When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Apa? Tidak ada satu orang pun yang berhasil mengambil pusaka kuno dari sana?” Zhou Fu yang awalnya sudah memejamkan mata, kini mencoba membuka mata sembari duduk bersila dengan punggung tangannya menopang dagu. Mata Shen Shen berbinar, senyumnya merekah ketika melihat Zhou Fu mulai tertarik dengan topik tentang laut Luzon. Shen Shen melompat dari tempatnya berada untuk duduk di dekat Zhou Fu yang sedang serius berpikir. “Ya, sejarah mengatakan jika hanya ada segelintir pendekar yang bisa kembali setelah memasuki Peradaban yang Tenggelam di laut Luzon. Dari segelintir orang itu, tak satu pun dari mereka yang berhasil mendapatkan pusaka kuno. Mereka hanya kembali membawa ketakutan,” cerocos Shen Shen panjang lebar. Zhou Fu tampak membayangkan sesuatu tatkala Shen Shen berbicara panjang l