When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kalimat yang keluar dari mulut Shen Shen telah berhasil membuat Yang Zi dan Zhou Fu tertawa lega. Bahkan, Feng Yaoshan yang tadinya berada dalam keadaan setengah sadar pun kini terlihat berusaha bangun dan nampak ingin menyampaikan sebuah kalimat. “Shen Yang-ku tidak boleh kelaparan. Beri dia makanan yang banyak, cepaat…” ucap Feng Yaoshan dengan terbata-bata. “Tidak. Dia belum boleh diberi makanan!” jawab Zhou Fu seraya menyalurkan aliran tenaga dalam ke tubuh Shen Shen, “tubuhnya masih terlalu lemah. Kemungkinan ia bahkan belum kuat mengunyah. Akan berbahaya jika ia tersedak makanannya sendiri. Aku akan memulihkan tenaganya dulu.” “Kakak, apa yang bisa kubantu? Apakah kakak Zhou memerlukan sesuatu?” tanya Yang Zi pada Zhou Fu. Ia memang tak terbiasa untuk diam dan melihat saja, jika t