When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Beberapa hari sebelum pertempuran di Perairan Leng Hai berakhir, Xu Xiaofei telah berjanji pada aliansi baru untuk saling membuat pertemuan di Maundo. Pertemuan tersebut sebenarnya digagas oleh Xu Xiaofei untuk membahas perang yang akan mereka lakukan melawan Pemerintah Caihong. Sayangnya, rencana awal Xu Xiaofei meleset, ia tak memenuhi janjinya dan sebuah petaka terjadi di Maundo. “Apakah aku bisa meminjam satu kapal perang kalian beserta awak kapalnya?” tanya Patriark Yuan Kai setelah beberapa saat hanya diam meresapi pesan dari Elang Putih. “Jangan gegabah, Pendekar Yuan! Bukankah Teluk Yin Mimi merupakan markas besar militer Caihong? Saya bisa meminta bala bantuan dari negeri Bingdao jika perang memang harus dilakukan!” respon Jenderal Wei Tan atas permintaan Patriark Yuan Kai yang