CH. 13 - Jalan Satu-Satunya

1199 Words
Diskusi yang dilakukan oleh Zhou Fu dan Shen Shen berlanjut hingga dini hari sebab Shen Shen nyatanya tidak bisa tidur semenit pun. Mereka bersepakat tentang beberapa hal dan saling berdebat tentang beberapa hal yang lain. Akan tetapi, perdebatan Shen Shen dan Zhou Fu menemui jalan buntu ketika Shen Shen mengungkit tentang persediaan uang. Ya, mereka membutuhkan banyak uang sebagai bekal menuju ke Caihong. Sementara pada saat itu, baik Zhou Fu maupun Shen Shen sama-sama tidak memiliki uang sedikit pun. Awalnya perkara tersebut tidak menjadi masalah sebab Shen Shen sudah memikirkan solusinya. Sebelumnya, Shen Shen sudah memberi tahu Zhou Fu tentang beberapa biro perwakilan bangsawan Caihong yang tersebar di kota-kota besar di luar daratan Caihong. Biro perwakilan tersebut didirikan untuk memberi kemudahan bagi bangsawan-bangsawan Caihong yang sedang mengalami kesusahan ketika berada di luar Caihong. Tujuan pertama perjalanan Shen Shen dan Zhou Fu adalah untuk menemukan Biro tersebut untuk meminta bantuan kemudahan yang bisa saja berupa peminjaman sejumlah uang dengan menggunakan identitas Shen Shen sebagai puteri dari Tuan Zhengyi. Berhubung Shen Shen dan Zhou Fu bersepakat untuk menyembunyikan identitas Shen Shen, biro perwakilan Caihong menjadi sesuatu yang sia-sia bagi permasalahan mereka. “Kupastikan, besok akan kubawakan banyak uang!” Ucap Zhou Fu sambil menutup mulutnya karena menguap. Ia sepertinya sudah sedikit kelelahan beradu pendapat,”berdebat begini juga tak akan membuat kita punya banyak uang. Sudahlah, kau tidur saja di pojokan sana. Tempat tidur ini aku yang pakai!” Zhou Fu menunjuk ke sebuah pojokan ruangan, menyuruh Shen Shen menjauhi dirinya sebab ia sudah mengantuk. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Shen Shen menemukan kejadian di mana kecantikan wajahnya tidak berguna sama sekali. Rengekan dan wajah memelasnya tidak mempan jika ditunjukkan kepada Zhou Fu, ia pun terpaksa tidur di lantai yang dingin sementara Zhou Fu tidur di tempat yang hangat dan nyaman. *** Suara ayam berkokok cukup nyaring hingga membuat Zhou Fu terbangun dalam keadaan yang masih mengantuk. Ia melihat ternyata Shen Shen sudah terbangun lebih awal dan sedang bersolek di depan cermin. “Kau sudah bangun? Baiklah, ayo kita keluar dan membuktikan bahwa ucapanmu semalam bukanlah omong kosong!” Shen Shen tersenyum setengah mengejek. Dalam benaknya, ia menganggap Zhou Fu adalah remaja yang entah optimis entah congkak, yang tidak mengerti realita bahwa mencari uang bukanlah perkara mudah. Zhou Fu mengucek-ucek matanya, ia mendengar ucapan Shen Shen sekaligus mengerti arti senyuman Shen Shen. Meski belum memiliki rencana, Zhou Fu tak bakal mundur. Berkat keberadaan Shen Shen, ia diperbolehkan menengok dunia luar oleh kakek Li Xian. Tentu saja hal tersebut sudah cukup untuk membuat Zhou Fu bersemangat menyelesaikan tugas mengantar Shen Shen ke Caihong bagaimana cara dan kesulitannya. “Ayo kita keluar untuk mendapatkan banyak uang!” Zhou Fu menarik tangan Shen Shen yang bahkan belum selesai bersolek di depan cermin. Mereka berdua keluar dari kamar untuk menemui si kakek pemilik penginapan untuk berpamitan dan berterima kasih. Beruntung, orang yang mereka cari sudah berada di aula depan penginapan dan siap menyambut Zhou Fu dan Shen Shen. “Kakek, terima kasih atas tumpangannya. Nanti jika aku mendapat banyak uang, aku akan membayar biaya penginapanku,” ujar Zhou Fu memberi hormat. “Oh, tidak tuan muda. Saya senang menyambut tuan muda dan juga… Oh, maaf saya tidak melihat nona ini kemarin. Oh ya, saya mengerti maksudnya, mohon maaf saya lancang,” si kakek merasa telah salah bertanya karena ia sepertinya mengira jika Zhou Fu memanggil seorang wanita penghibur. Meski Zhou Fu tidak memahami ucapan si kakek, Shen Shen tentu sangat paham dengan perubahan ekspresi kakek tersebut. Shen Shen pun melotot dan menuding si kakek menggunakan jari telunjuknya, “apa yang ada di pikiran kakek? Ketahuilah bocah ini adikku! Adikku, kau mengerti?” ujar Shen Shen geram karena ia merasa sedang dianggap sebagai perempuan murahan. “Oh, maaf… Maafkan saya nona cantik… Semoga perjalanan kalian menyenangkan,” si kakek membungkuk berulang kali kepada Shen Shen karena sudah salah mengira. Pada saat yang bersamaan, Tang Quwo muncul dengan membawa dua teman. Mereka bertiga berjalan dengan congkak menghampiri Zhou Fu dan Shen Shen, tentu saja untuk membalas dendam pada kejadian yang menimpa Tang Quwo tempo hari. “Hei, Bocah kecil! Kau ditunggu oleh kakakku di arena Douzheng hari ini juga!” Tang Quwo menunjuk kea rah Zhou Fu dengan tatapan kemenangan. Si kakek pemilik penginapan merasa nasib baik Zhou Fu akan berakhir hari itu juga. Arena Douzheng adalah turnamen beladiri illegal yang dibuat oleh komplotan Taoqi, pemimpin komplotan Taoqi adalah Wang Ling, seseorang yang dipanggil kakak oleh semua anggota Taoqi. Semenjak mendirikan Arena Douzheng sepuluh tahun silam, Wang Ling belum pernah mengalami kekalahan. Hal tersebut membuat dia dan kelompoknya menjadi komplotan yang kaya raya sebab aturan permainan tersebut adalah pihak yang kalah harus membayar mahal pada pihak yang menang. Tak jarang pula, karena sebuah kecongkakan di awal, seorang pengembara terpaksa menjual diri mereka menjadi b***k sebab harta mereka tak cukup untuk membayar kekalahan mereka melawan Wang Ling. Awalnya, Shen Shen meminta Zhou Fu agar tak terpancing dengan ucapan Tang Quwo. Akan tetapi, begitu Tang Quwo menyebutkan jumlah uang yang akan diberikan kepada pemenang, Shen Shen menjadi orang yang paling bersemangat di antara semuanya. “Baiklah! Zhou Fu akan menghadiri tantangan dari si Wang Ling tersebut. Ayo antar kami ke arena Douzheng!” Tiga orang dari komplotan Taoqi saling melirik dengan pandangan kemenangan. Seolah-olah hati mereka saling berbisik, habislah riwayatmu bocah t*ngik! *** Arena Douzheng terletak sedikit jauh dari pemukiman desa Dozhu. Tempat tersebut, sebagaimana sebuah arena pada umumnya, memiliki sebidang lapangan luas yang dikelilingi dengan kursi penonton yang mengelilingi lapangan. Orang-orang yang ingin melihat pertempuran di arena Douzheng harus membayar tiket masuk kepada anggota Taoqi yang bertugas. Di hari-hari biasa, arena Douzheng diisi dengan pertarungan biasa antar penantang dan beberapa anak buah Wang Ling. Sistem pertarungannya tetap sama, yang kalah membayar sejumlah uang kepada yang menang. Beberapa kali anggota Taoqi juga mengalami kekalahan ketika menghadapi penantang, tetapi tidak dengan Wang Ling. Wang Ling belum pernah didera kekalahan. Wang Ling sendiri hanya bersedia keluar dari markas jika ada penantang yang menurutnya cukup berpotensi. Ia tak mau membuang-buang waktunya yang berharga hanya untuk meladeni penantang-penantang yang tak berilmu tinggi. Zhou Fu dan Shen Shen telah sampai di lokasi, tetapi karena Shen Shen tak mampu membayar tiket masuk, penjaga arena tidak membiarkan Shen Shen ikut bersama Zhou Fu. Sementara itu, Zhou Fu dipersilakan masuk begitu saja sebab ia adalah tamu kehormatan pada pertandingan hari itu. Pertandingan antara Zhou Fu dan Wang Ling ternyata berhasil membuat arena Douzheng penuh oleh penonton. Hal tersebut dikarenakan Wang Ling ternyata sudah berdiam diri di markasnya selama tiga bulan lebih karena tak ada satu orang pun pendatang yang berani menantang. Zhou Fu memasuki medan arena dan terlihat masih sendirian saja sebab Wang Ling belum menunjukkan batang hidungnya. Para penonton yang berjumlah ratusan kepala itu bersorak ramai, sorakan mereka berisi ejekan karena tak menyangka jika yang menantang Wang Ling adalah remaja muda yang masih bau kencur. “Ketahuilah! Hari ini akan menjadi hari bersejarah di Dozhu! Ingat kata-kataku! Aku akan mengalahkan sang legenda hari ini juga!” Zhou Fu berteriak lantang meneriaki penonton yang juga sedang berteriak kepadanya.   ===================== Follow author di IG: @Banin.sn Y0utube Channel: iPus Channel Di kanal Y0utube author juga sering bikin konten tentang rekomendasi n****+-n****+ bagus lho... Salam, terima kasih...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD