Setelah sidang perceraian mereka diketuk palu,Anara resmi menjadi seorang janda.Ia bersalamn untuk terakhir kali dengan mantan suaminya Bara.
"Selamat mas akhirnya kamu bisa bahagia tanpa aku" ucapnya seraya tersenyum getir.
"Terima kasih,kamu gak usah khawatir soal anak-anak aku masih akan ngirim duit ke kamu.secepatnya kamu pindah dan ajak mereka" ujar Bara tanpa dosa.
Mantan suaminya berlalu pergi bersama Sera istri barunya.Sera hanya tersenyum merendahkan Anara lalu menggandeng Bara keluar dari ruang sidang itu.
Anara menguatkan dirinya sendiri.ia menghembuskan nafas berkali-kali menentralkan perasaannya.
Hak asuh anak jatuh kepadanya dan Bara wajib memberi nafkah pada ketiga anaknya.Anara tak mau bergantung pada mantan suaminya itu.Ia harus bergerak mencari kerja secepatnya. Dia bingung dengan tamatan SMA di umur 28 tahun tanpa pengalaman kerja apapun apakah ia bisa diterima bekerja.
Anara berjalan keluar dari sana dan melewati trotoar.Disana ada bapak-bapak penjual koran.Anara membeli koran bapak itu dan melihat-lihat bagian lowongan kerja.
Kebanyakan mencari badan ideal,umur maksimal 25 tahun,berpengalaman,berpenampilan menarik,belum menikah.Tapi kalo belum menikah status janda apa boleh?? batin anara bertanya-tanya tidak ada yang cocok untuknya.Hatinya bimbang dan sedih.Susah sekali mencari kerjaan.
"Aku harus semangat demi anak-anak"
Lalu terdengar suara ribut-ribut di jalan.Tampaknya ada yang kecelakaan disana.Seorang pria tergeletak bersimbah darah.Anara mendekat melihatnya ngeri.Semua orang mengerubuni seperti semut.
'orang-orang ini kenapa gak ada yang minta bantuan? bisa mati tuh orang' batinnya
Tanpa pikir panjang Anara menelpon ambulance.Tak lama kemudian Ambulance itu datang dan membawa pria itu ke dalam mobil.Karena anara yang menelpon pihak Ambulance ia yang ikut duduk di samping pria yang tak dikenal itu.Pria itu masih tak sadarkan diri.Ia cepat dilarikan ke UGD Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Ia berinisiatif mengambil Handphone pria itu untuk menhubungi keluarganya.Beruntung Handphonenya tak terkunci jadi ia mencari kontak teratas di kontak Handphone pria itu.
Ia memutuskan menelpon kontak dengan nama MAMA yang ia yakini adalah orang tua
"Halo Bayu.."
"Halo maaf saya bukan Bayu bu saya..."
"Kamu siapa?? kamu pacar Bayu?"
" Bu..Bukan saya.. saya"
"Ahkk anak itu disuruh nikah tapi gak nikah-nikah tau-tau udah punya pacar!!"
"Bu saya.."
"Udah jangan panggil ibu! panggil mama sebentar lagi kamu akan jadi anakku Ha ha ha aku harus kasih tau papa tunggu sebentar amam tutup duku teleponnya"
"Ehh Halo!! Halo!!!" Namun teleponnya sudah dimatikan.Anara hanya mendesah frustasi karena sedari tadi ia ingin bicara selalu dipotong-potong terus pembicaraannya.
Dokter keluar dari ruang UGD menghampiri Anara.
"Bu,maaf suami ibu kehilangan banyak darah silahkan cari darah golongan B sebanyak 4 kantong karena persediaan darah di Rumah sakit kami untuk golongan tersebut sedang kosong.Bisa tolong dibantu keluarga atau ke PMI terdekat"
"Tapi dok saya bukan..."
"Secepatnya ya Bu!! Maaf saya ada pasien lain yang menunggu.Suami ibu sedang ditangani oleh suster yang berjaga.kalo sudah dapat bisa memberi tahu suster kami permisi"Dokter itu pergi melayani pasien lain yang baru masuk UGD.
"Ahkk kenapa semua orang pada salah paham" Ia pusing harus melakukan apa hingga terdengar telepon yang berdering dari Papa pria itu.
"Halo bayu.."
"Halo Pak maaf bukan bayu saya..."
"Oh jadi kamu calon mantuku hemm saya gak sabar mau lihat calon mantu.Kamu dari keluarga mana??"
"HALO PAK SAYA BUKAN PACAR BAYU.ANAK BAPAK ADA DI RUANG UGD SEDANG SEKARAT BUTUH DARAH 4 KANTONG SEKARANG"
"APA?!! Ma anak kita ma kecelakaan kita harus kerumah sakit sekarang!! dirumah sakit mana cepat katakan!!" tanya papa bayu panik
"Rumah sakit Harapan Ibu Jalan Mawar"
tuttt.
Telepon ditutup sepihak hingga Anara kembali duduk menunggui bayu.Kebetulan golongan darahnya juga B.ia memanggil suster untuk mendonorkan darahnya untuk Bayu.Anara diperiksa terlebih dahulu untuk mengecek di laboratorium untuk mengecek apakah ada penyakit atau tidak.Setelah dilakukan pengecekan anara dinyatakan sehat dan mendonorkan darahnya.
Tak lama setelah ia mendonorkan darah.Oarang Tua bayu datang dengan panik dan tergesa-gesa.Mereka mengelilingi bayu yang tidak sadarkan diri. Anara menghampiri mereka untuk mengembalikan Handphone Bayu.
"Bu maaf saya Anara,saya yang bantu anak ibu yang kecelakaan ini saya kembakiin Handphonenya"
Mama bayu melihatnya dan mengambil Handphone anaknya lalu memeluk Anara.Ia sangat berterima kasih karena Anara telah menyelamatkan anaknya.
"Makasih nak kamu sudah menyelamatkan putraku" tangis mama bayu dipelukannya.
"Terima kasih sudah menyelamatkan putra kami" Giliran Papa bayu yang mengucapkan terima kasih
"Tidak apa-apa pak sebagai sesama manusia sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk saling membantu.Kalo begitu saya permisi dulu untuk pulang"
Akhirnya Anara pamit karena hari sudah semakin sore takutnya gelap.Ia harus pulang melihat anak-anaknya pasti mereka semua mencari keberadaannya.
Ia masih kembali kerumah mantan suaminya itu karena belum menemukan tempat untuk bernaung.Rencananya ia akan kembali kerumah orang tuanya.
Tiba di rumah ia terkejut melihat koper-koper yang sudah disiapkan oleh Ibu mertua dan iparnya.
"Bu ini ada apa ini kan koper anara"tanya Anara kebingungan.
"Ada apa kamu bilang!! kamu harus cepat pergi bersama anak-anak kamu dari sini karena sebentar lagi mantu mama mau tinggal disini!!" seru Ibu mertuanya lalu mendorong kasar koper-koper itu pada Anara.
"Bu tolong kasih Anara waktu ini juga sudah malam bu kasihan anak-anak.Mereka juga cucu Ibu anaknya mas Bara juga" pinta Anara dengan memelas.Ia tidak pernah mengkhawatirkan dirinya.Ia hanya memikirkan anak-anaknya saja.
"Oke hanya malam ini besok pagi cepat angkat kaki bersama Anak-anakmu!!" Lalu ibu Mertua dan iparnya stevi kembali ke kamar mereka.
Anara menghela nafas legah setidaknya malam ini dia tidak luntang lantung di jalan bersama anak-anaknya.Ia merapikan kembali koper-koper itu lalu melihat keadaan anak-anaknya.
Tampak anaknya sudah tidur.Anara masuk dan mendekati mereka.Ia benarkan selimut dan mencium kening mereka masing-masing.Ia kembali ke kamarnya merebahkan tubuhnya yang lelah.Diam-diam dia menangis meratapi nasibnya.Ia bingung harus berbuat apa lagi setelah ini.
Sebuah pesan WA dari sahabatnya Clara menyadarkan lamunannya. Ia akhirnya menceritakan kejadian yang menimpanya pada Clara.Clara memberitahu bahwa ditempat ia bekerja ada lowongan kerja dan Anara meminta bantuan Clara.
"Anara kamu diterima kerja aku udah minta bagian HRD yang juga temenku untuk masukin kamu kerja jadi office girl maaf hanya posisi itu yang bisa kamu dapatkan soalnya kamu cuma lulusan SMA" pesan dari clara satu jam lalu
Tanla pikir panjang Anara segera menelpon Clara.Ia amat bahagia akhirnya ia bisa mendapat pekerjaan.
"Halo Clara bener nih aku udah diterima kerja?"
"Iya Anara tapi maaf cuma jadi office girl kamu gak keberatan?" tanya clara gak enak
"Iya gakpapa aku sangat bersyukur akhirnya aku bisa kerja juga makasih banyak Clara."
"Iya kamu mulai kerja dua hari lagi di Perusahaan Brawijaya Group.Kamu usah khawatir soal gaji karena gaji office girl disini aja diatas UMR belom tunjangan lainnya"
"Iya Clara makasih banget ya aku gak tau harus apa kalau gak ada kamu.Tapi aku punya masalah lain aku diusir oleh Ibu mertua aku.Aku besok mau cari kontrakan murah untuk tempat tinggal aku dan anak-anakku"
"Kamu tinggal sama aku aja Anara.Cari kontrakan bukan mudah dan murah.Untuk sementara tinggallah denganku.Aku juga tinggal sendiri.Nanti aku juga bantu urus anak-anak kamu"
"Tapi aku gak mau repotin kamu lebih dari ini Clara"
"Hus ngerepotin apanya coba.Kamu juga punya andil besar dengan kesuksesan aku sekarang.Kalau waktu itu kamu gak datang aku pasti udah mati bunuh diri dulu"
Clara mengingat saat-saat kelam dirinya ditinggal mati oleh orang tuanya hingga ia depresi.Anara lah yang menjadi tempat dia berkeluh kesah dan membantunya.Memberi Clara semangat dan support hingga Clara bangkit dari keterpurukan dan menjalani hidup dengan bahagia.
Anara menangis haru.Rasanya ia ingin memeluk sahabatnya itu.
"Besok kamu siap-siap aja Anara sama anak-anak kamu.Aku akam jemput kalian besok
"Makasih banget Clara" ucap Anara dalam tangisnya