menatap mereka berdua dengan pandangan serius.
Jun Cheol yang melihat ekspresi wajah Ajeng terlihat kebingungan dan Ajeng menatap mereka berdua dengan pandangan seakan-akan menuntut jawaban, membuat Jun Cheol menjelaskan alasan kedatangan mereka berdua ke tempat ini.
"Kedatangan kami kesini untuk kembali menyelidiki map kemarin yang ditemukan disini ... hanya itu saja jadi jangan menatap kami seperti itu," tutur Jun Cheol dingin.
Mendengar ucapan Jun Cheol membuat Ajeng mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti lalu tak lama Ajeng mengarahkan Jin Young dan Jun Cheol ke meja kosong, melihat sikap Ajeng membuat mereka berdua merasa disambut dengan baik dan tak lama mereka mengobrol santai.
"Apa orang itu datang lagi kesini?" tanya Jun Cheol serius.
"Gue kan gak liat dia kayak gimana sekop! Emang kenapa sih?" ujar Ajeng kesal.
"Ahahahaha ... Jun lu dipanggil kayak yang buat buang s****h Jun oh iya karyawan anda bilang orang
yang ia temui pria paruh baya dengan bekas luka goresan di dahi kanan atasnya. Apa ada pelanggan seperti itu sejak tadi?" tanya Jin Young lembut.
"Fokus Jin Young! Ada yang terjadi disini? Ada yang terlihat mencurigakan?" tanya Jun Cheol.
"Begitu ya, sejak tadi kebanyakan pelanggannya pemuda-pemuda saja belum ada pria paruh baya dengan bekas luka goresan yang kesini ... hm mencurigakan? Tidak! Tidak ada apapun yang mencurigakan sejak tadi," ucap Ajeng menjelaskan.
"Kalau begitu izinkan saya dan Jun Cheol melihat-lihat sekeliling tempat ini siapa tau ada bukti lain yang bisa kami temukan, bagaimana?" usul Jin Young lembut.
Sejenak Ajeng menimbang-nimbang keputusan apa yang tepat untuk menjawab usul pemuda yang ada dihadapannya, tak butuh waktu lama akhirnya Ajeng mengizinkan mereka berdua untuk melihat-lihat cafenya karena Ajeng berfikir sepertinya hal yang ditangani mereka berdua adalah hal besar yang memerlukan hal lain untuk dikerjakan disini.
"Kalau melihat-lihat sekeliling sekitar pembeli saya izinkan tapi kalo lantai atas itu daerah berkas data cafe kami jadi saya tidak pernah saya izinkan siapapun kesana lagipula tidak ada yang kesana karena itu ruangan saya," ujar Ajeng menjelaskan.
Jin Young dan Jun Cheol mengangguk mengerti dengan penjelasan Ajeng, mereka berdua juga mengerti apa yang dikatakan Ajeng memang ada benarnya. Setiap tempat pasti memiliki hal yang boleh di datangi dan tidak boleh jadi mereka berdua memilih mengikuti ucapan Ajeng dan mereka berdua mulai sibuk memperhatikan sekeliling, lalu tak lama Jun Cheol melihat seorang pemuda meletakkan sesuatu di bawah kotak tisu.
Setelah melihat pemuda itu pergi, Jun Cheol menghampiri meja pemuda tadi dan Jun Cheol mencoba melihat apa yang diletakkannya di bawah kotak tisu. Ternyata disana terdapat secarik kertas dengan tulisan tangan, dengan perasaan curiga Jun Cheol membacanya siapa tau ini bukti lain mengenai pria paruh baya itu.
~Surat Yang Ditemukan~
Bukan salah saya karena tak bisa menemukan map yang ditinggalkannya tapi saya sudah bertanya pada kasir, berkeliling di tempat ini tapi tak ada satu map pun seperti yang anda katakan pada saya jadi saya hanya ingin menyampaikan ini saja.
~~~
Membaca secarik kertas ini membuat Jun Cheol mengulas senyum sinisnya ternyata apa yang ia curigakan benar-benar menyimpan sesuatu, sedangkan Jin Young yang melihat senyum tak biasa Jun Cheol membuat Jin Young menghampiri Jun Cheol.
"Anda kenapa Jun? Tak biasanya anda tersenyum seperti ini," tanya Jin Young bingung.
Mendengar pertanyaan Jin Young membuat Jun Cheol meminta Jin Young mengambilkan pena dan secarik kertas, tak lama Jin Young bergegas mengikuti perintah Jun Cheol. Setelah berhasil mendapatkan kertas dan pena tak lama Jun Cheol segera menulis pada secarik kertas itu, sedangkan Jin Young menatap bingung dengan apa yang Jun Cheol lakukan.
"Cariin gue kertas sama pulpen Jin Young!" ujar Jun Cheol dingin.
"Oke sebentar Jun," tutur Jin Young bingung.
~Surat Yang Ditulis Oleh Jun Cheol~
Saya sudah menemukan map yang anda katakan pada saya, anda bisa menemui saya di alamat yang saya tulisakan disini.
~~~
"Anda lagi ngapain Jun? Nulis apa?" tanya Jin Young bingung.
Mendengar pertanyaan Jin Young membuat Jun Cheol menjelaskan apa yang dia temukan dan apa yang sedang ia lakukan sekarang, sedangkan Jin Young mendengarkan penjelasan Jun Cheol yang terdengar serius dan seksama.
"Saya nemuin bukti lain Jin Young dan saya mencoba mencari tau siapa yang mengirim ini jadi saya buat surat agar orang itu bisa kita cari tau," tutur Jun Cheol menjelaskan.
"Menemukan bukti apa Jun?" tanya Jin Young bingung.
"Ini baca aja Jin Young," ujar Jun Cheol datar.
Disaat Jin Young sibuk membaca kertas yang di temukan oleh Jun Cheol, tak lama Ajeng menghampiri mereka berdua dengan wajah bingung, merasa ditatap lekat Ajeng membuat Jun Cheol mengerutkan dahinya bingung dan mereka berdua pun saling bertanya kebingungan.
"Kalian kenapa pindah meja?" tanya Ajeng bingung.
"Ada yang kami kerjakan disini oh ada apa?" tanya Jun Cheol ikut bingung.
Melihat Jun Cheol dan Ajeng yang saling bertanya malah membuat Jin Young terkekeh geli, merasa ditertawakan membuat Ajeng dan Jun Cheol memarahi Jin Young yang bersikap tak jelas seperti ini.
"Bagus ya! Malah ketawa-ketawa, saya gak lagi ngelawak Jin Young!" omel Jun Cheol kesal.
"Apaan sih lu ketawa-ketawa! Lucu juga engga kok," omel Ajeng sama kesalnya.
Mendengar omelan Jun Cheol dan Ajeng seketika membuat Jin Young menghentikan tawanya, di saat suasana sedang hening tak lama karyawan Ajeng membawa minuman yang Ajeng pesan untuk menjamu dua pemuda dihadapannya.
Setelah meletakkan minuman karyawan Ajeng ingin pergi dari sana tapi Jun Cheol yang teringat dengan tulisan yang ia temukan membuat Jun Cheol segera menghentikan langkah karyawan Ajeng yang ingin pergi dari sana.
|Bersambung|