When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Jadi, langsung saja biar tak berlama-lama. Siapa yang ada di balik semua ini?” “Kakak, jawablah…” gumam salah seorang tabib seraya menarik-narik lengan baju tabib di sebelahnya. Si tabib yang dipanggil kakak tersebut terlihat kebingungan untuk memulai kalimatnya. Akhirnya, ia pun mencoba bernegosiasi. “Tuan, kematian mereka tidak akan merugikan Tuan Muda. Bahkan, kematian kami sekalipun, juga tidak akan membuat hidup Tuan menjadi lebih untung atau lebih rugi. Tidakkah sebaiknya kita berunding dengan lebih santai?” ucap si tabib dengan kedua telapak tangan menyatu, memohon agar Zhou Fu bersedia mempertimbangkan usulannya. “Tuan-Tuan Tabib, asal kalian tahu jika saya tak sedang mencari untung atau menghindari rugi. Saya hanya ingin menuntaskan rasa penasaran di kepala saya. Tuan-tuan