… seakan pria itu berniat untuk mematahkan lehernya menjadi dua.
Scarlet membungkam. Tidak ada ketakutan dalam dirinya. Bukan karena ia yakin bahwa Ivan tidak mungkin membunuhnya, tapi lebih karena ia sudah tidak peduli lagi.
Pria itu meremas rambut Scarlet lebih erat dan menjalankan ujung pistolnya yang dingin ke bagian tengah leher wanita itu.
Hal yang seharusnya cukup untuk membuat seorang wanita tidak berdaya mengigil ketakutan. Tapi meskipun ia tidak bisa melawan, meskipun setiap saat peluru bisa melubangi lehernya dan mengambil nyawanya, yang dirasakan oleh Scarlet saat itu hanyalah ketegangan tubuh Ivan yang melekat diantara kedua kakinya.
“Jika kau memutuskan untuk membunuhku,” Scarlet berbisik sambil melirik ke bawah. Tapi tarikan pria itu terlalu kuat untuknya bisa melihat
