3. Musuh Bebuyutan

973 Words
Prof Haruka menatap dua mayat yang ada didepannya. Otak jeniusnya dan kesintingannya telah membuatnya nekat melakukan hal ini. Kali ini dia akan mencoba berperan bagai Tuhan, menghidupkan anaknya namun dalam wujud berbeda. "Kau yakin bisa melakukannya? Ini terobosan baru bagimu!" si pria tampan memastikannya. "Aku harus melakukannya!! Bila berhasil aku akan mendapatkan anakku lagi, bila tidak toh aku sudah kehilangannya," ucap Prof Haruka dengan sorot mata ganjil. Memang kejeniusan nyaris tak berjarak dengan kegilaan! Prof Haruka pun mulai melakukan operasinya, memindahkan otak anaknya yang masih segar dan baik, menggantikan otak Jessica yang sudah rusak. *** Sambil bersiul-siul Prof Haruka memeriksa serum darah milik Lee lewat kaca mikroskopnya. Ini luar biasa!! Darahnya sangat aktif, bergolak dan berubah bentuk terus! Yang jelas darah ini bukan milik manusia biasa. Juga bukan seperti darah monster burung lainnya. Dia punya spesifikasi sendiri. Unik dan sangat agresif! Dengan antusias Prof Haruka mencampur darah Lee dengan darah manusia biasa. Dia membelalakkan matanya saat darah Lee seakan 'menelan' darah manusia. Lalu ia mencampur darah Lee dengan darah iblis. Prof Haruka sangat takjub saat melihatnya, darah iblis yang berwarna gelap itu seakan disedot oleh darah Lee! Setelah itu darah Lee bergolak hebat dan semakin agresif. Astaga! Darah ini seakan hidup dan berkembang sendiri. Dia seakan menyedot semuanya seperti vacuum cleaner!! Tuannya pasti gembira melihat ini, karena mereka bisa memanfaatkan darah istimewa ini untuk berbagai keperluan! *** Lee merasakan panas di seluruh tubuhnya. Darahnya bergolak hebat. Semakin banyak mereka mengambil darahnya, tubuhnya semakin aktif menggantikannya dengan darah baru yang lebih aktif dan agresif. Lee semakin kehilangan jati dirinya sebagai manusia. Kematian Jessica membuat perasaannya hampa dan mati, hal itu membuatnya semakin apatis terhadap sisi kemanusiaannya. Sehari-hari Lee hanya berbaring diam menatap atas. Matanya nyalang bila melihat daging dan darah, makanannya sehari-hari kini. Tubuhnya diikat baja dan tiap tiga jam sekali ia disuntik obat penenang. Lee ibarat bank darah yang sewaktu-waktu diambil darahnya untuk penelitian Prof Haruka. Hingga suatu saat petugas yang menyuntikkan obat penenang lalai. Jadwal tiga jam suntiknya kelolosan sekali. Daniel Lee perlahan mendapatkan energinya. Saat petugas itu tergopoh-gopoh datang empat jam kemudian, Lee sudah siap menerkam. Jleb!! Lee menusukkan cakarnya ke perut pria malang itu lalu mencabutnya hingga usus pria itu ikut terburai keluar. Dan dia terus mencabut usus itu hingga hampir seluruh organ pencernaan pria itu tercabut keluar. Lee menggerang liar lalu melempar jeroan orang itu ke dinding. Pyar!! Organ itu pecah dan di dinding tercipta bercak merah darah yang cukup luas. Lee segera melarikan diri. Begitu keluar dari pintu tahanannya, ia bergegas terbang melesat keatas. Sudah terlambat untuk mengejarnya. Lee terlepas di alam bebas, membawa jiwa kebinatangannya! *** Ibu itu sedang menyusui anaknya ketika suaminya memanggilnya dari dalam. "Bukne, tolong ambilkan handuk. Aku kelupaan ndak membawa handuk," pinta sang suami. Sang istri menghela napas kesal. Suaminya memang suka kelupaan akan berbagai hal hingga akhirnya selalu dia yang direpotkan. "Bukne!" panggil suaminya lebih keras. "Iya, iya!" Sambil menggerutu dalam hati, sang istri memenuhi permintaan suaminya. Bayinya ditaruh di ranjang bayinya, lalu ia berjalan keluar kamar. Mengambilkan handuk buat suaminya dan memberikannya di kamar mandi. Setelah itu ia kembali ke kamarnya. Betapa terkejutnya saat sang istri tak dapat menemukan bayinya. Ibu itu menjerit histeris. Kemana gerangan bayi itu? Sosok bersayap yang membawanya. Lee mendarat masuk kedalam hutan. Di gendongannya terlihat bayi montok yang sangat lucu. Namun di mata Lee, bayi itu ibaratnya makanan yang sangat lezat. Ia kelaparan. Daniel Lee mengangkat tubuh bayi itu tepat didepan mulutnya. Gigi taringnya berkilau diterpa sinar matahari, siap merobek daging muda yang masih lembut dan rapuh itu. "Jangan lakukan itu kalau kau tak mau menyesal seumur hidupmu." Terdengar suara seseorang yang berbicara lembut namun begitu berkharisma. Lee menoleh keasal suara dan terpaku. Pria itu berwajah kekanakan, tapi sangat berwibawa dan berkharisma. Dan dia begitu bersinar hingga membuat Lee merasa kotor di depannya. "Tolong berikan bayi itu padaku," pintanya lembut. Lee diam saja. Namun ia membiarkan begitu saja saat pria itu mengambil bayi dari gendongannya. Pria itu tersenyum lembut pada sang bayi. "Kau akan menjadi anak pemberani. " Lee menggeram pelan, rasa laparnya membuatnya semakin beringas. "Ini bukan dirimu, Lee.." Daniel Lee terhenyak. Bagaimana pria ini bisa tahu namanya dan seakan mengetahui segalanya tentang dia? Dia mendekati Lee tanpa rasa takut meski saat itu wujud Lee adalah monster burung yang mengerikan. Pria itu adalah Malaikat agung yang memiliki kedudukan tertinggi. Dia memiliki julukan The Punishment, tugasnya menghukum dan menyadarkan malaikat yang membelot juga membasmi para iblis dan makhluk lainnya yang tersesat. Dia malaikat agung Valentino Xavier. Didekati sosok bercahaya itu, justru Lee yang mundur perlahan. Sinar yang keluar dari tubuh pria itu membuatnya silau, matanya juga terasa pedih. "Jangan menghindar Lee. Aku akan menyembuhkanmu, menghilangkan sesuatu yang ganas tumbuh dalam dirimu." Bagai terhipnotis Lee berdiri kaku di depan Valen. Pria bercahaya itu menyentuh bahu Daniel Lee, bagaikan ada aliran listrik yang mengalir dari tangan Valen. Awalnya Lee merasa kesakitan tapi perlahan mengalir kehangatan yang menenangkan sesuatu yang liar dan bergejolak dalam tubuhnya. Berangsur-angsur wujud Daniel Lee kembali ke sosok manusianya. Pikirannya yang tadinya berkabut mulai jernih. "Terima kasih Tuan. Anda telah menyelamatkan jiwaku," ucap Lee pelan. Valen tersenyum lembut. "Aku hanya membuka apa yang terkunci dalam jiwamu, Lee. Tapi jangan lengah, kegelapan masih ada dalam dirimu. Itu karena sebagian kekuatanmu berasal dari kekuatan jahat." Lee terperangah. Ini semua diluar kehendaknya. "Tuan, bagaimana cara menghilangkan kekuatan gelap ini?" "Kau sudah menerimanya hingga dia adalah bagian dirimu. Kekuatan itu tak bisa musnah, tapi kau dapat menekan sisi gelapnya, Lee." "Bagaimana caranya?" "Berbuatlah kebaikan. Sebanyak mungkin ..." Sejak saat itu hidup Daniel Lee berubah. Dia tak kembali ke kehidupan lamanya karena mengingatkannya pada Jessica, kekasihnya yang telah tiada. Lee berkelana. Menabur kebaikan sebanyak mungkin. Entah di medan perang atau menolong korban bencana alam, semua dilakoninya. Selain untuk menekan sisi gelapnya juga untuk mengurangi rasa bersalahnya. Karena ia telah gagal mencegah kekasihnya diperkosa dan mati terbunuh demi menyelamatkan dirinya. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD