Pertemuan Dua Keluarga

1709 Words
Malam ini keluarga Cruise akan berkunjung ke kediaman Mario Alexander, untuk memenuhi undangan makan malam, sekaligus memperkenalkan Daania pada Evans dan kedua orangtua lelaki yang akan menjadi mertua untuk Daania. Daania terpaksa menginap di rumah yang telah lama ia tinggalkan demi pertemuannya dengan Evans, setelah menikah nanti Daania akan ikut tinggal kemanapun Evans mengajaknya. Diandra tengah memperhatikan Daania yang wajahnya sedang dirias oleh seorang seorang make up artis. Senyum merekah terus terpancar di wajah cantiknya, karena sebentar lagi ia akan melihat adiknya menikah dan berbahagia. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Daania sudah selesai dengan riasan di seluruh tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, malam ini Daania benar-benar terlihat seperti Barbie hidup dengan menggunakan gaun berwarna biru muda dan riasan flawless yang semakin menambah kecantikannya. Diandra menghampiri Daania yang sedang bercermin setelah perias sudah keluar dari kamar. Ia ingin menyampaikan sedikit pesan pada adiknya yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai istri dari Evans. Diandra tepat berdiri di belakang tubuh semampai Daania, lalu kedua tangannya menyentuh bahu sang adik dan mengusapnya dengan lembut. "Daan, kamu harus jadi istri yang baik dan bertanggung jawab pada suamimu, ya. Harus pandai menjaga kepercayaan dan kehormatan lelaki yang akan menikahimu, apalagi Evans itu dari keluarga terpandang dan selalu menjadi sorotan di seluruh mata dunia." "Aku tahu itu kak," jawab Daania ketus, seperti tidak suka dinasihati oleh Diandra. "Layani suamimu dengan baik, dan ketika suatu hari kamu berselisih paham dengan suamimu atau menghadapi suatu masalah, kamu harus bisa menyelesaikannya dengan baik tanpa menyebar luaskan aib keluarga kepada orang lain." "Kakak kok jadi nyumpahin aku dan Evans akan mendapat masalah?" tanya Daania dengan aura ketidaksukaan dan mata melotot. "Bukan nyumpahin Daan, aku hanya memberi nasihat padamu. Kalau bukan aku, siapa lagi yang akan kamu dengar omongannya? Sedangkan setiap Papa memberimu nasihat, kamu tidak pernah mau mendengarkannya." "Iya aku tahu, sudah dong kak jangan kaya Papa yang bawel suka ceramahin aku. Intinya aku tahu statusku setelah menikah nanti." "Setelah menikah nanti kamu akan menjadi tanggung jawab suamimu dan masih tetap menjadi tanggung jawabnya Papa, karena kita anak perempuan. Kalau kamu punya masalah jangan pernah sungkan untuk berbagi cerita sama Papa atau sama aku ya." Daania mengangguk dengan cepat, telinganya terasa panas setiap kali dinasihati. "Iya kak, iya! Udah deh jangan buat aku badmood gara-gara nasihat dari kakak! Aku tuh mau ketemu calon suamiku, aku harus terlihat cantik dan tidak boleh masam." "Maaf ya kalau kakak bawel sama kamu, tapi kamu sudah terlihat sangat cantik dan menawan kok, kamu adalah adik termanis kakak dan pasti Evans akan langsung jatuh cinta saat melihatmu nanti." "Itu sudah pasti kak, lelaki mana yang tidak jatuh cinta melihatku pada pandangan pertama," ucap Daania membanggakan dirinya yang memang betul sangat cantik. Diandra hanya dapat menjawab dengan senyuman. Lalu ia berlalu keluar dari kamar Daania untuk melihat persiapan di lantai 1 dalam acara pertemuan dua keluarga malam ini, yang tinggal beberapa menit lagi keluarga Evans akan tiba di rumahnya. Evans bersama orangtuanya datang tepat pukul 19.00 di halaman rumah kediaman Alexander. Kedatangan mereka disambut hangat oleh para pelayan di rumah yang berjumlah 12 orang dan beberapa pengawal Mario. Mario pun menyambut kedatangan mereka dengan suka cita, menuju hari kebahagiaan anak-anak mereka yang akan menyatukan dua keluarga. Diandra ikut berdiri di samping Mario untuk menyambut kedatangan Evans dan orangtuanya. Diandra tersenyum melihat kedatangan mereka, namun ia segera menundukkan pandangannya saat mata hazel milik Evans menatapnya dengan tajam. Kemudian Diandra mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam rumah dengan ramah, mengantarkan mereka menuju ruang keluarga utama agar bisa mengobrol lebih nyaman lagi. Berbagai macam jamuan sudah pelayan siapkan untuk keluarga terpandang yang menjadi tamu kehormatan Alexander pada malam ini. Sebetulnya Erick dan Mario sudah berteman semasa mereka masih sama-sama lajang dulu, namun kedudukan Erick yang menjadi orang nomor satu sebagai pebisnis tersukses di New York membuat Mario jadi lebih sungkan pada sahabatnya itu. Padahal Erick adalah tipikal orang yang tidak mudah berubah pada sahabatnya hanya karena soal kedudukan yang menjadikannya sebagai orang terpandang. Evans Cruise adalah Putra tunggal Erick Cruise dan Luna Daddario Cruise. Evans adalah anak satu-satunya dari raja properti prestisius. Lelaki keturunan California Amerika serikat, tinggal di Newport beach bersama keluarganya. Memiliki wajah tampan dengan mata hazel yang tajam dan menghanyutkan, hidup lancip serta bibir tipis yang seksi. Evans terkenal dingin, minim ekspresi, berwajah datar dan sangat jarang tersenyum. Evans terjun ke dunia bisnis setelah menyelesaikan pendidikan dengan mendapatkan gelar sarjana bisnis dari University Of Washington. Berkat kerja kerasnya dan kecerdasan yang ia miliki, perusahaan Cruise Company menjadi perusahaan yang memiliki cabang besar di banyak negara. Keluarga Cruise sangat dikenal sebagai pengembang properti kaya raya di Amerika serikat, memiliki anak lelaki yang berprestasi dan berotak jenius. Kekayaan keluarga Cruise disebut mencapai 37,8 miliar dollar AS. Kisah Erick Cruise dimulai dari aksi mengakusisi perusahaan pengembangan properti pada tahun 1980-an. Erick bersama sejumlah investor membeli perusahaan investasi real estate di California bernama Irvine company. Perusahaan yang terkenal sebagai bandar lahan pertanian. Dalam dua dekade pertama, Erick berhasil menjadi pemegang saham tunggal di Irvine company setelah membeli saham yang dipegang oleh rekan-rekannya. Dibawah kepemimpinannya, Erick mengubah nama Irvine company berganti menjadi Cruise company, perusaahan raksasa properti dengan nilai miliaran dolar. Jangkauan Cruise company sektor perumahan, perkantoran dan ritel di seluruh California. Saat Evans menjadi bagian dari Cruise company, ia tidak hanya fokus dengan perusahaan yang Erick lahirkan. Evans lebih dikenal sebagai Presdir British America Tobacco, karena awal mula kesuksesan Evans adalah saat ia awal merintis perusahaan Tobacco yang kini hampir seluruh dunia terdapat cabangnya. Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha, berkat kerja keras Evans selama ini, bisnis yang ia tekuni tidak hanya satu bidang yang berkembang pesat, bahkan Evans juga memiliki bisnis di bidang perhotelan, hotel yang dimilikinya adalah hotel berkelas bintang lima. Ditengah perbincangan Mario dan Erick, Daania datang menuju ruang keluarga menghampiri dan menyapa tamu yang datang, dengan sikapnya yang anggun dan sangat berkelas. Ibu Evans yang bernama Luna Daddario Cruise, segera bangun dari duduk santainya untuk berkenalan dengan Daania. Mereka saling berjabat tangan dan saling berpelukan. Daania duduk di sebelah Diandra dan berhadapan langsung dengan Evans. Matanya terus menatap wajah tampan Evans dan terus mengaguminya dalam hati tanpa henti. "Thank's God. Dia sangat tampan untukku, aku bahagia bisa mendapatkan pasangan seperti dia," batin Daania yang bersorak bahagia. Berbeda dengan Evans, ia terlihat cuek dan seperti tidak menikmati pertemuan ini sama sekali. Namun sesekali matanya melirik sekilas ke arah Diandra yang penampilannya sangat sederhana dan Evans suka menatapnya. Tepat pukul 20.00 Mario mempersilahkan calon besannya untuk menikmati jamuan makan malam, ia mengajak semuanya menuju ruang makan. Di atas meja makan yang panjangnya 2 meter sudah dipenuhi oleh berbagai macam menu makanan khas Indonesia dan Amerika. Kali ini Daania duduk bersebelahan dengan Evans, ia memanfaatkan kesempatan ini agar bisa lebih dekat lagi dengan Evans. "Kamu pilih menu makanan yang mana? Biar aku yang ambilkan," ucap Daania dengan suaranya yang terdengar lembut, ia menawarkan dengan sangat hati-hati dan berusaha melayani Evans dengan baik. "Apa saja yang penting tidak berbahan dari santan," jawab Evans sekenanya. Daania tersenyum menanggapi permintaan Evans, lalu ia mengambilkan beberapa macam menu untuk makan malam calon suaminya. "Silahkan dimakan dan selamat menikmati, semoga kamu suka ya dengan sajian menu makan malam yang ada ini, bersama keluarga kita," ucap Daania terus berusaha membuka obrolan bersama Evans. Evans tidak menjawab apalagi melirik Daania yang sedang berusaha mencuri perhatiannya. Tiba-tiba saja Luna merasa tidak enak dengan sikap dingin anaknya terhadap Daania. "Evans ayo dong ngobrol sama Daania, inikan hari pertemuan pertama kalian sebelum kalian menikah satu bulan lagi." Sebetulnya ini bukan pertemuan pertama Evans dengan Daania, mereka pernah bertemu di acara Tv, namun salah satu di antara mereka enggan untuk menceritakannya pada Luna. Evans memutar kedua bola matanya karena merasa malas untuk menuruti kemauan Ibunya yang barusan diucapakan, namun akhirnya Evans mengalah dan menurut dengan perintah Luna, karena pantang baginya untuk melawan perkataan orangtua, apalagi secara terang-terangan seperti saat ini. "Terima kasih ya Daania. Ayo kita makan bersama, perutku sudah sangat lapar," ucap Evans sembari tersenyum yang sangat dipaksakan. Hati Daania berbunga-bunga saat Evans mengajaknya bicara walau terdengar singkat, namun itu mampu membuat jantungnya berdebar-debar saat melihat Evans tersenyum manis ke arahnya. Daania memulai makannya sambil terus melirik ke arah Evans yang sangat terlihat cool saat sedang makan pun, membuatnya semakin mengagumi sosok Evans. Luna dapat menangkap dengan jelas saat Daania menatap anaknya penuh rasa kagum yang teramat dalam. Luna yakin, bahwa Evans akan bahagia setelah menikah dengan Daania yang begitu sempurna untuk anaknya itu. "Daania sayang, besok datang ya ke rumah Mommy, besok kamu dan Evans akan Mommy ajak untuk fitting gaun pengantin. Soal gedung pernikahan dan lain-lain sudah Mommy handle, tinggal gaun pernikahan saja yang belum," ucap Luna membuka obrolan mereka setelah menyelesaikan makan malam bersama. Daania mengangguk patuh sembari menampilkan sebuah senyuman yang terlihat begitu manis. "Iya Mom, besok Daania akan datang ke rumah." Luna meminta Daania untuk memanggilnya dengan sebutan Mommy, sama seperti Evans saat memanggil dirinya. Sebelum pertemuan malam ini, Luna sempat merasa sedikit kecewa saat Mario memberi kabar bahwa yang akan menikah dengan anaknya adalah Daania, bukan Diandra. Namun rasa kecewa itu sirna sudah saat melihat sosok Daania yang sama lembutnya seperti Diandra, memiliki wajah yang sangat cantik dan nama Daania yang cukup terkenal di dunia keartisannya. "Daania, Mommy sering banget loh nonton film-film kamu di bioskop bareng teman-teman. Terus Mommy tuh ngefans banget sama Chris Evans yang jadi Thor di film favoritnya Mommy, makin bangga deh kamu pernah jadi lawan mainnya si Chris, kapan-kapan ajak Mommy ketemu aktor tampan itu ya, Daan!" seru Luna untuk mengisi kehebohan di kediaman Mario, karena sedari tadi anaknya hanya diam dan tak ingin membuka pembicaraan. Semua yang mendengar seruan Luna tertawa, kecuali Evans yang asik dengan lamunannya sendiri. Ternyata Luna termasuk Mommy milenial yang humoris dan mampu mencairkan suasana. Daania semakin yakin dengan keputusannya yang sudah mengajukan diri sebagai jodoh Evans, dia siap untuk menikah di usia muda jika Evans yang menikahinya, dia juga akan memutuskan hubungannya dengan Tommy, lelaki yang pernah menjadi mantan kekasihnya saat SMA dulu dan cinta mereka bersemi kembali sejak 3 bulan belakangan ini. "Pokoknya apapun demi Evans, aku rela melakukannya, walau harus mengakhiri hubunganku dengan Tommy secara sepihak. Lagipula masa depanku lebih jelas bersama Evans ketimbang Tommy," batin Daania dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD