When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sementara itu di dalam istananya, Sang Kaisar tengah duduk di atas singgasana ketika seorang pengawal mengatakan jika iring-iringan pasukan dari Teluk Yin Mimi telah tiba. Ada dua orang yang ia tunggu saat itu, yang pertama adalah kepala dari divisi Militer Caihong, Mao Mingzao, dan yang kedua adalah seorang gadis sangat cantik yang telah menjadi tawanan di penjara Yin Mimi. Tap Tap Tap…. Iring-iringan Jiang Yuzhen telah memasuki aula istana, pria itu melangkahkan kakinya dengan penuh gemetar. Pikiran Jiang Yuzhen hanya dipenuhi dengan harapan-harapan yang aneh, ia ingin Sang Kaisar memberinya hadiah kematian yang tak terlalu tragis. Harapannya bukan lagi ia ingin tetap hidup, sebab itu sangat tidak mungkin. Maka, mengingat Sang Kaisar kerap memberi hukuman menyakitkan kepada orang yang