Aku pergi dan takkan kembali

958 Words
Adhisti pun menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur dan hatinya benar-benar merasa sangat hancur. Dia sudah masuk dalam perangkap Widuri dan Aryssetya juga sudah tidak mempercayainya lagi. Bahkan kini, dia terlihat sudah tidak mencintainya lagi. Jadi, untuk apalagi dia mempertahankan hidupnya didalam sebuah istana yang begitu menyakitkan hatinya itu. "Jika kamu menginginkan itu semua. Baiklah Setya. Aku tidak akan pernah mencari kamu lagi dan kamu, kamu tidak akan pernah melihat aku lagi untuk selamanya. Karena aku juga sudah muak dengan kehidupan didalam istana ini. dan aku sudah sangat benar-benar sangat muak!" Umpat Adhisti dan dia pun kembali menangis. Dia sudah tidak menginginkan apapun dan didalam pikirannya saat ini adalah pergi sejauh-jauhnya dan memiliki hidup yang tenang diluar tembok Istana yang membuat dirinya hancur seperti ini. "Mungkinkah, akan jauh lebih baik jika aku pergi meninggalkan ini semua dan memulai hidup baruku sebagai orang biasa. Ya! Itu jauh lebih baik dan aku, aku ingin melanjutkan cita-cita ku sebagai ahli bela diri dan bisa membantu ayah di Medan perang," ucap Adhisti. Dia pun menghapus air matanya dan bertekad untuk tidak tenggelam dalam kesedihannya. Apalagi hanya gara-gara cinta yang sempat mengikatnya serta membuatnya melupakan semua cita-citanya. "Baiklah, karena Setya sudah tidak menginginkan aku dan aku juga sudah tidak ingin tinggal di tempat ini. Aku akan pergi meninggalkannya dan aku … aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan, ya! Aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan diluar sana," ucap Adhisti, dia pun tersenyum samar dan melihat kearah pelayannya yang selalu setia bersamanya. "Guni, apakah kamu mau ikut denganku?" Tanya Adhisti kepada pelayannya. Faguni pun menganggukkan kepalanya. "Tentu saja Yang Mulia, saya akan ikut dengan anda, kemana pun anda pergi. Saya akan mengikuti anda. Tapi, Yaang Mulia. Apakah anda sudah merasa sangat yakin ingin meninggalkan ini semua? Dan … orang-orang yang sudah menyakiti anda. Apakah anda akan membiarkan mereka hidup tenang?" Tanya Faguni. Dia merasa jika Adhisti harus mendapatkan keadilannya, karena dia telah jatuh karena sebuah fitnah yang keji. Adhisti hanya tersenyum dingin dan dia pun menjawab, "Biarkan saja mereka menikmati kemenangan mereka. Dewa tidaklah tidur dan kebenaran akan segera terungkap cepat atau lambat. Dan aku, aku tidak peduli lagi dengan semua ini. Walaupun aku tahu, semua rencana ini tidak bisa lepas dari Widuri dan juga bibi nya itu," ucap Adhisti. Dia mengetahui hubungan Widuri dengan Ibu Suri. Karena Adhisti juga mengetahui jika Ibu Suri memang tidak pernah menyukainya dan juga kasih sayang yang dia berikan kepada Aryasetya juga sangatlah palsu. Jadi, aku sudah mengetahui, jika dalang dari semua ini adalah dia," ucap Adhisti. Dia pun menghela nafas panjang dan kembali berbaring diatas tempat tidur. Dia tidak mau mengikuti drama di dalam istana lagi dan pria yang membuatnya harus tetap bertahan di sana pun, sudah tidak menginginkannya. Sehingga, Adhisti pun sudah tidak memiliki alasan lagi untuk tetap tinggal di sana. *** Satu Minggu pun berlalu. Kondisi tubuh Adhisti pun sudah membaik dan dia sudah merasa sudah sangat sehat. Rencananya untuk pergi pun sudah tidak bisa dia batalkan. Karena, Aryasetya selama satu Minggu itu, tidak pernah menemuinya bahkan menanyakan keadaannya tidak sama sekali. Adhisti pun tertawa sambil menangis. Nasibnya benar-benar sangat buruk. Selain Aryasetya tidak mempercayainya, dia juga telah membuangnya seperti sampah yang tidak berguna. "Satu Minggu sudah berlalu. Tapi dia tidak sama sekali melihatku bahkan untuk menanyakan keadaan aku pun tidak! Bagus! Sangat bagus! Sepertinya aku harus secepatnya pergi meninggalkan tempat terkutuk ini," ucap Adhisti dan dia berusaha untuk tidak memikirkan Aryasetya serta akan terus bersikap tegar untuk dirinya sendiri. "Baiklah! Sepertinya kondisi tubuhku sudah jauh lebih baik. Aku seharusnya bisa pergi dari tempat ini!" Ucap Adhisti dan dia pun melihat kearah Faguni yang sedang sibuk membereskan barang-barang yang akan dia bawa. "Guni, jangan terlalu banyak membawa barang-barang. Nanti kita kesulitan untuk membawanya saat kita pergi nanti," ucap Adhisti dan dia pun berjalan mendekati Faguni dan mengeluarkan barang yang tidak berguna. Adhisti hanya membawa beberapa lembar pakaian dan uang yang cukup banyak. Karena baginya, uang sangatlah penting. "Segini saja. Jangan ditambah apa-apa lagi," ucap Adhisti dan dia pun membungkus pakaiannya hingga berbentuk sebuah buntalan kecil. Faguni merasa sangat terkejut dan dia pun menatap Adhisti dengan tatapan heran. Karena Adhisti benar-benar berbeda dengan wanita-wanita bangsawan lainnya. Apalagi Adhisti adalah seorang permaisuri. Ratu dari kerajaan Adyamanunggal. Namun, Adhisti terlihat sangat sederhana dan dia rela meninggalkan semuanya demi mencari kebahagiannya. Melihat itu semu, Faguni merasa sangat bersyukur karena dia memiliki majikan yang sangat baik seperti Adhisti. Setelah menyiapkan semuanya. Adhisti pun melihat kearah luar kamarnya. Dia melihat jika tidak ada penjaga yang menjaga area kamarnya dan itu membuatnya, bisa menjadi sebuah kesempatan untuk pergi meninggalkan istana itu. "Bagus! Mereka sedang tidak ada. Ayo Guni, kita pergi sekarang juga!" ucap Adhisti. Dia meninggalkan surat terakhir untuk Aryasetya dan itu adalah surat tanda jika dia meminta untuk memutuskan semua hubungannya dengan Aryasetya dan juga semua penjelasan yang belum sempat dia jelaskan. Walaupun nanti Aryasetya tidak akan mempercayai semua penjelasannya. Adhisti sudah tidak peduli lagi dan dia akan menikmati kebebasan setelah itu. Setelah menaruh surat itu. Adhisti pun pergi meninggalkan istana dengan cara memanjat tembok tinggi istana melalui tembok taman paling belakang dari istana itu. Dan setelah memanjat tembok, Adhisti pun akhirnya berhasil pergi meninggalkan istana dengan perasaan yang sebenarnya enggan untuk meninggalkan pria yang sangat dia cintai. Tapi, mengingat sikap kejam yang Aryasetya lakukan padanya. Adhisti langsung merubah pikirannya dan dia semakin yakin untuk meninggalkannya. "Selamat tinggal Setya dan semuanya. Mulai saat ini, kita tidak memiliki hubungan apapun lagi. Semoga kamu bahagia dan di berkahi oleh Dewa dengan memiliki anak yang lain dari selir-selir kamu itu," ucap Adhisti dan dia pun melangkah jauh meninggalkan istana dan berjalan menuju tempat dimana dia bisa hidup tenang dan bisa menjalani hari-harinya dengan tenang tanpa ada tekanan dan beban dari pihak manapun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD