Samantha duduk di tepian bathtub. Tangannya membawa perlengkapan untuk menjahit luka Ivan sementara pria itu berdiri di depannya dengan tangan bersandar ke dinding kaca, hanya berbalut sebuah handuk mengelilingi pinggangnya. “Apakah kau akan melepaskan handukmu?” Samantha bertanya. “Aku tidak bisa bekerja dengan benda itu menutupi lukamu. Lagipula, bukan seperti aku tidak pernah melihat tubuhmu sebelumnya.” Ivan hendak mulai melepaskan lilitan handuknya seperti yang diminta Samantha, ketika samar, mendadak didengarnya sebuah suara yang sangat lirih dari pintu. Semacam tarikan nafas. Ivan memiringkan kepalanya dan menemukan pintu kamar mandi yang sedikit terbuka. Dan walaupun tidak bisa melihat, tapi ia bisa merasakan kehadiran Scarlet di baliknya. “Ivan?” Samantha mengulangi panggilan