3. Gugurkan saja

1442 Words
Aku pergi bukan karna aku takut, tapi aku pergi untuk kembali. Kembali membalas rasa sakitku pada kalian berdua. "El, kau yakin ingin menjual apartemenmu itu, bukankah apartemen itu adalah peninggalan dari alm kedua orang tuamu,"tanya seorang gadis cantik seusia dengan dirinya. "Entahlah ren, disisi lain aku tidak ingin menjualnya. Tapi aku harus melakukannya demi kelangsungan hidupku, demi bayi yg tengah aku kandung,"ujar elina menunduk ia tau kedua mata sahabatnya tengah menatap dirinya dengan tajam saat ini. "Ka....u bilang apa el, bayi.....bayi,"tanya gadis bernama renata itu yg tengah menahan nafas saat ini,"el, jawab aku, kau hamil. Hamil anak siapa el, el lihat aku,"panggil renata mengguncang tubuh elina yg tengah bergetar menahan tangis saat ini. "El.....elina,"panggil renata memaksa elina untuk menatap dirinya, membuat wajah elina yg penuh dengan air mata mendongak."kau tidak serius kan, kau hanya bercanda kan,"tanya renata menahan untuk tetap berpikir positif. "Tidak ren, a....ku serius aku tengah hamil saat ini. Aku hamil karna kebodohanku sendiri,"balas elina menggelengkan kepala dengan air mata yg membasahi wajah cantiknya. Tubuh renata terkulai lemas, gadis itu menatap kosong seluruh apartemen mini itu sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa panjang. Air mata renata tanpa sadar mengalir tanpa di minta, suasana hati gadis itu tidak dapat di baca saat ini. Bisa elina lihat jika kedua tangan sahabatnya tengah mengepal erat seakan bersiap meninju siapa pun yg berani mendekatinya. "Siapa ayah dari bayimu el,"cukup lama renata terdiam hingga dirinya mengeluarkan suara nya kembali, sambil menatap sahabatnya yg tengah menahan nafas saat ini,"jangan takut katakan el siapa,"tanya renata kembali. "Bram....Bramantio Damian Dirgantara,"suara elina yg hanya 1x menyebut tapi di indera pendengaran renata berkali - kali terdengar. "Bram......bram yg menghamilimu bagaimana mungkin,"tanya renata mencoba mengontrol dirinya. Flashback on "El, bolehkah aku menceritakan sesuatu yg tidak kau ketahui,"tanya bram setelah cukup lama terdiam di dalam apartemen milik elina. "Apa bram, katakan saja aku siap mendengarnya,"tanya elina sambil menoleh ke arah pria itu. "Sebenarnya aku tidak pernah merasa bahagia dengan pernikahanku el, aku memang mencintai mika tapi aku tidak pernah mendapatkan hak ku sebagai seorang suami. Mika tidak bisa melayani aku sebagai seorang istri dia adalah wanita yg lugu sehingga cara seks saja dia tidak paham. Membuat aku kurang puas akan belaiannya. Coba kau pikir bagaimana kami bisa memiliki anak jika mika terlalu lugu dia bahkan tidak dapat membangkitkan hasrat pria ku. Aku butuh kepuasaan bathin el, aku pria aku butuh belaian,"ujar bram menatap sahabatnya itu yg tengah menatap dirinya teduh. "Bagaimana itu bisa terjadi, yg aku lihat mika adalah wanita yg tidak seperti apa yg terlihat saat ini, bagaimana mungkin dia tidak dapat membangkitkan hasratmu itu, itu tidak mungkin bram,"kata elina merasa tidak percaya, karna setau dirinya mika adalah wanita yg tidak selugu itu bahkan demi tuhan elina pernah melihat mika mencium seorang pria penuh gairah saat semasa SMA. "Itu adalah kenyataan el, kau salah menilai mika, dia adalah wanita polos yg berusaha untuk dewasa tapi tetap saja dia tidak mampu, el maukah kau menjadi penghangat ranjangku bukankah secara finansial kita membutuhkan sebuah belaian. Aku tau kau adalah wanita yg cukup dewasa dan liar, tentu kau butuh sentuhan seorang pria bukan. Dan aku akan memberikannya, kita sama - sama mendapatkan keuntungan. Aku bisa memenuhi hasratmu begitu juga denganmu, jadilah wanita simpananku el dan aku janji akan memberikan apa pun yg kau inginkan. Uang akan aku berikan asal kau bisa membuat aku puas di atas ranjang,"ujar bram tanpa merasakan jika gadis yg tengah ia tawarkan tengah menahan tangis. Sungguh hati elina terasa di remas tapi jika di pikirkan elina mencintai pria itu, bolehkah elina menjadi w***********g untuk mendapatkan cinta dari pria itu, bolehkah elina berbuat dosa demi bersama pria itu. Dan saat itu lah kedua nya mulai melakukan dosa besar, dosa yg hanya akan di tanggung oleh seorang wanita seperti elina, wanita yg tidak memiliki kedua orang tua lagi. "Aah el, kau nikmat sekali sayang aah,"desah bram semakin menggila. "Aah sakit bram sakit,"ujar elina menahan rasa perih baru 1 menit yg lalu dirinya melepaskan ke perawanan nya untuk pria yg ia cintai itu. Flashback off.... ***** "Begitulah ceritanya ren, aku memang adalah wanita yg bodoh entah apa yg merasuki diriku hingga aku menerima tawarannya, tapi demi tuhan aku tidak mengambil sepeser pun uang yg ia berikan padaku. Karna aku masih sadar jika aku mengambil uangnya, itu sama saja aku seperti seorang jalang murahan di matanya,"ujar elina saat menyelesaikan cerita nya. "Kau tahu el ingin sekali aku memukulmu tapi aku masih sadar kau adalah sahabatku, tapi kenapa, kenapa kau bisa sebodoh ini el kenapa kau dengan mudahnya memberikan ke gadisanmu kepada pria yg belum tentu membalas perasaanmu, kenapa el......KENAPA. KAU LEBIH MEMILIH MENGHANCURKAN HIDUPMU DEMI PRIA b******n ITU, KENAPA EL,"teriak renata mengguncang tubuh sahabatnya demi menahan rasa sesak di hatinya, jika boleh jujur ia ikut merasakan rasa sakit yg di rasakan oleh sahabatnya itu. "Hiks....hiks maafkan aku ren, maafkan atas kebodohanku sungguh saat itu aku sedang kalut antara menerima atau tidak. Tapi demi tuhan aku mencintai dia ren, tapi kenapa cintaku dibalas dengan rasa sakit seperti ini,"lirih elina menahan perih di hatinya. "Kau bodoh elina, kau BODOH MELEPASKAN KE GADISANMU UNTUK PRIA b***t seperti bram dan demi tuhan kau di buang, kau DIBUANG EL. DIBUANG HIKS....HIkS,"ujar renata menangis sejadi - jadinya. Perasaaan wanita mana yg tidak merasakan rasa sakit itu, perasaan wanita mana yg tidak merasakan derita sahabatnya. Demi tuhan sahabatnya tengah hamil bahkan tidak ada yg bisa menjamin dirinya saat ini. Anak yg akan sahabatnya lahirkan tidak akan memiliki status. Bayi itu akan lahir tanpa ayah bagaimana mungkin renata tidak merasakan kesedihan itu, bagaimana mungkin sahabatnya sampai berbuat hal diluar naluri nya hingga kini di dalam tubuhnya tengah tumbuh sebuah janin yg akan membebani sahabatnya hingga akhirat Bahkan demi tuhan sahabatnya tidak memiliki sana saudara lagi, wanita itu tumbuh sendiri tanpa bantuan siapa pun dan hari ini masa depan sahabatnya harus kandas karna ulah pria b***t itu. Pria b***t itu menghamili sahabatnya tanpa mau bertanggung jawab. "Hiks....hiks ampuni aku tuhan, ampuni aku, ampuni atas kebodohanku hiks...hiks aku memang bodoh ren aku memang bodoh,"lirih elina pilu. "Sebaiknya kau gugurkan saja kandunganmu el, setidaknya kau tidak akan terbebani oleh bayi itu nantinya,"ujar renata membuat elina menggeleng kuat menolak apa yg di sarankan oleh sahabatnya. "Tidak ren, tidak aku tidak akan menggugurkan bayi ini bayi ini darah dagingku ren hiks....hiks. ibu mana yg akan tega membunuh janin yg tengah ia kandung, tidak, aku tidak mau,"ujar elina menolak. "APA KAU GILA EL, KAU GILA JIKA TETAP MEMPERTAHANKAN JANIN ITU, KAU GILA EL, GUGURKAN kandungmu el ini demi kebaikannyamu,"ujar renata mengguncang tubuh elina tapi wanita hamil itu tetap menolak. "Tidak ren...aku tidak mau, aku tidak mau berbuat dosa lagi tidak hiks..."isak tangis elina semakin menyedihkan. "Aku bilang gugurkan el ini demi kebaikanmu, TOLONG MENGERTILAH EL,"teriak renata frustasi. "AARGGGH,"teriak elina menjatuhkan tubuhnya sambil menekan perut datarnya menahan rasa sakit,"aargh hah.....hah sakit ren, sakit aaarghh,"teriak elina hingga kesadaran wanita itu hilang. "El....el kau kenapa. ELINA KAU KENAPA,"teriak renata menahan rasa takut di hatinya melihat wajah pucat sahabatnya itu,"elina bangun kau kenapa el, el kau kenapa, ELINA BANGUN hiks....hiks maafkan aku, maafkan aku yg sudah memarahimu bangun el, bangun hiks....hiks ber...da.....rah. El kau berdarah, El,"renata tersentak kaget saat telapak tangannya tidak sengaja menyentuh sebuah cairan merah dan di pastikan cairan merah itu keluar dari s**********n wanita itu, membuat tubuh renata terguncang dengan cepat ia berteriak agar bisa mendapatkan pertolongan secepatnya. Renata segera berlari meninggalkan apartemen elina untuk mencari bantuan. "Tolong......tolong.....TOLONG AKU, HIKS....HIKS,"teriak renata mencari bantuan tapi naas disini sepi tentu saja sepi, daerah tempat tinggal sahabatnya memang sepi tapi demi tuhan renata semakin takut dengan cepat ia kembali untuk membantu sahabatnya untuk ia bawa ke rumah sakit. Apalagi ada darah yg keluar dari s**********n milik sahabatnya. "Bertahanlah el, aku akan membawamu kerumah sakit,"ujar renata membawa tubuh elina yg sudah tak sadar kan diri ke belakang punggungnya, tubuh dirinya dan tubuh sahabatnya hampir sama. Membuat sesekali renata hampir terjatuh karna membawa tubuh sahabatnya itu. Kedua mata renata berair dirinya mengutuk dirinya yg bodoh kenapa ia membentak sahabatnya seperti itu padahal sahabatnya tengah hamil. Dan tadi ada darah bagaimana jika.....renata menggeleng kuat sambil membawa tubuh elina di dalam gendongannya sambil mencari taksi. "Aku janji kau akan baik - baik saja el, maafkan aku yg membuatmu sampai seperti ini,"batin renata menahan tangis, tubuh sahabatnya semakin lemah di atas punggung kecilnya, kedua matanya menatap jalanan yg terlihat sepi bahkan tidak ada satu pun kendaraan yg lewat. Tbc,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD