Rencana Pertemuan yang Berulang

1055 Words
            Memulai hari dengan penuh semangat merupakan rutinitas Yala di setiap harinya. Selalu ditanamkan bahwa apa yang terjadi hari ini adalah berkat hari kemarin. Sehingga pencapaian yang ia peroleh hari ini adalah sebuah hubungan timbal balik dari perputaran rotasi kehidupan. Ini adalah hari ketiga Yala berada di kota metropolitan, kota Jakarta. Kota yang banyak memberikan pelajaran berkenaan dengan peningkatan kualitas pendidikan yang akan di tularkan kembali ke rekan sejawat dan kepada anak-anak didik tentunya.             Setelah sarapan pagi seperti biasa, Yala dan teman sekamarnya Amel menuju meeting room. Mengikuti rangkaian aktifitas yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seputar peningkatan kualitas tenaga pendidik. Di sini, kami bertemu dengan rekan-rekan guru yang luar biasa hebat dari berbagai wilayah di Indonesia. Bertukar ilmu, bertukar pendapat, saling menyemangati, saling mengapresiasi kiprah tenaga pendidik di blantika pendidikan Indonesia. Kurikulum yang selalu berubah, tenaga pendidik yang dituntut untuk selalu memberikan performa terbaiknya ketika mendidik anak-anak.             Istirahat jam makan siang dan ishoma tiba, Niyala dan Amel mengambil jatah makan siang prasmanan yang telah di siapkan oleh panitia pelatihan yang disajikan prasmanan sehingga harus mengantre untuk bisa menikmati hidangan yang ada. Setelah mengambil menu makanan yang disediakan, Yala dan Amel duduk di salah satu kursi dan mulai terlibat obrolan seru.             “ Ada balasan lagi nggak dari Andro? Atau mau ketemuan lagi hari ini?” tanya Amel kepada Yala yang sedang mengunyah makanan yang baru saja disuapnya ke dalam mulut.             “ Nggak tau nih, belum ada ngecek pesan di gawaiku. Lagian kita kan juga udah mau selesai pelatihan. Palingan ya berakhir komunikasi di sini, namanya jauhan kan” pikir Yala . Apalagi sekelas Andro yang selalu bersinggungan dengan gadis-gadis cantik tentu menjadi hal yang lumrah ketika sosoknya menjadi penarik magnet bagi wanita untuk mendekatinya. Anggap saja, pertemanan antara Yala dan Andro  hanya berlangsung selama beberapa hari berada di sini. Yala tak ingin berekspektasi terlalu tinggi. Ia pikir ini hanya sekedar hiburan selama berada di Jakarta. Wanita jangan terlalu cepat merasa di butuhkan oleh lelaki. Ia sudah tahu rasanya, Niyala paham. Ia juga pernah merasakan bagaimana rasanya mencintai dan akhirnya harus usai karena kesalahpahaman.             Setelah makan siang selesai, Yala dan Amel menunaikan shalat dzuhur di mushola hotel. Mushola hotel yang berukuran cukup kecil menyebabkan beberapa orang harus masuk secara bergantian untuk menunaikan shalat. Ketika sudah selesai shalat dan bergegas kembali ke ruangan acara, Niyala mengecek gawainya kembali. Membalas beberapa pesan yang dianggap penting, dan sekedar membaca obrolan teman-teman di grup sekolah maupun beberapa grup alumni yang isi pesannya bisa mencapai ratusan tiap harinya. Jika sedang tak terlalu sibuk, sesekali Yala ikut berkomentar ria dan membalas beberapa pesan dari grupnya namun bila sedang dalam kondisi sibuk dan banyak kegiatan seperti sekarang ini Yala hanya ikut menyimak saja.             Siang ini Andro sedang berlatih anggar dengan teman-teman se timnya. Ada Elvino juga yang merupakan teman dekatnya. Lelaki berpostur tinggi dengan badan atletis, rambut cepaknya menambah nilai ketampanannya di mata para wanita. Lelaki ini sering bergonta ganti kekasih, siapa lah yang tak ingin terjerat cinta lelaki tampan dan mapan sperti Elvino. Berbeda dengan Andro yang sangat berhati-hati ketika memutuskan untuk menambatkan hati kepada seorang wanita. Pengalaman mengajarkan bahwa, tak semua wanita tulus mencintai, dan tak selamanya lelaki yang selalu salah.             “ Hei bro, lama tak jumpa kemana aja lu? Biasa ada aja nongol, ni nggak ada nongol lumayan lama” tanya Elvino yang biasa disapa Vino itu. Lelaki tampan yag ketampanannya sebelas dua belas kurang lebih dengan sahabatnya itu.             “Gue habis liburan kemaren-kemaren ke Bali, mumpung belum padat jadwal latihan kita kan. Napa, lu rindu ma gue “ balas Andro sambil cengengesan dan seolah-olah meninju pelan tangan Vino. Lu diajakin ke Bali kagak mau, yaudah gue barengan sama teman-teman  grup motor besar kesananya” tambah Andro.             Mereka berlatih untuk persiapan turnamen yang akan diselenggarakan beberapa bulan ke depan. Makanya Andro berinisiatif untuk pergi berlibur selama beberapa hari karena ia kan lumayan sibuk beberapa bulan ke depan. Rencana latihan akan berlangsung sampai sore, ia ingin mengajak Yala untuk bertemu kembali. Semoga saja gadis itu tak menolak untuk diajak bertemu. Andro benar-benar rindu ingin bertemu, padahal baru kemarin malam ia bertemu dengan Yala, gadis manis yang mulai mengisi ruang kosong di hatinya. Mulai menebar benih-benih rasa yang akan disemai dan tumbuh subur nantinya.             Saat rehat setelah berlatih, Andro mencoba memeriksa gawainya dan mulai mengirim pesan ke satu orang yang akhir-akhir ini selalu membayangi pikirannya, siapa lagi kalau bukan Yala. Gadis kota sebelah yang bertandang ke Jakarta untuk menimba ilmu selama beberapa hari, yang harus Andro manfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum gadis itu berputar haluan kembali ke kota asalnya. Andro mengiriminya pesan untuk mengajak bertemu kembali malam ini kalau seandainya tidak ada kesibukan. Lepas mengirim pesan, Andro kembali menggunakan waktunya untuk berlatih sebelum matahari sore mulai nampak di permukaan dengan kilauan warna keemasannya.             Akhirnya, rangkaian acara di hari ketiga ini telah usai. Yala mengembuskan napas perlahan, sedikit menuntaskan beban yang ada di pundaknya mengurai sedikit kelelahan yang ada. Rangkaian kegiatan yang ada beberapa hari ini cukup menyita waktu dan pikirannya. Setelah sampai ke kamar, Yala dan Amel merebahkan diri di kasur masing-masing. Mereka sempat berjalan-jalan di sekitar hotel ketika kegiatan tadi telah usai. Mengitari hotel dan membeli jajanan kecil di pedagang yang berada di jalan kecil tepat di sebelah hotel yang kami tempati.             Saat merebahkan badan, Yala dan Amel memeriksa gawai masing-masing. Amel sibuk berbalas pesan dengan pacarnya sedangkan Yala berniat membalas pesan dari Andro yang baru saja dkirimkannya sekitar lima belas menit yang lalu. Isi pesannya mengatakan bahwa Andro ingin mengajak Niyala bertemu lagi malam ini. Niyala bingung harus membalas apa, di satu sisi ia ingin bertemu karena sebentar lagi ia mungkin belum tentu bisa bertemu kembali dengan Andro teman spesialnya. Kalaupun di tolak, ia merasa tak enak juga karena kalau bertemu malam hari pasti tak lama bertemu dikarenakan waktu yang lebih singkat dibandingkan bila bertemu pada siang hari. Akhirnya ia membalas pesan Andro yang isinya adalah ia mau bertemu dengan Andro namun hanya bertemu di lobby hotel saja.             Andro sudah selesai latihan, ia membuka gawainya dan menemukan pesan dari Yala. Ia tersenyum sumringah dan bersegera untuk segera pulang. Elvino yang mengajak kongkow-kongkow malam ini saja di tolaknya. Elvino sempat heran atas sikap Andro, tak biasanya Andro menolak untuk diajak kumpul-kumpul. Andro hanya mengatakan bahwa ia ada janji malam ini dengan orang penting. Elvino hanya mengernyitkan alis sambil menerka-nerka siapa orang penting yang Andro maksud tersebut.                         
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD