penyesalan yang datang terlambat (2)

784 Words
Satu demi satu kata-kata Adhisti dia baca dengan sangat teliti dan setiap dari kata-kata dalam tulisannya itu. Telah membuat hatinya benar-benar terasa sangat hancur, bagaikan ribuan pisau yang telah menghujam jantungnya. Membuat hati dan perasaan Aryasetya benar-benar sudah sangat kacau. Pikirannya sudah kalut dan dia tidak bisa menerima semua itu. Namun dia sangat menyadari jika itu semua karena kesalahannya lah yang membuat Adhisti memutuskan untuk pergi meninggalkannya dan Aryasetya merasa sangat bersalah karena sudah menyalahkan Adhisti atas kematian anaknya yang membuatnya telah mengambil keputusan yang telah menimbulkan kesalahan terbesar dalam hidup Aryasetya. Air mata Aryasetya pun mengalir dan dia benar-benar sangat menyesal. "Adhis, kenapa kamu pergi meninggalkan aku? Bukankah kamu berjanji tidak akan meninggalkan aku? Kenapa kamu mengingkari janji kamu, kenapa?!" Ucap Aryasetya dan dia pun memeluk surat itu dalam dekapannya. Dia merasa sangat menyesal karena dirinya yang egois tidak mau mendengarkan penjelasannya bahkan dia sudah menghukum Adhisti dengan membuatnya tidak boleh menemuinya. "Adhis, kenapa kamu pergi? Aku hanya ingin membuat kamu tidak berbuat ceroboh lagi. Kenapa kamu tidak menyuruh pelayan untuk menyampaikan kalian bujukan kamu untukku. Seminggu ini, aku menunggu kamu mengirimkan surat untuk membujuk aku agar tidak marah lagi. Tapi kamu, menerima itu semua dan tidak mau membujuk aku. Dan hari ini, aku datang untuk meminta maaf kedpa kamu dan ingin bersama lagi seperti dahulu. Tapi kamu ... Kamu ..., Kamu malah pergi meninggalkan aku dan mengatakan jika kmu akan melupakan aku," ucap Aryasetya. Dia merasa dadanya sangat sesak dan hatinya benar-benar sudah sangat hancur. Karena Adhisti sudah benar-benar membencinya dan dia melepaskan semuanya dan pergi meninggalkan dirinya. Saat Aryasetya yang larut dalam kesedihan yang sangat mendalam karena kehilangan Adhisti. Tiba-tiba, dia melihat satu lembar surat lagi dan dia langsung meraihnya. Saat dia membacanya. Aryasetya semakin merasa sedih. Karena surat itu berisikan tentang, Adhisti yang meminta untuk mengakhiri semua hubungannya termasuk hubungan suami dan istri bersamanya. "Tidak! Tidak! Aku tidak akan melepaskan kamu Adhis. Kamu milikku dan selamanya kamu hanya akan menjadi istriku. Aku … aku akan mencari kamu dan membawa kamu kembali. Apapun yang terjadi, entah itu kamu dalam keadaan hidup atau pun dalam keadaan mati. Kamu hanya akan menjadi milikku! Ya! Kamu hanya akan menjadi milikku Adhisti!" Ucap Aryasetya dan dia pun menghapus air matanya serta bangun dari posisinya saat ini. Dia pun keluar dari kamar Adhisti dan memanggil banyak pengawal untuk mencari Adhisti. "Semuanya, saya perintahkan kepada kalian, untuk mencari yang mulia permaisuri. Sebelum kalian menemukannya. Kalian dilarang untuk kembali!" Ucap Aryasetya dengan tatapan tajam seperti pedang. Semua pengawal yang ada disana pun mengerti dan setelah mendapat perintah dari Aryasetya. Mereka pun langsung pergi meninggalkan Aryasetya dan memulai tugasnya untuk mencari permaisuri dari kerajaan Adyamanunggal yang pergi meninggalkan istana. Semua orang pun langsung merasa panik dan menggegerkan semua penghuni istana termasuk ibu suri dan juga Widuri. Mereka berdua tertawa puas karena mereka berdua telah berhasil menyingkirkan Adhisti untuk selamanya. Keduanya pun tertawa gembira dan merayakan kemenangan mereka dengan cara makan malam bersama dan membuat pesta kecil-kecilan di dalam kediaman ibu suri dengan suguhan tarian dan minuman yang cukup memabukkan. Sementara Aryasetya. Dia Kini, hanya bisa berdiri sendirian di taman kerajaan sambil menatap kearah kolam yang memantulkan cahaya bulan yang bersinar terang diatas langit. "Adhis, kamu tidak boleh pergi meninggalkan aku lagi! Setelah aku menemukan kamu, aku berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi. Aku berjanji akan mempercayai kamu dan aku, aku akan bersikap adil kepadamu," ucap Aryasetya sambil menitikkan air matanya. Dia merasa sangat menyesal karena sudah membuat Adhisti pergi meninggalkannya dan dia juga tidak menyangka jika Adhisti benar-benar akan meninggalkannya dan rela melepaskan dirinya. Adhisti sudah menyerah akan cintanya kepada Aryasetya dan dia hanya memilih untuk hidup tenang dengan kehidupannnya yang baru. Diluar istana. Sedangkan Aryasetya, dia tidak mau menyerah akan cintanya untuk Adhisti dan dia akan melakukan hal apapun agar dia bisa menemukan Adhisti. Walaupun dia harus mencarinya hingga ke ujung Dunia pun. Aryasetya akan terus mengejarnya. Karena Aryasetya tidak bisa hidup tanpa Adhisti dan Adhisti sudah menjadi bagian dari hatinya dan juga dirinya. Malam pun semakin larut. Angin malam pun berhembus menyapu rambut panjang dan jubah dari Aryasetya. Karena terasa dingin dan Aryasetya pun sudah merasa sangat bosan disana, dia pun akhirnya pergi meninggalkan taman itu dan kembali ke kediamannya. Namun, dia bukan kembali ke dalam kamarnya. Melainkan, dia malah masuk kedalam ruangan tempat dia biasa menghabiskan waktu untuk bekerja. Dia pun duduk disana dan mengambil gulungan yang berisikan potret wajah cantik Adhisti yang sedang tersenyum. Aryasetya pun membalas senyuman itu dan memeluk lukisan itu dan dia tidak mau melepaskannya sama sekali. Hingga tanpa dia sadari. Jika dia tertidur disana sampai pagi menjelang dan dia memeluk erat lukisan itu dan tidak membiarkan satu orang pun boleh menyentuhnya, selain dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD