Bercerai

1317 Words
Anara masih tetap tersenyum di depan para buah hatinya.Ia masih menyempatkan diri membuat sarapan untuk mereka.Pagi ini Anara membuat nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya. Nasi gorengnya sudah siap sekarang waktunya ia membangunkan ketiga anaknya sebelum berangkat ke sekolah. Anak pertama Anara bernama Kinara Puteri Raharja berumur 9 tahun saat ini kinara duduk di bangku kelas 4 SD. Anak kedua bernama Keenan Putera Raharja berumur 7 tahun baru duduk di kelas 2 SD dan yabg terakhir adalah Kiara Puteri Raharja berumur 5 tahun masih duduk di bangku TK. Anara tersenyum dan mencium ketiga kening anak-anaknya.Ia membangunkan anaknya dengan sabar.Ia usap-usap kepala mereka dengan sayang. "Pagi anak-anakku ayo bangun lalu mandi dan sarapan,Mama sudah buatin nasi goreng kesukaan kalian.Hari ini sekolah loh jangan sampe telat" Kinara,Keenan,dan Kiara menggeliat dan perlahan-lahan membuka mata mereka.Begitulah rutinitas Anara sebagai Ibu rumah tangga.Belum lagi celotehan mertua dan para iparnya yang sebentar lagi membuat mood anara yang baik menjadi buruk. "Anara!!!!" panggil ibu mertuanya. Anara merasa jengah namun ia tak pernah mengeluh dan tetap sabar. "Anak-anak mama tinggal dulu kalo sudah mandi langsung makan ya ke dapur" "Baik ma"Jawab mereka serempak. Dengan malas Anara menghampiri Ibu mertua yang memanggilnya dari arah dapur. "Anara!!!" Stefi memanggil Anara setengah berteriak. "Iya tunggu!!" Anara bergegas ke dapur di sambut dengan wajah masam oleh Ibu mertua dan kakak iparnya. "Ada apa ma,kak?" tanya anara heran.Sebab pekerjaannya sudah beres semua.Dari membuat sarapan,mencuci piring,mencuci baju termasuk baju ibu mertua dan para iparnya,membersihkan rumah dan beres-beres. "Ada apa kata lo,gak liat nih sarapan kok nasi goreng sih!! gue kan lagi diet anara!!gue lagi diet karbo udah berapa kali gue bilang gue mau makan steak d**a ayam tanpa lemak ditambah dengan asparagus" protes Stevi membuat Anara geram hingga Anara menghembuskan nafasnya kasar. "Maaf tapi kakak kamu gak kasih aku uang bulan ini jadi cuma ada nya ini makan apa aja yang ada" jawab anara dengan kesal. Bara memang belum memberikan Anara uang bulanan.Sedangkan gajinya sebagai Freelance tidak banyak cukup untuk makan saja.Sebagian ia simpan untuk kebutuhan anak-anaknya. "Gue kasih tau ya ke Bara,lo kan masih nyimpen duit ngaku gak lo!!" stevi masih saja merajuk karena makanan hingga Rian adik iparnya datang membela anara. "Jangan bertingkah deh lo makan apa aja yang ada gak tau malu banget lo!!" ejek rian sembari duduk mengambil nasi goreng. "Kok lo belain dia bukan belain kakak!!" protes stevi tak terima. "Kalo lo mau makan enak,makanya kerja!!bukan ongkang angking kaki aja dirumah!!" "Rian jangan gak sopan sama kakak kamu minta maaf!!" marah ibu mertuanya pada anak bungsunya itu. Anak-anak Anara sudah mandi dan berpakaian sekolah lengkap dan menuju meja untuk sarapan. "Haloo selamat pagi ponakan-ponakan om yang lucu!!" sapa Rian mencium dan memeluk keponakan-keponakannya daripada meladeni Ibu dan kakaknya yang gak waras. "Pagi juga om!!" jawab mereka serentak. "Ayo dimakan anak-anak" anara menuangkan nasi goreng ke piring anak-anaknya "makasih ma" kata mereka.Ibu mertua dan Stevi yang merasa diabaikan memilih balik ke kamar. Anara hanya mendesah legah untung ada Rian yang membelanya. pertengakaran di saat pagi hari adalah momen yang tak pernah terlewat satu haripun. Mulai dari meributkan soal makan dan sejenis t***k bengek yang gak penting. Setelah sarapan Rian mengantar para keponakannya ke sekolah.Awalnya anara ingin mengantar mereka naik motor butut tapi Rian melarangnya karena bahaya motor ditumpangi 4 penumpang dan ia yakin tak muat saat melihat tubuh anara yang gendut.bukan maksud menghina tapi hanya khawatir keponakannya jatuh dari motor "Aku duluan ya mbak anter anak-anak Assalamuaikum.Anak-anaknya juga memberi salam pada Anara dan masuk ke dalam mobil" "Walaikum salam" Anara melembaikan tangan pada anak-anaknya lalu masuk ke dalam rumah untuk membereskan bekas sarapan mereka. Ting nong ting nong Suara bel rumah berbunyi.Anara berjalan dari dapur ke depan rumah untuk membuka pintu. Ia begitu terkejut melihat Suaminya Bara yang berbulan-bulan tidak menginjakkan kakinya dirumah ini menggandeng wanita lacur yang ditiduri suaminya di apartemen tempo hari lalu. Bara masuk bersama wanita itu dan duduk di sofa. "Bikinin kita minum anara" pinta suaminya. Anara ke dapur membuat minuman untuk mereka berdua.Saat ia ingin menyajikan minuman tak lama setelah itu datang Ibu mertuanya dan Stevi ikut duduk di sofa bersama mereka. Ibu mertuanya dan Stevi begitu ramah dan bersikap lembut pada selingkuhan suaminya itu. "Jadi kamu sudah hamil sera,astaga mama gak sabar mau gendong calon cucunya mama!" Jderrrrr!!! minuman yang dibawa oleh Anara terjatuh hingga gelasnya pecah. Bak disambar petir berita kehamilan wanita itu meluluh lantakkan perasaannya. Mereka semua memandang anara yang terdiam di tempatnya. "Anara!!" pekik ibu mertuanya." apa yang kau pikirkan cepat beresin semua kekacauan ini!! Jangan sampe keinjak sera dia lagi hamill!!" Mata Anara mengembun basah dengan cepat ia memungut pecahan gelas yang pecah berkeping-keping.Seperti hatinya yang tak bisa utuh kembali. "Aww" ringis Anara.Pecahan gelas itu melukai jemarinya.Bahkan rasa sakit di jarinya ini tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Apa salahnya pada keluarga ini.Ia sudah banyak berkorban dan mengabdi selama bertahun-tahun tapi tak pernah dihargai sedikitpun. "Jangan cengeng kamu Anara.Setidaknya berguna sedikit kamu jadi seorang istri.Liat sera walau dia nikah sama Bara,Dia adalah wanita mandiri punya kerjaaan bagus dan pangkat yang tinggi.gak kayak kamu udah lusuh,gendut,jelek lagi!!" hina ibu mertuanya menambah sakit di hati anara. Mereka memilih sibuk bercengkrama tanpa memperdulikan kesedihannya.Selesai membereskan pecahan gelas tadi Anara memilih diam di kamarnya. Ia berbaring karena lelah sedari pagi beraktivitas.Pintu kamar terbuka nampak Bara mendekatinya membawa sebuah map dan melemparkannya ke arah Anara. Anara meraih map itu dengan tanda tanya.Bara masih berdiri karena ia tak mau lama-lama satu ruangan bersama Anara.Anara seperti virus yang harus ia hindari. "Apa ini mas?" tanya anara "surat perceraian" jawab Bara singkat.Ia malas berbasa basi dengan istrinya.Perasaannya tak ada lagi untuk wanita itu,wanita yang sudah melahirkan 3 anak untuknya. Dengan gemetar Anara membuka map itu.Runtuh sudah tangisnya saat melihat suaminya melayangkan gugatan untuknya.Ia memang meminta cerai pada suaminya tapi setelah penuh pertimbangan mengingat mereka masih punya 3 anak anara mengurungkan niatnya dan memilih berdamai dan memberikan kesempatan kedua untuk suaminya itu. "Mas aku gak mau cerai" "Kamu sendiri kemarin mau cerai dari aku,aku gak masalah sekarang aku sudah punya sera dan calon anak di kandungannya.Cepat tanda tangani surat itu!!" "Aku gak mau mas,aku gak papa dimadu mas aku ikhlas"jawab sera menangis sambil terduduk memeluk kaki suaminya itu. Bara menendang Anara agar melepaskan kakinya hingga Anara menyingkir. "Aku gak mau aku tetep mau cerai dari kamu anara.Hak asuh anak aku gak akan merebutnya dari kamu.urus saja anak-anakmu!! cepat tanda tangan!!" Bara tetap memaksanya tanda tangan.Anara menggelengkan kepalanya ia tak ingin bercerai.Tak ingin anak-anaknya kehilangan sosok ayah dan menderita karena perceraian" "Gak mas jangan paksa aku" anara tetao teguh dalam pendiriannya. Sekalipun harus terjun ke jurang Anara rela demi kebahagiaan anak-anaknya. "Kalo kamu gak mau aku bakal rebut hak asuh anak dan gak akan biarin kamu liat mereka lagi kamu tinggal pilih tanda tangan atau nggak!!" Anara akhirnya menyerah.Sekalipun ia memegang belut maka akan terlepas sekuat apapun ia genggam.Jika cinta itu masih untuknya maka cinta itu akan bertahan tapi jika cinta itu tak lagi sama maka ia harus relakan cinta itu pergi. Ia menandatangani surat perceraian itu dengan gemetar. Lalu Bara tersenyum puas mengambil surat perceraian itu. "Baguss..Gitu dong dari tadi"Anara mengusap pipinya.Ia mencoba menerima dengan lapang d**a takdirnya ini.Menjadi Janda diumur 28 tahun. "Mas aku boleh peluk kamu untuk yang terakhir kalinya" pinta Anara namun tak dijawab oleh Bara.Pria itu hanya memutar mata malas menanggapinya. "Baik hanya sekali" Anara peluk tubuh suaminya.Ia akan merindukan pelukan ini.Ia hirup aroma tubuh suaminya.Aroma yang menemaninya dalam waktu 10 tahun ini. "Semoga kamu bahagia mas maafin Anara kalo anara gak bisa bikin mas bahagia" ujarnya dalam pelukan Bara. Ia melepas pelukan itu dengan berat.Bara terdiam beberapa saat. Walau gimanapun wanita ini adalah ibu dari anak-anaknya. "Kamu jaga diri baik-baik maaf aku gak bisa sama kamu lagi.Umur kamu masih muda kamu bisa dapet cowok yang lebih baik dari aku" Bara meninggalkannya di kamar. Air mata Anara luruh dan tumpah begitu saja.Ia mendekap tubuhnya erat-erat.Hari ini ia telah kehilangan suaminya.Ia telah menjadi Janda.Tapi ia harus kuat untuk ketiga anaknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD