2. Kerusuhan Sarah

2984 Words
Bel istirahat berbunyi, Sarah mengemasi buku sejarah. "Kantin yuk?" Ajak Bella "Demi kepala patrik yang agung! Yang ngomong tadi Bella? Keturunan kedua dari kerajaan vampir yang masih ada" teriak Sarah histeris "Gue-gue-gue" Ananda menyandarkan kepalanya dibahu Sarah sambil berpura-pura menangis "Kenapa Nda?" "Gue gak nyangka, ternyata Bella gak bisu Sar" "Jangan panggil gue Sar, gue bukan timsar ataupun sesar. Panggil gue queen Sarah" "Males banget gue!" Bella berjalan menjauhi mereka berdua tak lupa membawa novel kesukaan dia. "Susah ditebak!" Celetuk Ananda memandangi kepergian Bella, Sarah hanya menatapi Ananda dengan senyuman. "Yoo ah! Cabut Nda, queen Sarah laper nih" dengan nada di centilkan secentil centil mungkin, hal itu membuat Johnny menoleh kearahnya, tatapannya masih sama datarnya. Ananda yang baru sedekat ini melihat wajah Johnny tak berkedip sama sekali "Gila ganteng anjir" Johnny masih menatapi Sarah datar, sementara Sarah mulai resah dengan tatapan Johnny "Ngapa?" Suara cempreng Sarah membuat mata Johnny keluar "Loe bisa kan gak ganggu gue dengan suara murahan lo" lugasnya Deg, sedikit goresan dihati Sarah timbul tanpa ampun, mengapa? Baru kali ini ia disebut murahan oleh seorang pria, pasalnya beberapa anak gadis yang kebanyakan hatters Sarah sering menyebutnya seperti itu, namun sekarang seorang pria lah yang mengatakannya. Namun ingatlah Sarah tak pernah mengeluh untuk hal apapun yang terjadi padanya, ia sangat periang dan sangat pemaaf. "Murahan ya? Sedangkan loe? So jual mahal! Asal loe tau ya, lo itu menurut gue ANEH banget! Manusia teraneh dimuka bumi ini, Johnny!" Suara cempreng Sarah menggema seisi ruangan yang saat ini hanya ada mereka bertiga. Ananda memegang tangan kiri Sarah "Sarah, loe jangan main-main sama anak ini" bisiknya Johnny menatapi Sarah datar, bahkan sangat malas, ia pergi menuju keluar kelas menggunakan earphone ditelinganya. Sarah menatap benci kearah punggung Johnny yang mulai menghilang, sementara Ananda masih menatapnya kagum tak berkedip. "Demi kraby patty! Tuh bocah bikin gue degdeg ser" ia memegangi tangan Sarah erat sambil menyender dibahu Sarah "Ih, awas lu ah Nda! Anak aneh aja lu kagumin" Sarah berjalan meninggalkan Ananda "Kemana Sar? Ngejar Johnny? Gue ikut" Teriak Ananda, sambil berlarian menuju tubuh Sarah dan menubruk nya "Amit amit demi keturunan gen halilintar!" "Menurut gue loe yang aneh deh Sar, soalnya ya si Johnny yang ganteng aja loe musuhin, kan aneh" "Ganteng sih ganteng, siapa tau aja dia itu gila atau ketergantungan obat obatan! Soalnya tu anak kaya gak punya motivasi buat idup" "Loe ngomong saring dulu b**o, masa iya bebep Johnny yang kegantengan tingkat sunggokong lo bilang punya ketergantungan obat-obatan!" "Bisa aja kan Nda" suara cempreng Sarah menggema seisi koridor "Tau ah gue ngambek pokonyah" ia lipatkan tangan didadanya "Idih" Sarah mengibas ibaskan kipas yang sejak tadi ia bawa "Eh Nda, gue cantik gak?" Ia memandangi Ananda dengan so cantik, ya memang pada hakikatnya dia itu lebih dari cantik. Ananda mengangguk malas "Kalau gue?" Sarah mengangguk "Seriusan Sar, nanti kalau gue ketemu sama ka Nando! Gue harus se perfect mungkin!" "Idih, emang lu bisa ngeluluhin hati batu si Nando? Demi dewanya nenek tapasya, gue aja kagak sanggup ngeladenin tuh anak" "Ya serah gue lah, mau suka sama siapa! Mau cinta sama siapa" "Cowok terperfect dihidup ini itu cuma kelvin, just he a man perfect!" "Kiwkiwkiw!" Celoteh beberapa orang dibelakang mereka berdua, tak lain lagi mereka bertiga, wono, jono, dan antonio, kaka kelas mereka yang alay nya pake banget, wono dan jono yang ngefans ke Sarah semenjak mos, dan antonio anggota team basket yang wajahnya lumayan lah. Sarah dan Ananda menoleh kebelakang berbarengan "OMG! Sar" Ananda dan Sarah pun saling bertatapan muka "Trio ubur-ubur" teriak Ananda histeris "Ngapa sih si sayang bilang abang trio ubur-ubur!" Lugas antonio dengan seringai bodoh diwajahnya "Kaburrrr!!!" Sarah berlari dengan kecepatan cheetah, sementara Ananda tertinggal beberapa langkah dibelakang Sarah. "Dede Sarah! Tungguin, aa naksir nih" teriak wono "Abang juga dek! Kapan sih ade mau kasih wa ke abang?" "Search aja di google" teriak sarahSarah berlari tanpa ingat satu halpun, kini bando pink yang ia kenakan akan jatuh. Sementara Ananda sangat jauh dengan posisi Sarah sekarang, dan haappp! Tubuhnya kali ini dicengkram kuat oleh seseorang dari belakang, membuatnya ngeri untuk menoleh kearah belakang, pasti ini antonio, fikirnya. "Bebep, ngapa sih jauhin aa mulu?" "Iihh lepasin Anto!" "Panggil nya bep dong" "Amit-amit dah, siapapun tolongin Nda!" Teriaknya dilorong-lorong tak berpenghuni selain dirinya dan ketiga pria bodoh ini Ananda memilih menundukan kepalanya dan menutup matanya "Hei, liatnya kesini dong cantik, aa mau nanya aja! Kekurangan aa ini apa sih buat eneng?" "Allohulailahailahualhayyulqoyum, lata....." "Caelah baca ayat kursi, emang aa jin tomang?" "Wah wono, si anto mah dapet si Nda! Inceran kita malah balik, yok ah cabut" tangan jono meraih tangan wono, dan secepatnya mereka berdua pergi Anto malah semakin dalam menatapi wajah gadis ini, setelah selesai membaca kan ayat kursi, Ananda menatap antonio. "Astagfiruloh, masih anak ini lagi" "Ya kamu mau nya siapa sayang? Aku kan jomblo, kamu juga jomblo kan?" Goda anto sambil memegangi pipi Ananda "Lepasin gue! Tolonggggggg!!!" "Udahlah, cuma ada aa disini! Mana hape kamu, aa mau nomor wa kamu ya?" "Lepasin!" Tegas seseorang, membuat Ananda menolehkan wajahnya kesumber suara, dengan sigap antonio melepaskan tubuh gadis itu setelah tahu yang ia lihat kali ini siapa. "Kak Nando" gelagap Ananda, Nando yang menggunakan jaket jeans putih dan seragamnya ia keluarkan, rambut nya sedikit berantakan dan hitam pekat. "Jangan sesekali ganggu cewek, yang gak mau sama lo! Seenggaknya jangan paksa cewek buat jatuh cinta sama lo, memalukan!" Anto segera pergi, karena tak mau berurusan dengan Nando si ketua BRUZLY raja jalanan. Kini tersisa Nando, dan Ananda berdua saja. "E.. kak Nando? Emm" "Mana Sarah?" "Ka-kantin" Nando berjalan dengan santainya menjauhi Ananda "Kak" Nando menoleh kebelakang "Makasih ya?" "Sama-sama, jangan disini sendirian kalau gak mau diganggu cowok lagi, ikut gue kekantin, buat kasih pelajaran ke Sarah!" Ananda berjalan mendekati Nando, mereka pun berjalan menuju kantin. Terlihat Sarah yang sedang duduk didekat kelvin, dan didepannya terlihat Bella. "Anak itu" gerutu Nando "Eh cilik, napa lo tinggalin temen lo?" Nando meraih telinga Sarah "Aww sakit kadal!" Teriak Sarah, menjadi pusat perhatian kali ini, tak lain Johnny dan kedua temannya pun menatap mereka berdua kali ini. "John, ternyata Nando juga sekolah disini, gue kira Nando disekolah sebelah! Soalnya kan semua anggota gengnya ada disana" bisik seseorang pria disamping Johnny tak lain adalah Karel "Kalau aja gue tau sejak lama! Ini kesempatan kita John, karena disini dia sendirian" Kekeuh Lukas sambil mencengkram kuat tangannya "Udahlah jangan cari masalah disini!" "Tapi tuh anak udah buat reputasi team kita ancur John, dia ngerendahin team kita! Dia so soan dengan geng bruzly nya itu, dan dengan santai nya dia udah rusak skateboard lo!" Lukas masih menatapi wajah Nando dari kejauhan "Tanpa dosanya tuh anak! Ninggalin kita tanpa minta maaf!" "Bener!, mentang-mentang mereka geng motor! "Stop! Gue udah bilangkan jangan cari masalah disini, lagian kita gak pernah maen k*******n selama ini, kecuali kalo tuh anak udah beberapa kali ngeremehin kemampuan team kita!" Karel dan Lukas memutuskan untuk diam dan melanjutkan makan, sementara Johnny masih menatapi kearah sana, bukan melihat Nando, namun melihat Sarah. Mungkin, loe terlalu percaya diri Nando! Tapi lihat saja nanti, jika loe masih meremehkan team Zeskate, bukan loe yang akan jadi sasaran kemarahan gue, tapi kembaran loe yang polos. Johnny, memasuki kelasnya diikuti Karel dan Lukas. Dengan aura cool nya, bahkan kakak kelas pun meliriknya tanpa berkedip. Bugh! "Omg! Sori" terlihat Sarah yang panik, diikuti Bella dan Ananda dibelakangnya. "Napa sih, lo selalu aja cari masalah!" "Tapi gue gak sengaja seriusan deh, emang sakit ya? Sini gue pijitin kalau sakit!" Bahu John dipegangi oleh Sarah, ketika John ingib melepaskan tangan Sarah, tangan seseorang lebih cepat menyingkirkan tangan Sarah, tepatnya Siska most wanted disekolah ini, ia sering sekali masuk ruang BP karena hal alaynya. "Loe jangan cari masalah sama John! Inget itu, kalau lo sekali lagi cari masalah sama John, gue jamin loe gak bakalan betah ada disini" "Napa sih loe sis?" "Udahlah John, loe itu milik gue kan? Selamanya akan begitu!" Tegas Siska, Johnny memilih pergi memasuki kelas. Sarah menatapi Siska sinis, meskipun Siska ini merupakan kakak kelasnya. "Napa bocah? Lo mau cari masalah juga sama gue?" Tegasnya "Kaka gak tau malu ya! Udah jelaskan tadi John itu males banget ngadepin kaka!" Gerutu Ananda "Eh, kenapa loe ikut campur!" Teriak seseorang dibelakang Siska "Sarah itu temen gue! Berarti ini urusan gue juga! Lagian tadi Sarah gak sengaja kan nyenggol tangan Johnny!" "Gue gak mau tau apa alesannya! Yang jelas kalian harus ngerti, mulai sekarang jangan ada yang gangguin Johnny lagi, karena dia milik gue! Sekali lagi ada masalah seperti ini, loe semua gak bakalan betah ada disini" "Gue udah punya pacar, sori! Si John milik loe itu bukan tipe gue!" Tegas Sarah "Bisa aja kan loe ngerebut dia dari gue!" "Serah loe, cabe!" Tegas Sarah sambil pergi meninggalkan Siska, Ananda memandangi mereka semua sinis, diikuti dengan Bella dibelakangnya. "Eehhhh!" Siska mengepalkan tangannya keras, sambil memandangi kepergian Sarah. "Susah banget sih ngejar Johnny" "John!" Teriak Sarah sambil mendekati bangku Johnny, Johnny hanya terdiam sementara Karel dan Lukas menatapi Sarah dengan tatapan aneh. "Loe gak papa kan?" "Im oke" "Loe serius John? Sori banget ya? Loe mau kan maafin Sarah?" "John?" "Maafin Sarah ya" "John jawab!" "IYA" tegas Johnny, Sarah tersenyum dan memilih untuk duduk disamping Ananda dan Bella. Karel dan Lukas mendekati wajah Johnny "Sejak kapan loe kenal dia?" Bisik Karel "Gue gak pernah kenal dia" Sarah mengeluarkan buku matematika "Dari si ica kecil sampe sekarang punya suami dan ampe utaran gak tayang lagi di tipi, gue sampai saat ini gak bisa matematika!" Teriak Sarah "Korban film lu ah!" Sarah mendengus sebal "Oh ya Sar, loe gak tau kejadian tadi di koridor, omaygat kaka lo perhatian banget tau gak sama gue! Seriusan ihh gue ngefly pokonya!" Teriak Ananda tak kalah histeris, Bella menoleh kearah Ananda dengan tatapan yang berbeda seperti ada sesuatu yang ia pendam. "Baper? iuu, mau aja lo dibaperin si Nando!" "Gue mau pindah! Gak kuat gue di depan anak kuntilanak" Johnny membawa tasnya, Karel dan Lukas menatap Sarah sebal. "Apa liat liat? Pindah aja sono, malah dibilangin anak kuntilanak lagi! Ya loe? Anak buto ijo" teriak Sarah menuju telinga Johnny yang sedang berjalan, Johnny hanya diam dan melanjutkan berjalan ke belakang. Karel dan Lukas pun bergegas mengikuti Johnny. Sarah masih membalikan tubuhnya kebelakang, menatapi anak aneh keturunan vampir ketiga menurutnya. "Napa sih Sar?" "Sebel gue sama tu anak! Gak beda jauh sama si Nando" "Loe buta atau gimana sih Sar? Kak Nando sama Johnny itu gantengnya elit banget aah! Andai aja gue miliki keduanya, ahay! Eh gue mah mau fokus ke ka Nando aja deh, hehe" Bella kembali berhenti membaca bukunya dan menatap Ananda dengan tidak suka, meski Ananda dan Sarah tidak menyadarinya. "Ganteng sih ganteng Nda, tapi kalau so jual mahal? Mana mau gue deket deket sama cowok kaya gitu" nada suara Sarah nampak sangat centil dan cempreng "Yakin lo?" "Yakinlah, cowok yang paling perfect itu cuma kelvin!" Johnny menatapi Sarah serius, seakan-akan ia ingin tahu asmara Sarah. Sarah menengok kearah Johnny sekejap "Dia perhatian, ganteng, cool tapi gak so jual mahal, dia baik, pemaaf, ngertiin gue, selalu manjain gue!" Nadanya semakin ditekan dicentilkan Sarah mengalihkan pandangannya keatas langit langit seakan akan ada wajah kelvin disana "Hmmm cowok idaman gue" "Yadeh kelvin juga ganteng ko" "Nah itu lo ngaku juga" Ananda memutar bola matanya "Kalo dipuji jadi terbang tinggi" "Saran gue nih ya! Loe jangan cari masalah lagi sama Johnny, loe tau kan kak Siska ratu cabe di sma ini, bahaya banget iuu! Dia bisa aja buat rencana buat jatuhin kita" bisik Ananda pada Sarah "Buat apa coba gue cari masalah sama vampir aneh itu? Menurut loe masuk akal? Gue yang elit ini ada waktu buat ganggu tu bocah, iuu amit amit dah gue gak mau deket dia -1 detik pun apalagi dibilang cari masalah sama dia, iuuuu" Sarah mengipaskan tangan kearah wajahnya, dengan raut wajah yang nampak jijik. "Iya Sar, lagian berantem itu gak baik" tambah Bella yang masih sibuk dengan buku sejarahnya Ananda dan Sarah menengok Bella bersamaan, tak menyangka Bella akan berkata sepanjang tadi. "Sepanjang perjalanan hidup gue! Baru kali ini gue denger lo ngomong sepanjang tadi bell" teriak Ananda "Demi anak tuan krab yang gue gak tau siapa ibunya! Loe loe..." drama pun dimulai Sarah menundukan kepalanya, dengan memegangi kepala menggunakan kedua tangannya. "Kenapa Sar?" Lirih Ananda tak kalah bodoh nya "Bell, loe cewek misterius yang pertama kalinya gue temukan didunia ini" suara isakan kini Sarah tampilkan "Gu-gue juga ngerasa gitu bel" ucap Ananda "Kids zaman now" tambah Bella memandangi teman-temannya aneh, Bella pergi meninggalkan keduanya. "Yah.. yahh ngambek bebep Bella!" "Gara-gara loe Sar" "Bukan ih! Ya gara-gara loe lah Nda, dan inget jangan panggil gue Sar! Gue bukan timsar ataupun sesar, faham?" Tanpa disadari sejak tadi, Johnny diam-diam mencuri pandangan kearah Sarah, dengan pandangan yang tak mampu didefinisikan lagi oleh siapapun. "John? Loe naksir sama Sarah?" Bisik Karel dengan melentingkan tubuhnya kearah Johnny "Kagak" "Terus kenapa loe liatin dia?" Kini Lukas pun turut mendengarkan perbincangan mereka setelah sekian lama ia bermain game "Gue gak liat kuntilanak, pandangan gue dari tadi lurus ke depan! Kebetulan aja tu anak ada didepan gue" "Busett! Jangan sampe lo jatuh cinta sama Sarah bro! Gue gak ikhlas" celetus Luka "Yoi" "Loe berdua bisanya ngayal aja" "Yakin loe?" Seru mereka berdua memastikan, sambil mendekatkan wajah keduanya ketengah-tengah tepat wajah Johnny. Johnny menyingkirkan kedua wajah teman bodohnya itu "Bau" teriaknya sambil menundukan wajahnya kebawah kursi. "Asalamualaikum" bu Endah memasuki kelas membawa beberapa lembar kertas "Waalaikum salam" seru semua murid "Buka buku matematikanya" tegas bu Endah Alhasil semua murid mematuhi bu Endah, kecuali dengan Sarah yang masih sibuk mencari buku matematika yang sejak tadi ia pegang. "OMG buku mate kemana sih lo?" Teriaknya, dengan begitu semua murid kini memperhatikan Sarah. "Sarah! Jangan bilang kamu gak bawa buku matematika lagi" "Bu Sarah bawa ko, tadi Sarah lagi belajar, eh tau taunya buku Sarah ilang" "Kamu jangan ngelak Sarah!" Teriaknya "Saya gak bohong bu! Nda tadi gue bawa mate kan" Ananda mengangguk "I-iya bu" "Sudahlah, kamu kedepan!" Tegasnya Sarah memasang wajah sebal, Johnny dan teman-temannya tertawa puas, Sarah memandangi Johnny dengan tatapan sangarnya. "Lo yang bawa buku gue?" Teriak Sarah memastikan Johnny hanya menggelengkan kepalanya, dengan itu bu Endah percaya kepadanya, siapa yang tahu Johnny lah yang sebenarnya membawa buku Sarah."Cepat kedepan Sarah! Kalau kamu masih gak nurut, ibu tambahin hukuman buat kamu" "Iya" Sarah berjalan malas kedepan Bu Endah menatapi Sarah tajam, ia membuka kacamatanya sejenak dan memberi belototan khasnya "angkat kaki kamu satu, pegang kedua telinga kamu” "Yaampun bu jangan dong, nanti kaki Sarah pegel, emang ibu mau mijit Sarah? Terus nanti telinga Sarah merah, tangan Sarah nanti juga pegel dong buu" "Stop! Lakukan seperti yang ibu mau, kalau tidak bersihkan seluruh wc di sma! Kamu mau?" "Yaampun jahat banget sih ibu!" Teriak Sarah Sarah melaksanakan tugas dari bu Endah, namun beberapa menit berlalu Sarah melepaskan segala hukumannya karena pegal, bu Endah nampak tak menyadari. "John dari mana lo dapet buku Sarah? Bagus banget loe bawa, ini termasuk hukuman buat Nando!" Bisik Lukas pada Johnny "Iya jadi sekarang gue anggap team kita udah ngehapus kekecewaan buat geng motor brandalan itu, lagian buat apa sih cari masalah sama orang yang menurut kita gak penting!" "Loe emang bijak John!" Tegas Karel Ananda yang mendengar pembicaraan mereka langsung menolehkan kepalanya kebelakang, terlihat Johnny yang memang sedang memegang buku Sarah. Ananda memandangi mereka dengan penuh kebencian "Bu, Johnny yang bawa buku mate Sarah!" Teriaknya Bu Endah yang sedang menulis dipapan tulis langsung mengalihkan pandangannya "Ini bu" Ananda mengambil buku yang Johnny pegang, dan menunjukan nya pada bu Endah "Johnny! Kedepan kamu sekarang, ibu nyangka kamu itu anak baik, ternyata kamu itu anak nakal" "Bu, tapi" "Tapi apa? Cepat kedepan!" Johnny memilih untuk mendengarkan bu Endah dan berjalan kedepan dengan tatapan sinis yang tertuju pada Sarah "Hukuman kamu! Kasih apa yang Sarah mau" tegasnya, bu Endah kembali menulis dipapan tulis "Loe mau apa?" "Sarah mau, Johnny...." kini Sarah membisikan sesuatu pada Johnny "Kasih pelajaran ke si cabe, buat matuhin semua kemauan Sarah!" "Cabe apa maksud lo?" "Siska" "Oke fine, cuma itu aja?" "Emm, Ya sudah satu lagi! Gue mau loe ngerjain semua tugas matematika gue sesemester, faham?" "Gak mau!" "Gue lapor aja ke bu Endah supaya hukuman buat loe bersihin wc!" "Ya deh, dasar cempreng!" Semua siswa keluar dari kelasnya, karena seluruh jam pelajaran kini sudah habis. Sarah mendekati Johnny dengan melipat kedua tangannya diikuti Ananda dan Bella "Gue mau lo hari ini juga bilang ke Siska, kalau Siska gak boleh ganggu geng gue lagi, dan kalau gue minta sesuatu ke Siska, dia musti ngabulin semuanya" Johnny hanya mengangguk dan meninggalkan Sarah "Kenapa tu cewekJohn?" "Cari masalah sama gue, gue rasa urusan gue sama Nando udah kelar, tapi sama adiknya gak akan pernah kelar!" "Loe dendam ke Sarah?" "Yaiyalah, cewek mana yang berani mengatur gue? Kalau aja bukan bu Endah yang minta!" Gerutunya, ia menendang sebuah batu kecil menghilangkan kekesalan pada Sarah Ananda kini menatapi Sarah aneh "Apa Nda?" Cempreng Sarah "Tadi gue denger John sama teman-temannya ngomongin Nando deh Sar!" "Seriusan? Ko mereka bisa tau, oh gue bodoh banget kan kaka gue itu tenar nya kebangetan Nda!" "Bukan itu, tapi mereka kaya yang punya masalah sama Nando Sar" "Entar deh gue tanyain ke dia di rumah" "Emang lo gak pulang bareng sama bebep Nando?" "Enggaklah eneg gue sama dia! Gue pulang bareng kelvin" "Eh itu kelvin" Kelvin datang dengan senyuman cool nya, ia cukup tampan untuk Sarah, "gue duluan ya" ujar Bella sambil meninggalkan mereka "Anak aneh" bisik Sarah pada Ananda "Ya itulah Bella" "Yaampun kelvin, tangan Sarah sakit!" "Ya sudah sini tasnya kelvin bawain yang, yuk ah pulang! Nyokap nungguin kelvin nih" "Emang mau kemana?" "Sekarang kelvin mau ke rumah sodara yang lagi sakit, jadi maaf kelvin gak bisa main dulu kerumah kamu" Sarah memasang wajah sebalnya "Ya sudah deh, nih" ia menyerahkan tasnya pada kelvin "Nda gue duluan ya?" Ananda mengangguk cepat "Hati hati kelvin, soalnya tu anak bisa aja bikin lo mati serangan jantung" teriak Ananda setelah mereka cukup jauh "Apose ih Nda!" Teriak Sarah sebal, sementara kelvin hanya tersenyum.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD