Bertemu Denganmu Seperti Candu

1095 Words
            Andro bersiul riang sambil menuju ke mobil sport nya yang terparkir di halaman arena latihan. Ia harus memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, karena hanya hitungan hari saja Yala akan segera kembali ke kota asalnya. Waktu seakan cepat sekali berlalu. Kadang kita ingin waktu berjalan dengan cepat namun terkadang kita ingin waktu berjalan dengan lambat. Sama seperti yang Andro harapkan saat ini, ia ingin satu hari itu berlangsung lama sehingga waktu bersama dengan Yala terasa lebih bermakna.             Sebelum menuju ke rumah, Andro menyempatkan diri membelikan maminya cemilan di toko kue ternama milik artis yang belum lama ini menjajal bisnis kuliner. Mami suka sekali olahan cheese cake dari toko ini. Andro menepikan mobilnya pas di depan toko kue tersebut. Sesampainya di dalam toko kue yang terlihat elegan dengan konsep mewahnya . Ia melihat-lihat kue-kue yang terjajar rapi di etalase kaca. Kue yang menggoda terpampang nyata dengan tampilan yang sangat menggiurkan. Lelehan coklat, keju, dan aneka topping lainnya membuat Andro bingung untuk memilih kue mana saja yang akakn dibelikannya untuk mami tersayang. Namun ia teringat, bahwa maminya suka sekali cheese cake yang diatasnya banyak terdapat taburan keju parut yang menggugah selera.             Akhirnya Andro menunjuk cheese cake yang ada di etalase kaca dan meminta pelayan toko untuk membungkuskan kue yang ia maksud tersebut. Siapa tahu malam ini, maminya akan memberondong dengan berbagai pertanyaan seperti biasa karena Andro akan keluar lagi malam ini. Ia seakan menyogok maminya agar mengizinkannya untuk bisa pergi keluar malam ini. Semoga saja maminya luluh dengan sedikit rayuan dan sogokan kue kesukaannya tersebut.             Sesampainya di depan rumah, Kang Uus membukakan pintu pagar setinggi dua meter setengah meter. Andro memarkirkan mobil di garasi mobil yang diisi dengan dua mobil mewah dan dua motor besar serta motor matic yang terparkir rapi di garasi berukuran yang cukup luas. Setelah turun dari mobilnya, Kang Uus menutupkan kembali pintu mobil mewah Andro yang berwarna hitam pekat tersebut. Andro beranjak menuju ke dalam rumah diikuti Kang Uus yang membawakan alat-alat latihan dan kue yang akan diberikan ke mami nanti. Andro melihat Bik Aroh sedang menyiapkan menu makan malam di dapur. Aroma makanan yang lezat menyeruak sampai ke indera penciuman Andro. Makanan buatan Bik Aroh enak sekali, lidah kami sekeluarga cocok dengan rasa makanan buatan Bik Aroh.             “Bik masak apa? Wanginya sampe ke luar loh. Kayaknya enak nih” celetuk Andro. Andro sangat akrab dengan Bik Aroh yang merupakan asisten rumah tangga sejak Andro masih kecil, sekarang usia Bik Aroh sekitar 55 tahun. Bik Aroh mulai bekerja di keluarga besar Andro sejak Andro masih usia sekolah dasar. Bik Aroh sosok yan menyenangkan, sudah dianggap sebagai keluarga sendiri di keluarga besar Andro walaupun statusnya hanya sebagai asisten rumah tangga biasa. Keluarga Bik Aroh tinggal di kampung, tepatnya di kota batik, Solo. Sedangkan Kang Uus, juga sudah lama mengabdi kepada keluarga Andro namun tidak selama Bik Aroh. Kang Uus masih berusia 40 tahunan, keluarga Kang Uus tinggal tak jauh dari rumah kami. Ia tinggal di gang kecil yang terletak di ujung perumahan ini.             “Eh, den Andro. Ini den, bibik masak gulai ayam, capcay udang, tempe mendoan sama kerupuk udang. Den Andro makan malam di rumah kan malam ini?” tanya Bik Aroh sambil membolak balikkan tempe mendoan di penggorengan.             “Emmm, belum selesai Andro menjawab. Mami tiba-tiba nyeletuk di belakang. Ketika Andro menoleh, maminya berdiri pas di belakangnya sambil melipat tangan di depan d**a.             “ Makan di rumah kan nak?” ujar Mami Eva sambil mengerjap- ngerjapkan mata seolah minta kepastian dan sepertinya harus mengiyakan apa yang dikatakan Bik Aroh dan mami.             “Andro ada janji lagi malam ini mi, ini mau siap-siap dulu. Habis magrib Andro mau pergi mi. Boleh kan? ujar Andro kepada maminya.             “ Mau pergi kemana lagi nak, kan baru juga sampe? Masa ia mau pergi lagi?” ujar mami Eva sambil mengernyitkan dahi tanda bahwa ia sedang heran. Biasanya sehabis pulang latihan, Andro akan segera pulang untuk beristirahat kalaupun akan kongkow-kongkow dengan teman-temannya ia memilih untuk tak langsung pulang namun langsung jalan setelah latihannya selesai. Namun kali ini, Andro pulang dulu dengan jeda waktu yang terbilang sangat sebentar. Cukup apa istirahat kalau hanya sebentar, bukannya malah lebih capek jadinya. Itulah yang mami Eva bingung memikirkannya.             Andro pun mulai melancarkan alasan yang sekiranya masuk akal dan bisa diterima oleh maminya. Ia mengatakan akan berjumpa dengan rekan bisnis yang akan membahas tentang project bisnis yang sedang digarap. Andro memang memiliki beberapa bisnis, salah satunya bisnis minuman kekinian yang sedang hype di kalangan anak muda. Tak lupa Andro memberikan kue kesukaan mami yang sebelumnya sudah ia pindah tangankan dari tangan Kang Uus yang juga berdiri tak jauh dari mami dan Bik Aroh berada.             Mami terlihat ragu ketika menerima kue yang Andro berikan. Mungkin mami merasakan bahwa pemberian Andro kali ini ada sesuatu di belakangnya alias ada udang di balik batu. Benar saja, ini adalah salah satu pemberian yang ditujukan Andro agar maminya tak banyak bertanya perihal malam ini yang akan digunakannya kembali untuk keluar rumah. Andro meyakinkan maminya bahwa ia akan serius menekuni bisnisnya akan semakin banyak cabag yang akan di buka kembali. Beberapa gerai usaha Andro masih dalam ruang lingkup Jakarta saja, ia pun baru mulai merintis usaha namun perkembangan usahanya cukup baik di bulan-bulan pertama setelah opening. Mungkin mami pun berpikir bahwa usaha Andro harus dikembangkan agar bisa meluaskan sayap usahanya ke berbagai tempat dan daerah-daerah lain..             Setelah mendapatkan izin, Andro bergegas untuk bersiap. Mandi dan berpakaian rapi untuk bertemu sang pencuri hati. Sambil bersiul riang Andro menyisir rambut cepaknya dan menggunakan gel untuk merapikan rambut hitam yang telah tertata rapi tersebut. Tak lupa Andro mengirimkan pesan kepada Yala. Ia mengatakan bahwa ia akan sampai ke hotel sekitar jam tujuh malam. Nanti Andro akan menunggu di lobby hotel saja. Tak apalah hanya bertemu di sana, pikir Andro. Sebab akan sulit bertemu dengan Yala nantinya apabila gadis manis itu sudah kembali ke kota asalnya.             Andro segera bergegas pergi menuju ke hotel Aryaduta setelah sesudahnya pamit ke maminya dan menghujani maminya beberapa kali ciuman di pipi kanan dan kiri agar maminya semakin luluh. Siapa yang tak luluh di perlakukan seperti itu oleh anak lelaki kesayangan semata wayang. Selama di perjalanan Andro menyetel lagu-lagu romantis. Lagu khas lelaki yang sedang kasmaran.             Sesampainya di hotel Aryaduta, Andro langsung menuju lobby hotel tanpa mengecek gawainya terlebih dahulu. Di pojok sofa yang menghadap dengan pemandangan di luar hotel, ternyata tampaklah gadis yang sedang mencuri perhatiannya nampak asyik membaca buku dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Andro mendekatinya sambil mengucapkan salam. Yala mendongak dan membalas salam serta memberikan senyum yang membuat Andro semakin suka. Ya, rasa suka yang mungkin saja berubah menjadi candu. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD