When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Saudara Zhou, apa kau yakin benar-benar akan membocorkan lokasi persembunyian pendekar Li Xian sekarang? Itu berbahaya!” Zhao Yunlei meraih tangan Zhou Fu seolah ia ingin Zhou Fu menolak permintaan Xiao Lang dan Mao Mingzao untuk menuliskan nama-nama pulau di dalam peta. Bukan apa-apa, sepertinya Zhao Yunlei juga cukup khawatir jika kemudian identitas Zhou Fu sebagai pembaca Shufashen akan terungkap. Zhou Fu diam sejenak, seperti sedang mempertimbangkan usulan Zhao Yunlei. Bagaimanapun, usulan Zhao Yunlei ada benarnya. Urusan akan menjadi sangat runyam jika Mao Mingzao mengetahui bahwa Zhou Fu merupakan pembaca Shufashen. “Kuingatkan sekali lagi, waktuku tidak banyak, Anak Muda! Cepat tulis nama-nama pulau di peta itu dan kupastikan perempuan-perempuanmu akan baik-baik saja!” ancam Mao